Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Indonesia Tak Siap Perang Cyber

5 Juni 2011   02:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:51 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di halaman 10 Kompas cetak kemarin (04/06/2011) mengabarkan bahwa China Telah Siapkan Tentara "Cyber". Tujuannya adalah untuk menghadapi serangan peretas (hacker) yang makin menjadi-jadi. Para tentara cyber ini akan memiliki kemampuan dalam penguasaan atas peperangan di dunia maya atau cyber tadi. China sangat serius menghadapi perang cyber tersebut karena media internet atau dunia maya sangat berperan dalam memicu efek domino atas kejatuhan suatu pemerintahan. Masih ingatkan dengan Revolusi Melati yang memicu kejatuhan sejumlah pemerintahan beberapa waktu lalu. Peran paling besar dalam keberhasilan revolusi tersebut adalah peran media internet. Andai media internet (dalam hal ini media sosial) tak ada, barangkali revolusi itu tak akan pernah menyebar ke negara-negara lain dengan begitu cepat. Itulah salah satu kekhawatiran Cina. Untuk menghadapi perang cyber, Cina telah membangun pasukan khusus yang disebut sebagai Tentara Biru, tugas utamanya adalah memperkuat ketahanan Cina di dunia maya. Bahkan China telah menggelar latihan perang untuk mewujudkan hal itu. Senjata yang digunakan adalah virus dan spam dalam jumlah besar. Demikian pula dengan Amerika Serikat dan Australia. Kedua negara ini juga sudah bersiap diri untuk menghadapi perang cyber. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia diyakini tak siap menghadapi perang cyber. Selain membutuhkan dana yang besar, para elit penguasa kita pun masih sibuk dengan urusan lain. Banyak masalah yang dihadapi negeri ini, mulai dari masalah transportasi yang makin acak kadut hingga masalah kemacetan yang masih juga tak beres-beres. Ngurusin transportasi dan kemacetan saja tak mampu, gimana mau ngurusin perang cyber. Belum lagi masalah korupsi yang makin beranak pinak dan kasus penegakan hukum yang makin tak jelas. Itulah nasib bangsaku yang dikuasai oleh yang bukan ahlinya, lha wong Jakarta saja diurus sama yang (ngakunya) ahli masih pusing tujuh keliling mikirin macet dan banjir, gimana mau ngurusin perang cyber. Negara lain sudah maju 10 langkah, negeri kita masih berkutat sama masalah yang itu-itu terus, jalan di tempat kalau tak mau disebut jalan mundur. Negara lain sudah siap menghadapi perang cyber, lha negeri kita, menghadapi ketamakan diri sendiri saja masih belum mampu, gimana mau menghadapi perang cyber. Itulah negeriku, nasibmu tak sebaik negeri lain akibat orang-orang yang tak becus mengurusimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun