Mohon tunggu...
Muhamad Abdi Setiawan
Muhamad Abdi Setiawan Mohon Tunggu... Human Resources - On S'engage Et Puis Au Voit

Terus belajar untuk menapak asa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar untuk Walk The Talk

28 Februari 2021   22:15 Diperbarui: 28 Februari 2021   22:37 2753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi kodrat bahwa setiap individu merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri. Ada banyak sifat yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin sehingga dia dapat mengatur dirinya sendiri dengan baik dan akan lebih hebat lagi jika dapat mempengaruhi orang lain. Salah satu sifat pemimpin itu adalah walk the talk.

Sebagian dari kita mungkin menganggap ini adalah sepele, beranggapan hal tersebut sudah pasti ada dalam seseorang. Lalu, apa itu walk the talk? bila kita terjemahkan dalam Bahasa Indonesia walk the talk adalah dimana perbuatan yang dilakukan sinkron dengan apa yang dikatakan. Mari kita simak uraian di bawah terkait sifat ini agar bisa lebih dimaknai lebih dalam.

Sifatwalk the talk ini sudah banyak dipraktikkan oleh tokoh pemimpin nasional, sebut saja Ignasius Jonan yang meninggalkan legacy begitu luar biasa di dunia perkeretaapian Indonesia. Beliau memperlihatkan bagaimana seharusnya leader itu bekerja, mencoba mencari dan memecahkan masalah yang sudah menahun di kereta api, bahkan untuk menyelami akar permasalahan di kereta api, Jonan hanya 3 bulan pulang ke rumah, selebihnya dia berkeliling ke hampir seluruh stasiun, tak jarang Jonan juga tertangkap sedang tidur di kereta. 

Dari sini kita melihat bahwa permasalahan yang ada itu benar-benar harus kita lihat dan rasakan secara langsung bukan hanya mendengar dari orang lain yang belum tentu benar sumber masalahnya adalah itu, See and Action. Bisa kita rasakan hasilnya sekarang tho, stasiun-stasiun tertata rapi, toilet bersih, seluruh kereta api kini full ac, dan yang paling penting kesejahterann pegawai meningkat.

Dalam BukuSelf Disruption karya Rhenald Kasali disana mengutip salah satu kutipan buku Walk The Talk (2007) tulisan Eric Harvey & Stere Ventura seperti ini: People hear what we say but see what we do and seeing is believing, dan words are just words unless you live by them. You have walk the talk. Dari potongan kutipan ini kita lihat begitu besar dampak walk the talk dengan cara lead by example seperti yang dicontohkan Jonan diatas, sehingga otomatis bawahan keseluruhan mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh pemimpinnya.

Contoh lain dalam Buku Self Disruption juga dapat dilihat bahwa walk the talk dilakukan pemimpin perusahaan dalam rangka melakukan efisiensi dalam unit usahanya, seperti dengan cara mengurangi biaya operasional yang tidak terlalu genting sifatnya seperti penggunaan jet/helikopter pribadi, menumpangi pesawat dengan kelas bisnis, menginap di hotel berbintang 5 dalam kunjungan dan lain sebagainya. Jika bukan pemimpin yang langsung melakukan bagaimana mungkin para bawahannya dapat mencontoh hal tersebut.

Rhenald Kasali juga berbagi kisah ketika ia mendengar cerita dari Edwin Soeryadjaya Presiden Komisaris Adaro yang suatu ketika Edwin dan Sandiaga Uno sedang menuntaskan pembelian saham adaro dari Deutshe Bank di Singapura. 

Rapat berlangsung hingga pukul 23.00, Sandi berbisik nahwa waktu sudah malam dan mengajak Edwin untuk menginap di hotel. Lalu Edwin menjawab sekarang sudah pukul 23.00 dan pesawat ke Indonesia besok berangkat puku 07.00, jika menginap di hotel hanya untuk tidur sebentar buat apa membuang-buang uang lebih baik langsung ke Bandara Changi dan tidur di sana. 

Padahal sebelumnya Edwin dan Sandi baru saja menuntaskan transaksi senilai USD 56 Juta dan lebih memilih menginap tidur di bandara. Dari sini kita menarik kesimpulan bahwa efisiensi dan hemat itu datang dan tertanam pada diri sendiri seiring berjalannya waktu dengan mengamalkan sifat walk the talk tadi.

Sekali lagi, sifat walk the talk ini tidak datang begitu saja, akan tetapi terbentuk atas tempaan dan pengalaman yang dialami, bahkan sekaliber Doktor bahkan Profesor yang sudah malang melintang dan pun bisa luput dari sifat walk the talk ini karena satu dan lain hal. Menyatakan komitmen anti kepada korupsi namun pada akhirnya tertangkap OTT oleh KPK atas kasus korupsi. 

Apabila kita mulai mengimplementasikan Walk The Talk mulai dari sekarang dalam diri masing-masing nantinya jiwa integritas, jujur dan mendapat kepercayaan akan pasti ikut menyusul dan memberikan dampak yang positif minimal untuk diri sendiri dan orang sekitar kita. Mari kita saling instropeksi masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun