Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Ada Kebaya di Pernikahan William-Kate

29 April 2011   17:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:15 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1304097119331771355

Pernikahan Pangeran William dengan Kate Middleton merupakan pernikahan terbesar di abad ini. Sekitar 4 milyar pasang mata menyaksikan ritual pernikahan anggota kerajaan Inggris tersebut, termasuk saya. Saya tak perlu bercerita bagaimana ritual itu berlangsung karena media dengan senang hati telah menceritakannya buat Anda secara berulang-ulang.

Para tamu yang hadir dalam pernikahan akbar itu tentu orang-orang penting dan terpilih. Kalaupun bukan orang penting, tentu orang itu memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kedua mempelai hingga mereka mendapatkan undangan secara resmi. Para undangan memakai busana atau pakaian istimewa yang khusus mereka siapkan untuk acara Pernikahan Pangeran William dengan Kate Middleton itu. Namun, pakaian yang mereka kenakan tidak boleh mencolok dan tidak boleh berwarna putih biar tak lebih menonjol dari mempelai wanita. Aturan pihak kerajaan ini mengingatkan saya pada film bollywood. Di film bollywood, setiap sang bintang wanita menyanyi dan menari, penampilannya (baik busana maupun kecantikannya) akan lebih menonjol ketimbang para penari latarnya. Hal ini dimaksudkan agar mata penonton tetap tertumpu atau fokus pada sang bintang wanita.

Dari sekitar 1900 undangan yang hadir itu tak ada satu pun yang memakai kebaya. Padahal saya ingin sekali melihat salah seorang tamu pernikahan tersebut memakai kebaya. Andai ada yang memakai kebaya pasti orang itu berasal dari Indonesia atau pernah ke Indonesia. Namun saya yakin, kebaya tentu akan dilarang di perhelatan tersebut karena seorang wanita yang mengenakan kebaya akan kelihatan lebih anggun dan bisa menjadi pusat perhatian orang sekitarnya. Bahkan bagi saya, wanita berkebaya itu lebih kelihatan sexy karena lekuk-lekuk tubuh si pemakai akan kelihatan lebih menonjol. Hal ini tentu saja tak diharapkan oleh pihak kerajaan. Padahal sebelum tahun 1600, kebaya merupakan pakaian yang hanya dikenakan oleh keluarga kerajaan di Pulau Jawa. Jadi, tak sembarang orang yang bisa mengenakan kebaya pada masa itu.

Kini, aturan pemakaian kebaya sudah lebih longgar, kebaya tak hanya dipakai oleh kalangan kerajaan atau bangsawan di Jawa semata tetapi sudah merambah ke semua kalangan. Meski demikian, kebaya tetap dikenakan pada acara-acara penting seperti pernikahan, acara budaya, dan acara-acara yang bersifat formal lainnya. Saya pun berandai lagi, andai kebaya dijadikan dresscode di acara pernikahan William-Kate, saya yakin semua wanita yang hadir di situ akan terlihat lebih anggun. Saya mencoba membayangkan Ratu Elizabeth II dan Camilla Parker Bowles - ibu tiri Pangeran William mengenakan kebaya dengan sepatu high heels-nya, tentu mereka akan kelihatan lebih anggun dan berwibawa.

Sayang memang, kebaya cuma milik wanita Indonesia, bukan milik wanita Inggris. Padahal kebaya lebih bersifat universal, wanita mana saja akan pantas mengenakan busana khas Indonesia itu. Kalau Anda melihat calon istrinya si Ibas,  Siti Ruby Aliya Rajasa saat acara pertunangannya, Anda akan berdecak kagum, betapa anggunnya dia saat berjalan melangkah menuju kursinya. Andai itu dikenakan Kate saat acara pernikahannya, tentu Kate tak hanya cantik tapi tampak lebih anggun dan berwibawa. Tapi itu tetap tak mungkin.

Saya pun terus mengkhayal, kalau Kate, Ratu Elizabeth II, Camilla, dan para tamu wanita undangan lainnya mengenakan kebaya, dan diiringi musik gamelan yang bertalu lembut, serta diiringi tarian pengiring pengantin seperti Cuculampah dan Nyondro, tentu acara pernikahan William-Kate akan lebih sakral lagi. Dan saya pun tetap mencintai kebaya walau khayalan saya tak menjadi kenyataan. Berkat kebaya, wanita Indonesia jadi lebih cantik dan anggun, secantik dan seanggun ibu pertiwi, Indonesia. Kebaya memang paling Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun