Pernah nggak kamu berada dalam situasi yang menuntutmu untuk segera menyelesaikan berbagai hal, eh tapi baru mulai sedikit, sudah merasa burn-out duluan. Akhirnya, kamu memutuskan untuk mencari hiburan berkedok apresiasi diri dengan menonton TikTok, membuka IG, Twitter, atau menonton video YouTube.Â
Kamu pikir dengan begitu mood kamu akan membaik dan pikiranmu lebih fresh dengan cepat. Niat hati ingin "mengapresiasi diri" lima menit saja, eh ternyata nggak terasa kamu sudah berjam-jam melihat layar handphone-mu. Pekerjaanmu pun terbengkalai dan kamu justru semakin tidak mood serta memutuskan untuk off saja alias "yaudah deh besok saja ngerjainnya."
Atau mungkin akhir-akhir ini kamu merasa enggan untuk melakukan pekerjaan berat, menjadi lebih malas, mudah kehilangan fokus, dan lebih memilih untuk "menyenangkan dirimu" dengan melakukan hal-hal yang membuatmu merasa bahagia dengan cepat di handphone, seperti bermain game, scrolling sosial media, atau bahkan menonton video porno.Â
Alih-alih menyelesaikan target-targetmu dengan segera, anehnya kamu justru secara implusif melakukan hal-hal yang membuatmu merasa bahagia tanpa memedulikan pekerjaanmu.Â
Hayo, siapa yang begini? Hati-hati ya, kebiasaan impulsif tersebut dapat memberikan efek jangka panjang yang nggak bagus untuk kesehatan psikologismu. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak artikel berikut.
Apa itu Dopamine Detox?
Dopamin adalah zat di dalam otak yang berkenaan dengan rasa bahagia. Kadar dopamin yang terlalu sedikit dapat membuat seseorang mudah tersulut amarah. Sementara jika terlalu banyak dapat menyebabkan kecanduan.Â
Dopamine detox sendiri merupakan upaya untuk membatasi sesuatu yang memunculkan kebahagiaan semu dan kecanduan akibat hormon dopamin yang berlebih. Adapun jika kamu stress dan memutuskan untuk bermain handphone sebagai bentuk hiburan, maka kadar hormon dopamin dalam otakmu akan naik dengan cepat.Â
Jika kamu melakukan hal itu setiap hari, pola tersebut akan terekam di dalam otakmu. Kamu pun terus mencari kebahagian instan hingga terlalu larut di dalamnya dan melupakan pekerjaanmu.Â
Pada akhirnya, kamu merasa bisa mendapatkan kebahagiaan dengan cepat, tetapi tidak betul-betul bahagia karena pada dasarnya kamu hanya "lari" dari pekerjaan yang membuatmu stress, bukan menyelesaikannya. Jika kamu terus melakukan hal tersebut hingga mengganggu fokus dan produktivitasmu, maka sebaiknya mulai pertimbangkan untuk melakukan dopamine detox dan "merapikan" pola-pola buruk tersebut.
Lakukan Apresiasi Diri Setelah Pekerjaan Selesai
Sebetulnya tidak ada yang salah dengan apresiasi diri. Namun, kebiasaan "mencari hiburan" secara impulsif hingga lupa waktu di tengah pekerjaanmu dapat membuatmu mudah terdistraksi sehingga pekerjaanmu sering tertunda bahkan tidak selesai.Â
Karena itu, ada baiknya untuk belajar "menahan diri dari kebahagiaan" atau delaying gratification.Â
Tundalah sebentar kebahagiaan instan itu dengan mengerjakan pekerjaanmu terlebih dahulu  hingga betul-betul selesai. Dengan begitu, kamu tidak akan memperbudak dirimu sendiri dengan kebahagiaan-kebahagiaan semu dan otakmu pelan-pelan belajar memahami pola baru.
Larilah ke Aktivitas yang Lain
Jika kamu biasanya sedikit-sedikit lari ke handphone saat bosan atau stress, maka cobalah untuk melakukan hal lain yang lebih produktif, seperti membaca buku, berolahraga, memasak, dan banyak lagi. Jauhkan dirimu dari hal-hal yang dapat membawamu pada kebiasaan buruk tadi. Kedengarannya memang sulit. Karena itu kamu bisa melakukannya secara bertahap.Â
Mulailah dengan membatasi durasimu dalam menonton YouTube atau letakkan handphone-mu di area yang sulit dijangkau.Â
Intinya, tahan dirimu untuk tidak serta merta melakukan hal-hal yang biasa kamu lakukan dengan handphone-mu saat bosan atau stress dan gantilah dengan aktivitas lain yang lebih positif. Ingat, selalu perhatikan durasinya, ya. Istirahat sejenak adalah hal yang lumrah dan memang diperlukan, tetapi jangan sampai pekerjaanmu jadi terabaikan.
Lakukan Secara Perlahan dan Konsisten
Seperti yang kita tahu, sulit sekali untuk tidak dekat dengan handphone di masa sekarang. Meskipun berniat melakukan dopamine detox, kamu juga tidak boleh serta merta "melenyapkan" pola dan dopamin di dalam tubuhmu. Karena itu, lakukan setahap demi setahap mulai dari langkah yang paling mudah secara konsisten.Â
Bertahanlah untuk melakukan hal tersebut selama setidaknya satu-hingga dua bulan agar ia menjadi kebiasaan baru dan kamu dapat terlepas dari kecanduan untuk "mencari hiburan" secara impulsif. Jangan lupa memberi apresiasi pada dirimu sendiri, juga ya. Tapi ingat, tidak boleh berlebihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H