Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Presiden Datang Macet pun Tiba

23 Agustus 2011   16:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agaknya judul di atas kerap dialami oleh warga masyarakat, terutama di daerah perkotaan. Kemarin (22/08/2011) saat Presiden kita Pak SBY berbuka puasa bersama dan bersilaturahmi dengan warga sekitar Ciawi, Bogor, di Masjid Biru At Tohirin, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, dalam rangkaian acara hari pertama Safari Ramadhan beliau, jalanan menuju ke Masjid tersebut pun ditutup. Kendaraan yang berasal dari arah Sukabumi dan arah Pasar Ciawi dihadang sementara demi lancarnya kedatangan Bapak Presiden dan rombongan ke masjid tersebut. Macet pun tak dapat dihindari. Apalagi akses dari dan menuju Sukabumi cuma dari jalan raya itu.
Kebetulan, tempat saya bekerja tak jauh dari masjid megah tersebut. Saat kendaraan saya keluar dari daerah Warung Nangka menuju Ciawi, macet sudah di hadapan saya. Untungnya, saya langsung ambil keputusan untuk berbelok ke kanan (arah Sukabumi) mencari alternatif lain menuju Ciawi. Tak terbayang, kalau saya tetap ambil arah kiri menuju Ciawi, tentu saya harus bersabar menunggu iring-iringan Bapak Presiden sampai ke masjid tersebut. Otomatis saya pasti berbuka di jalan, sudah risiko memang sebagai warga biasa. Kita harus mengalah dan bersabar agar pemimpin kita itu bisa sampai tujuan dengan lancar dan tanpa hambatan.
Lagian, percuma juga saya ngedumel di bulan puasa ini apalagi protokoler di jalan raya memang demikian adanya, lebih memprioritaskan pejabat penting seperti Presiden. Dalam hati saya cuma berkata, "Betapa enaknya jadi pejabat, semua serba diprioritaskan". Sesampai di Pasar Ciawi, kemacetan pun belum usai. Kesengsaraan di jalan raya itu baru terlepas ketika kendaraan saya sampai di tol Jagorawi menuju Cibubur, sementara Bapak presiden yang saya pilih untuk kedua kalinya itu sedang menyantap hidangan berbukanya dengan para jemaahnya. Dan saya, sukses tak berbuka hingga tiba di rumah sekitar pukul 7 malam.
Demikian pula saat Obama, Presiden Amerika Serikat berkunjung ke Universitas Indonesia (UI), Depok, sekitar setahun yang lalu. Kebetulan lagi, rumah saya tak jauh dari universitas termasyhur di seantero Nusantara itu. Saat keluar dari gang rumah saya menuju daerah Kelapa Dua Mako Brimob, saya dengan sukses sudah dihadang oleh macet yang parah, padahal jam baru menunjuk (sekitar) pukul setengah tujuh pagi. Maklumlah, semua kendaraan dari dan menuju UI dialihkan sementara, terserah mau lewat jalan mana saja, asal bukan menuju UI. Akses UI hanya diperuntukkan bagi Presiden Obama dan para undangan yang akan mendengarkan kuliah umumnya.
Saya yang sudah terlanjur ambil jalan menuju Kelapa Dua Depok hanya bisa pasrah menikmati kemacetan yang tiada taranya, menanti mukjizat yang tak kunjung datang. Biasanya, saya hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit atau kurang dari itu untuk sampai ke daerah Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Gara-gara macet tersebut, saya pun sukses sampai markas tersebut sekitar 2 jam kemudian. Dan akhirnya, saya pun telat sampai kantor dengan sukses pula.
Sekali lagi, saya tetap memaklumi keadaan itu, bukankah orang sabar selalu dikasihani Tuhan? Saya pun berharap demikian. Demi tugas-tugas seorang Presiden, saya juga bisa memaklumi fakta ini, kalau Presiden datang macet pun tiba. Dan itu sudah menjadi pemandangan biasa yang akhirnya jadi lumrah.

Sumber gambar: http://media.vivanews.com

Tulisan-tulisan lainnya

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun