Mohon tunggu...
Abdi Parasian Simamora
Abdi Parasian Simamora Mohon Tunggu... Lainnya - STAR XIX 2023

Write for eternality (Pram)

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cinta Mengubah Segalanya

27 April 2023   12:48 Diperbarui: 27 April 2023   12:49 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia Romansaloka (sumber gambar : Harian Mistar )

"People Changes Be Better Cause Love"


Suara dentuman keras dari Mobil menabrak pengendara sepeda motor dari arah berlawanan, Duarrrr.... Mobil menabrak sepeda motor Nauli. Nauli terpital jauh dikarenakan berada dalam posisi kencang. Tak lama lokasi kejadian dikerumunin oleh masyarakat setempat dan pengendara yang melintas berhenti. Diketahui bahwa Nauli menyetir dalam keadaan pengaruh alkohol. Segera Nauli dilarikan ke rumah sakit oleh pak Sahata. Dari sanalah cerita perjalanan Muara dan Nauli menemu titik kejelasannya.  


Nauli tinggal di sebuah komplek indekost di kota Medan. Dia sedang berkuliah di salah satu universitas dan menempuh semester 5 di Fakultas Hukum, Nauli memiliki banyak teman dengan latar belakang yang berbeda. Nauli memiliki kehidupan yang tak teratur, suka kumpul dengan teman-temannya minum alkohol, dan kehidupan kuliah yang diambang drop-out. Sering teman indekostnya, Saroha selalu mengingatkan Nauli agar merubah kebiasaannya. Nauli, ingat loh kita kesini untuk berkuliah bukan untuk foya-foya di luar, sahut Saroha ketika Nauli baru saja tiba. Dia diam, dan melaju masuk terus ke dalam dan segera menyambar handuk lalu masuk ke kamar mandi. Tercium bau alkohol yang khas setelah dia balik dari luar.  


Dia bersih-bersih di kamar mandi dan segera menuju kamar tidur karena matanya sudah sangat berat, dan badannya sudah sangat lemas. Dia sempatkan stell alarm jam 08.00 pagi besok. Namun nyatanya dia terlambat akibat pengaruh dari minum alkohol semalaman hingga berdampak telat masuk kelas Hukum Perdata. Dia terlambat, dan Pak Halomoan dosen makulnya sudah duluan tiba di kelas.


Tok...tok... (suara mengetok pintu).


Suara menggelegar pak Halomoan, kenapa kau terlambat!!!! Nauli diam seribu bahasa dan menunduk. Nauli, kenapa bisaaa terlambat!! Dengan gemetar, maaaaf paak Nauli telat bangun. Tak lama nauli akhirnya bisa juga duduk mengikuti kelas Hukum Perdata. Tak biasanya beliau memberikan dispensasi kepada siswa yang suka terlambat. Mengikuti kelas itu hingga pukul 11.45 WIB. Dan setelah kelas, belum saja pak Lomo keluar dari pintu, teman teman satu gang Nauli berencana untuk menghadiri undangan Birthday Party Naura, teman Lamhot. Setelah menyusun beberapa persiapan dan rencana, mereka kembali ke rumah masing-masing. Di jalan menuju pulang, Nauli singgah di sebuah warung nasi memesan 1 bungkus nasi langganan sebelum lekas pergi.


Tak lama tiba di indekost dia makan lahap dengan nasinya. Temannya Saroha belum juga balik. Setelahnya dia rebahan di kamarnya bertemankan ponsel yang menemani hingga kemudian tertidur hingga waktu sore. Ketika Nauli tidur, tak lama Saroha pulang dari kampusnya.


Nauli bangun sekitar pukul 16.30 dan membereskan rumah yang berantakan. Tak lama setelah selesai, dia dikabari lamhot mereka akan berkumpul di Basecamp pukul 19.00. Ditemani dengan ponsel dan gitar, Nauli membawakan lagu demi lagu yang mengingatkan dirinya pada masa lalu. Hingga tak terasa waktu semakin mendekat, dia bersiap-siap dengan memakai setelan kemeja dengan baju jeansnya. Saroha ayok ikut samaku, ucap Nauli. Lain kali saja ya Nauli, aku harus mengerjakan projek kampus. Segera dia melaju dengan motornya. Tiba di sana, semua temannya sudah siap. Ada yang sendiri ada juga yang berpasangan. Nauli beserta teman-temannya segera melaju ke lokasi party.


Melintasi berbagai nama jalan, simpang dan gang sebelum akhirnya tiba di sana. Terlihat dari luar pestanya cukup meriah, di sebuah caf modernis bertipe keluarga. Cukup ramai undangan yang hadir dalam pesta tersebut. Naura yang diketahui Nauli yang jadi pemilik pestanya, segera disalamnya dan mengucapkan selamat sweet 21 years. Setelah menyalami pemilik pesta mereka mengambil posisi duduk yang nyaman, Nauli melihat sosok gadis nan jelita yang sedang asyik memotret di pesta. Dia sangat terpikat dan terpesona dengan gadis itu. Segera tak lama dia sengaja mendekati gadis itu. Heiii... nama aku Nauli, sahutnya (sambil menjulurkan tangannya seraya melempar senyum). Muara, sahutnya membalas dengan senyum. Tak lama mereka berbicang ringan mungkin sekedar bicara passion dan kegiatan sekarang. Singkatnya Nauli mengetahui Muara berkuliah di kampus yang sama dengan jurusan Ilmu Komputer. Boleh aku mengantongi nomor ponselmu tidak, sahut Nauli. Nanti ya saat kita jumpa lagi, jawab Muara. Setelah itu mereka saling kembali ke kegiatannya. Dalam hatinya Nauli menjalani hidup dengan gairah yang lebih lagi.


Seperti biasa meja mereka sengaja membawa Bir andalan dari Basecamp karena mereka paham minuman yang tersaji disana minuman berwarna yang tidak memberikan ketenangan. Jam sudah menunjukkan waktu larut dan perlahan tamu di pesta itu berpulangan. Namun beberapa orang masih di sana menikmati partynya hingga akhir. Tak sengaja ketika memotret, dari kejauhan Muara tak sengaja melihat Nauli dan teman-temannya sedang minum alkohol. Nauli merasa tak bersalah dan segera menghabiskan sisa minuman dan lekas bergegas pulang. Cafnya juga tak lama sudah tutup.


Setibanya di indekost, tolong buka pintunya Saroha, ucap Nauli dengan suara parau. Tak lama saroha membukakan pintu dan memopoh masuk ke kamarnya. Tak butuh lama dia tertidur dengan sangat pulas. Keesokan paginya, tenaganya terkumpul dan segera beres-beres dan kembali ke kampus karena akan mengikuti kelas manajemen penyelesaian perkara. Sesampainya di kampus, nauli masih terbayang-bayang wajah Muara dengan senyum manisnya. Dia segera masuk menuju kelas. Tumbenan kamu nggak terlambat, sahut Lamhot yang juga mabuk semalam. Biasalah takut terus terusan bermasalah, sahut Nauli sambil melempar senyum. Tak lama setelah mereka berbincang, dosen segera tiba di kelasnya. Dia menjelaskan akan mengajar 2 jam ke depan dari total 3 jam dikarenakan ada urgensi rapat dengan kepala fakultas. Mereka semua sangat senang karena akan cepat selesai dan pulang. Dibenak Nauli yeayy... aku akan berkunjung nanti ke fakultas F_IKOM tempat Muara menempuh mimpinya.


Nauli melirik jam di tangannya, menunjukkan pukul 11.30 dan biasanya jam kepulangan anak-anak fakultas Muara. Dari kejauhan Nauli berhasil menemukan sosok Muara, dan bergegas dia menyambanginya. Muaraa...sahut Nauli sambil berlari. Muara diam sambil mengingat-ingat sosok wajah tersebut. Tak lama setelah memutar otak, ternyata dia masih ingat. Hmm ada apa nauli? Ingat nggak janji kemarin, ucapnya. Yang mana? sahut Muara. Yang nomor ponsel loh terabas Nauli. Segera Nauli mmberikan ponsel agar Muara mengetikkan nomornya. Tak lama, Mereka berpisah disana, dan nauli segera menuju parkiran untuk mengambil motornya sebelum menjajaki jalanan menuju indekostnya. Tak lupa nauli singgah di warung nasi langganan sebelum akhirnya lanjut kembali ke tujuannya. Sesampainya di indekost, segera dia mengambil ponsel dan mengabari Muara bahwa dia sudah sampai di rumah. Kring, bunyi balasan Muara, aku juga sudah di rumah kok, ucapnya. Dari sana pesan demi pesan mereka sahut menyahut dalam kolom chat mereka. Tiba pada suatu waktu, Nauli memberanikan diri menelpon Muara perihal mengutarakan rencananya.


Bunyi ponsel Muara berdering, segera dia melihat Nauli menelpon dan segera mengangkatnya.
Ada apa? tanya Muara.
Nauli segera mengutarakan rencananya mengajak Muara nongki bareng di salah satu caf terbaik di sana.
Boleh ya ikut denganku? minta Nauli.
Tak langsung dijawabnya takut dia memiliki kegiatan di hari itu.


Esok aku jawab ya, sahut Muara. Tak lama telepon mereka selesai, dan saling istirahat karena besok sabtu mereka akan melanjutkan kegiatan. Esoknya, karena merasa berhutang jawaban, Muara mengonfirmasi bahwa dia bersedia untuk ikut nongki bareng dengannya. Betapa Nauli sangat senang saat itu. Kujemput nanti di rumahmu ya, jam 19.00 WIB ya sahut Nauli. Antusias mereka berdua untuk sampai di pukul 07 malam akhirnya kesampaian juga. Betapa Nauli berhasil membawa Muara untuk melintas di jalan malam bertemankan cerita ringan.


Sesampainya di Caf mereka memarkir dan mencari lokasi duduk ternyaman di kafe itu. Mereka memilih tempat duduk di lantai dua luar sehingga dapat menyambangi pemandangan langit yang teduh. Lama berbicang, hingga sampai pada inti cerita Nauli memberanikannya. Muara, aku menyayangimu; maukah kau menjadi kekasihku? minta Nauli.


Muara terdiam (tak menyangka secepat itu Nauli manaruh rasa padanya). Jangan sekarang ya jawabnya. Seketika perasaan Nauli terkejut dengan jawabannya. Jam sudah larut, mereka kembali pulang dari sana. Menyambangi parkiran dan mereka melintasi jalanan yang sudah sepi hingga tiba di rumah Muara. See you dan makasih ya ucap Nauli sebelum akhirnya pulang ke indekost. Di perjalanan dia dihubungi teman teman satu Basecampnya, agar merapat ke lokasi.


Segera Nauli membelokkan ke arah tujuannya. Di sana mereka menikmati jamuan andalan beberapa minuman beralkohol ditemani lagu-lagu lawas 90-an. Mereka minum hingga larut sekitar 24.00 lewat, sebelum akhirnya balik ke indekost. Nauli melintas dengan sangat kencang melintasi jalanan dan masih terbayang dengan jawaban Muara.


Hingga hal yang tak diinginkan terjadi sepeda motor yang ia tumpangi menabrak mobil yang tiba-tiba muncul dari arah berlawanan. Nauli terpintal jauh dan suasana menjadi ramai. Segera dia dilarikan ke rumah sakit terdekat yang setelah diketahui dia adalah pak Sahata. Selanjutnya berita kecelakaan itu terdengar sampai ke telinga Muara keesokan harinya.


Dia merasa bersalah dengan Nauli karena kejadian itu, segera dia menyambangi ke rumah sakit tersebut. Dari pintu kamar tempat Nauli dirawat, Muara menitikkan air mata melihat kondisi Nauli yang cukup parah dengan kepala dibalut oleh perban dan beberapa luka di bagian tangan dan kaki.


Dia mendekati Nauli dan membisikkan kata "aku menyayangimu juga lekas sembuh ya, ucap Muara".
Hingga Nauli berhasil sadar dan terkejut ada Muara disana. Setelah beberapa lama di sana, Muara juga mengutarakan perasaannya kepada Nauli.
Aku juga menyayangimu, namun pintaku kau harus berubah dari kebiasaan minum-minum alkoholmu, curhat Muara.


Aku boleh saja menaruh hati untukmu namun jika dengan dirimu saja kamu tidak sayang bagaimana kamu bisa menjagaku, ucap Muara. Kata-kata itu sangat membekas di hati Nauli, dan dia memutuskan untuk berhenti dari kebiasaan buruknya untuk dapat memulai hubungan yang serius dengan Muara. Betapa dia juga menunjukkan perubahan yang baik baik pola hidup, kuliah dan pergaulan. Dia sering menghabiskan waktunya dengan Muara.

Asrama Kudus Polbangtan Medan, Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun