Mejelang Pesta Demokrasi pada 9 Juli Mendatang rupanya ada duel pasangan Prabowo-Hatta Vs Jokowi-Kalla yang akan memeriahkan Pesta tersebut. Banyak asumsi dan Opini yang bertebaran di Media dan portal-portal berita seperti di sini di kompasiana tercinta :-). sebagai kompasianer amatir saya pun jadi ikut-ikutan karena semakin panasnya pergolakan isu politik sehingga menguap menjadi fitnah-fitnah yang diarahkan kepada dua kompetitor yang di jagokan oleh masing-masing pendukungnya. sebagai orang awam saya tidak ingin terlarut dengan isu-isu dan opini murahan di media, saya lebih suka melihat secara netral kekuatan yang dimiliki oleh kedua pasangan duel itu.
Menurut saya:
Pasangan capres dan cawapres Prabowo-Hatta dianggap lebih cerdas dibanding dengan pasangan Jokowi-Kalla. Ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan salah satu peneliti LSI yang gak saya sebutkan namanya.
Menurut saya Prabowo juga lebih tegas dari Jokowi.
bahkan selain lebih cerdas dan tegas, Prabowo-Hatta juga memiliki pengalaman di pemerintahan. Minimnya pengalaman Prabowo di pemerintahan dapat ditutupi oleh Hatta yang memiliki segudang pengalaman sebagai menteri selama lebih dari 10 tahun.
Terakhir, Hatta menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II sebelum mengundurkan diri. Sebelum menjadi Menko, Hatta juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan dan Menteri Sekretaris Negara. Pada era Presiden Abdurrahman Wahid, Hatta juga pernah menjadi Menteri Riset dan Teknologi.
Namun saya rasa seperti pasangan Jokowi-Kalla, pasangan Prabowo-Hatta juga harus gencar melakukan sosialisasi ke publik, karena paket kedua pasangan capres-cawapres belum dikenal oleh publik. Elektabilitas cawapres juga belum mampu mendongkrak elektabilitas capres.
Pasangan Jokowi-Kalla juga punya daya tarik yang kuat untuk mendongkrak pemenangan di pilpres mendatang, pasalnya yang saya lihat mantan wali kota solo itu selalu menjadi pujaan kompasianers dan trending topic di beberapa portal media online. saya harap itu jangan dianggap remeh oleh kubu prabowo-Hatta walaupun secara logika mantan Kostrad dan menkeu itu yang akan memenangkanya.
seperti kata pak Amin : "Jangan Takabur dulu karena diatas langit masih ada langit".
Pasangan Jokowi-Kalla diusung oleh empat partai politik yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Hati Nurani Rakyat. Koalisi keempat partai melampaui syarat pengajuan pasangan capres-cawapres sebesar 25 persen suara nasional yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum.
Perolehan suara PDIP pada pemilu legislatif lalu sebesar 23.681.471 (18,95 persen), Partai Nasdem sebesar 8.402.812 (6,72 persen), PKB sebesar 11.298.957 (9,04 persen) dan Hanura sebesar 6.579.498 (5,26 persen).
Pasangan Prabowo-Hatta didukung oleh enam partai politik dan juga melampaui syarat yang diajukan KPU. Pada pemilu legislatif lalu Partai Gerindra berhasil meraih 14.760.371 (11,81 persen). PAN meraih 9.481.621 (7,59 persen), PKS meraih 8.480.204 (6,79 persen), PPP memperoleh 8.157.488 (6,53 persen).
Sementara PBB meraih 1.825.750 (1,46 persen) dan dinyatakan tidak berhasil melampaui ambang batas pemilu atau electoralthreshold. Partai Golkar berhasil meraih posisi kedua ada pemilu lalu di bawah PDIP. Partai Golkar berhasil meraih 18.432.312 (14,75 persen).
Melihat kalkulasi perolehan suara di atas jelas meminjam itilah bang malih "Secara Logika" pasangan Prabowo-Hatta yang akan menang di pilpres mendatang. akan tetapi pada akhirnya semua urusan kembali kepada Tuhan, kita sebagai makhluk-NYA hanya bisa ikhtiyar (Usaha & Do'a) agar pasangan yang akan memenangkan pilpres 9 juli nanti adalah pemimpin yang baik, tegas, jujur dan adil buat bangsa ini. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H