Candu ketika memandangimu dari kejauhan
Matahari yang bersinar terik di siang
Akan kembali bersembunyi ke sarangnyaÂ
Temaram hadir dengan begitu canduÂ
Sebelum malam menyapa dengan gelapnya
Aku sengaja mengisi kegiatan sorekuÂ
Dengan olahraga ringan di ancak kebun sawit
Sekedar membuang penat riuhnya perihal semester akhir di kepalaku
Kebiasaan yang sangat positif untuk kesehatan fisik dan mentalÂ
Sebelum dihadapkan dengan kenyataan hidup lekas kuliah yang pasti jauh lebih berat
Aku seringkali tak tahu harus mengekspresikannya bagaimanaÂ
Namun sejujurnya kami tertekan dengan tugas akhir ini
Kami pikir dia akan menyapa di kala kami sudah benar-benar siap
Namun jauh sebelum ada kata siap, kami harus bertempur
Bukan dengan senapan dan alat perang, yang tidak kami bawa
Namun kami berserah akan sampai dimana kami dibawanya bingung
Sejenak aku menghilangkan itu dari benak pikiranku.
Sama saja membawanya dalam khawatir juga tidak sehasta pun membuat dunia menjadi lebih baikÂ
Temaram yang hadir dengan begitu indahnya, wajib dinikmati
Tentang aku yang mengaguminya ketika dirimu mengenalkannya
Aku suka senja saat itu tentang kita yang menunggu kedatangannyaÂ
Dan tak merelakan kepergiannya walau ia akan datang kembali
Kita ingin dia kekal, namun itu hanya hope belakaÂ
Tentang Temaram di Bumi Teluk Panji, aku mengagumimu dengan sungguh
Masa depan + harapan + mimpi semoga membawa kita bertemu kelak.
B6_Kebun Sawit ABM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H