Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Flirting, Social Media, dan Seks Bebas

7 Maret 2011   00:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:00 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Jeffrey Hall, PhD, seorang asisten profesor dari studi komunikasi di University of Kansas, flirting menggambarkan seluruh pendekatan yang dilakukan seseorang untuk menunjukkan minat secara romantik (KOMPAS Female). Semua gerak-gerik, pandangan mata, kata-kata rayuan yang diberikan seseorang dan bertujuan untuk menarik perhatian dan menunjukkan minat pada seseorang (lawan jenis/sejenis) lainnya secara romatik dapat digolongkan sebagai flirting.  Tak hanya itu, flirting bukan hanya mengenai pembicaraan, namun juga gerakan tubuh atau body language, dan tatapan mata. Daya tarik seorang individu dalam flirting sangat ditentukan oleh bagaimana cara dia berkomunikasi dengan seseorang yang dia sukai. Flirting akan berhasil apabila komunikasi yang dilakukan berlangsung dengan baik. Sadar atau tidak, setiap manusia pasti pernah melakukan flirting. Apalagi secara biologis, manusia memang diprogram untuk melakukan itu. Hal ini berkaitan erat pula dengan urusan seksualitas dan reproduksi. Tanpa flirting, hampir mustahil manusia itu dapat membina hubungan dengan manusia lainnya, terutama dengan lawan jenisnya. Bahkan flirtingtidak harus dilakukan secara sadar. Seseorang yang melakukan flirting tanpa sadar dapat menarik perhatian dan minat orang lain. Gerak-gerik tubuh seperti yang disebut di awal tadi dapat memberi kontribusi yang besar terhadap flirting yang dilakukan tanpa sadar tersebut. Senyuman dan tatapan mata merupakan gerak tubuh yang paling sering memancing minat orang lain ketika berlangsungnya suatu proses komunikasi. Demikian pula dengan tanda-tanda khas yang dimiliki oleh seseorang seperti lesung pipit dan barisan gigi putih yang bersih dan rapi dapat menjadi nilai tambah lain bagi keberhasilan suatu flirting. Dewasa ini, perkembangan dan kemajuan sosial media seperti Facebook pun menjadi salah satu sarana yang ampuh dan efektif untuk melakukan flirting. Dalam sebuah laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh Men’s Fitness dan  Shape magazine baru-baru ini, serta dilansir oleh ABC News menyebutkan bahwa hampir 60% pria yang disurvei menyatakan bahwa flirting yang dilakukan lewat media sosial akan mempercepat hubungan dengan pasangan mereka langsung berlanjut di atas tempat tidur. Sedang 80% perempuan menyatakan bahwa seks akan lebih cepat terjadi lewat media sosial, karena menurut mereka flirting atau komunikasi lewat media atau jaringan sosial menjadi lebih mudah, terutama dalam membangun suatu koneksi yang intim. Demikian pula dalam sebuah laporan yang dilansir oleh website berita Guardian milik Guardian Media Group yang berbasis di Inggris. Menurut hasil survei yang dilakukan di Amerika Serikat menyebutkan bahwa satu dari lima pengguna MySpace dan Facebook mengakui bahwa mereka menggunakan media sosial tersebut untuk flirting. Hasil survei Pew Internet dan American Life Project juga menemukan fakta bahwa 22% dari pengguna MySpace dan Facebook mengaku bahwa mereka menggunakan dua situs tersebut untuk flirting. Walau sebagian besar pengguna media sosial bertujuan untuk melakukan kontak dan menghubungi teman lama (sekitar 89%), 57% untuk membuat rencana dengan teman, dan 49% digunakan untuk membuat kontak baru atau mencari teman baru, namun tak tertutup kemungkinan para pengguna media sosial tersebut akan mengarah pada flirting. Fakta tersebut menunjukkan bahwa flirting yang dilakukan lewat media sosial akan mendorong terjadinya hubungan yang lebih intim lagi. Biasanya orang-orang yang terlibat flirting dalam media sosial tersebut akan segera merealisasikan hubungan mereka dalam dunia nyata. Mereka akan mengatur dan menentukan waktu dan tempat pertemuan yang pas. Dari hasil pertemuan atau kopi darat tersebut, hubungan akan berlanjut dalam suasana yang lebih intim. Kalau sudah begini tindakan seks bebas dan perselingkungan pun bisa terjadi. Dalam suatu survei lagi, sekumpulan mahasiswa S2 dari sebuah perguruan tinggi menyatakan bahwa, Facebook identik dengan reuni dan pertemuan yang kemudian dapat dilanjutkan dengan suatu perselingkuhan. Hal ini disebabkan karena adanya perasaan masa lalu yang khusus. Jadi, Facebook dianggap sebagai penyebab terjadinya perselingkuhan. Dan perselingkuhan itu tak terjadi serta merta, tentu diawali dengan flirting terlebih dahulu di antara mereka. Bagaimana menurut Anda? Sumber gambar: http://www.guystuffcounseling.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun