Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bang Nazar Sudah Menjadi Bang Toyib

5 Juli 2011   02:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:56 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bang Nazar sudah menjadi Bang Toyib, dia tak mau pulang-pulang. Banyak yang merindukannya. Selain keluarga Bang Nazar, KPK, Polisi, dan teman-temannya di Partai Demokrat juga merindukannya. Bang Nazar pun dicari-cari oleh mereka. Abrakadabra, pusssssss, seperti Tante Nunun, Bang Nazar pun menghilang, tak ketahuan rimbanya. Tak ada satu pun dari mereka yang bisa menemukan dan membawa Bang Nazar pulang. Katanya sih, Bang Nazar di Singapur, negeri tempat minggatnya para koruptor. Dari tempat minggatnya itu, Bang Nazar pun berkicau. Katanya, dia akan bongkar semua pihak yang terlibat. Melalui BlackBerry Messanger-nya yang disebar pada wartawan, Bang Nazar menyebut nama Anaz Urbaningrum, Andi Mallarangeng, dan beberapa orang lainnya yang selama ini saya anggap tokoh-tokoh panutan dan jujur sebagai pihak-pihak penerima uang suap tersebut. Nama Mbak Angie yang cantik dan saya kagumi itu juga ikut disebut-sebut, twiiiiing, makin ancur aja nih negeri andai itu benar. Kemarin, Bang Nazar sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK karena melanggar Pasal 5 Ayat 2 dan atau Pasal 12 huruf a dan b, dan Pasal 11 Undang-Undang tentang Tindak Pidana Korupsi. Anehnya, KPK belum dapat mengungkapkan peranan Bang Nazar dalam kasus wisma itu. Bang Nazar pun tak rela dirinya ditetapkan sebagai tersangka. Dia merasa dirinya selalu dianggap bersalah dalam kasus dugaan suap Sesmenpora terkait pembangunan Wisma Atlet Sea Games di Palembang. Padahal, Bang Nazar mengaku tidak pernah menerima sepeser uang pun dari kasus Menpora itu. Makanya, dia pun jadi bingung sendiri dan menilai itu semua rekayasa. Wuih, makin aneh aja ya, kalau Bang Nazar tak terlibat, darimana dia tahu ya orang-orang yang terlibat dalam kasus suap tersebut. Apa karena Bang Nazar merasa dijebloskan sendiri ya, jadi pengen ngajak teman-teman dekatnya itu, entahlah. Kalau baca kasus Wisma Atlet itu, hati saya jadi panas sendiri nih. Gile ye, buat Sea Games aja sudah begitu, gimana kalau Olimpiade, bisa-bisa korupsi jemaah dueh mereka. Aji mumpung, begitu kata-kata mereka. Kalau gak sekarang, kapan lagi ya bisa nikmatin duit segitu banyak. Mumpung berkuasalah, mumpung punya jabatanlah, mumpung punya pengaruhlah, mumpung .... (teruskan sendiri aja) Dengar-dengar, hearing-hearing, Bang Nazar tak mau diadili di Indonesia. Katanya, pengadilan di Indonesia pasti menyudutkannya dan tak akan berlaku fair pada kasus hukumnya. Kalau alasan ini saya percaya banget, dan setuju dengan Bang Nazar. Selama penegak hukumnya masih bisa disuap, hukum di negeri ini masih bisa direkayasa. Coba tengok kasus Gayus, kasus Antasari Azhar, kasus nenek-nenek yang dituduh nyolong kakao, dan kasus-kasus anomali hukum lainnya. Wajar jadinya kalau Bang Nazar tak mau pulang-pulang selama hukum di negeri ini tak bisa fair. Dari radio tetangga, sayup-sayup saya denger lagunya Bang Toyib, Bang Toyib, Bang Toyib Mengapa tak pulang-pulang? Anakmu, anakmu panggil-panggil namamu Bang Toyib, Bang Toyib kapankah abang kan pulang anakmu, anakmu rindu ingin bertemu (Bang Thoyib, Bang Thoyib) ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun