"Alhamdulillah, Mas, meskipun saya bukan seorang sarjana, saya bisa mencari uang seperti layaknya seorang sarjana yang datang jam 9 pulang jam 4. Alhamdulillah juga saya bisa mendapatkan penghasilan bersih sekitar 10 juta per bulan," ucap beliau saat diwawancarai.
Bisa dibayangkan betapa profesionalnya beliau sampai-sampai pendapatan beliau mencapai 6x lipat UMR di Gunungkidul.
"Sebenarnya saya menyayangkan si Afiq (putra Bapak Tugiyo) yang tidak mau belajar di sini. Kalau dia (Afiq) mau belajar di sini, pasti saya bisa buka cabang. Tapi dia malah cari uang sendiri," kata beliau sambil mencampur cat pesanan seseorang.
Satu-satunya anak laki-laki dari Pak Tugiyo ini merantau ke luar kota dan bekerja di sana. Memang sangat disayangkan bila usaha bapaknya yang sudah sukses dan mempunyai "nama", malah tidak ada penerusnya. Karena membangun usaha dari 0 sampai bisa memiliki "nama" itu sangat sulit dan membutuhkan keuletan, ketekunan, serta kesabaran.Â
Perlu diketahui, Pak Tugiyo memiliki 2 anak, yang satu laki-laki bernama Afiq dan yang satu perempuan bernama Aleyda. Kedua nama anak Pak Tugiyo inilah yang menjadi cikal-bakal nama Toko Cat AA.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H