Pandemi corona telah berjalan 1 tahun lebih. Banyak sekali pihak yang terkena dampak pandemi ini. Mulai dari sekolah-sekolah yang dirumahkan dan diganti secara daring. UMKM (Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah) yang bangkrut, pabrik yang mem-PHK sebagian karyawannya, dan masih banyak lagi. Tentu saja ini sangat berdampak pada perekonomian rakyat kelas ekonomi menengah ke bawah.
Banyak stimulus ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah, mulai dari kartu prakerja, pelonggaran suku bunga pinjaman, padat karya, pengurangan pembelian impor dan membeli produk lokal, dan lain-lain. Banyak juga yang terbantu dari program yang diluncurkan oleh pemerintah, tetapi karena kuatnya efek pandemi ini, tetap saja masih banyak usaha yang gulung tikar.
Namun, berbeda halnya dengan Toko Cat AA, toko cat mobil ini tidak terpengaruh sama sekali dengan adanya pandemi ini. Orderan tetap masuk seperti biasa.
"Alhamdulillah, Mas, sejak Maret 2020 sampai saat ini (30/6), pendapatan saya relatif stabil. Akan tetapi, yang namanya usaha juga pasti ada pasang surutnya juga kan," ucap Pak Tugiyo ketika diwawancarai (Rabu, 30/6)
Toko Cat AA yang berada di jalan Karangmojo-Wonosari, Selang III, Selang, Kec. Wonosari, Kabupaten Gunungkidul ini sudah berdiri sejak tahun 2013 dan hanya memiliki 2 karyawan: Pak Tugiyo bersama istrinya, Ibu Suryati. Pak Tugiyo, sang pemilik toko cat, mendirikan toko ini ketika ia sudah merasa muak dengan bos di perusahaan lama tempat ia bekerja. Ia keluar dari tempatnya bekerja karena bosnya yang semena-mena dan tidak menjalankan perjanjian kerja yang dahulu disepakati bersama. Wajar sekali bukan bila beliau keluar dari pekerjaannya yang dulu.
Ketika saya ke sana, toko tersebut dikunjungi oleh beberapa mekanik bengkel cat mobil. Mereka tidak sedang membeli cat yang masih segel, melainkan membeli cat oplosan. Karena yang menjadikan toko ini laris bukanlah catnya, tetapi kualitas oplosannya yang bisa sama dengan cat pabrikan. Siapa lagi yang mengoplos dengan kualitas sebagus ini kalau bukan Pak Tugiyo. Beliau telah terjun dalam dunia cat sejak 35 tahun yang lalu. Pantas saja beliau mahir dalam mencampur cat.
Fokus dari toko cat ini adalah mengoplos cat mobil, meskipun juga menjual cat dan segala macam printilannya sebagai sampingan.
"Kalau soal mengoplos cat, ini bagian paling sulit, Mas. Kalau bukan dari orang keluaran pabrik, sulit untuk mendapatkan hasil yang sama persis dengan contohnya. Alahmdulillah saya pernah belajar juga di pabrik Honda ketika tahun 1990an ketika masih merantau di Jakarta," ucapnya.
"Saya pun pada awal memasuki bengkel cat pada tahun 1986 juga mengalami kesulitan dalam mengoplos cat, tapi karena saya berlatih terus-menerus ketika di pabrik, akhirnya lama-lama saya bisa mengoplos dengan hasil seperti ini," imbuhnya.
Pekerjaan yang tidak mudah memang. Jika hasil catnya tidak sesuai dengan keinginan client-nya, maka bisa ratusan ribu sampai jutaan rupiah terbuang sia-sia.