Mohon tunggu...
Ahmad FarhanAbdilla
Ahmad FarhanAbdilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa semester 5 di UIN Raden Intan Lampung Program Studi Hukum Keluarga. Saya memiliki hobi yang beragam, dari mengetik, mendengarkan lagu, menonton film, hingga travelling. Sebagai mahasiswa aktif, tentu saya cukup menguasai office, terutama Microsoft Word dan Powerpoint. Kedua obyek tersebut adalah dua pilar yang sangat penting untuk menjadi penunjang selama perkuliahan. Kita tidak menguasai setidaknya dua perangkat lunak tersebut, maka perkuliahan terasa menjadi sulit.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Permasalahan Lingkungan Hidup di Tengah Masyarakat Salah Satu Kelurahan di Bandar Lampung

31 Oktober 2024   18:27 Diperbarui: 31 Oktober 2024   18:32 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Di antara tembok batu bata dan pohon itu merupakan sungai (kali) yang menjadi pemicu banjir jika curah hujan tinggi.

Salah satu kelurahan di Bandar Lampung, Pematang Wangi memiliki Sungai (kali) yang mengalir. Sungai (kali) tersebut memang tidaklah panjang dan luas, tetapi sungai tersebut berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat yang bisa menjadi faktor utama penyebab utama kebanjiran.

Pada saat hujan turun dengan deras membuat tingginya volume air, akan mengakibatkan terjadinya banjir di wilayah sekitar sungai (kali) tersebut. Mengapa demikian? sebenarnya bukanlah 100% sungai sebagai penyebab utama kebanjiran, tetapi dii sekitar sungai itu terdapat lahan yang dijadikan Tempat pengembuangan sampah sementara. Akan tetapi, pemilik lahan yang dijadikan tps tersebut telah menghimbau dan membuat banner dengan maksud untuk tidak membuang sampah di lahan tersebut untuk mengurangi potensi kebanjiran. Selain itu juga, di sekitar sungai sudah sedikit lahan tanah yang tersedia, melainkan mayoritas sudah terpasang paping dan aspal yang menjadi pemicu kebanjiran.

Berawal dari kurangnya kesadaran masyarakat setempat yang membuang sampah di lahan sekitar sungai yang membuat sampah tertumpuk hingga berserakan memasuki sungai. Karena sudah terlalu banyak sampah yang menumpuk di lahan sekitar sungai, akhirnya sampah-sampah tersebut berserakan dan tumpah ke dalam sungai. Di dalam sungai juga sudah mulai banyak sampah dan akhirnya turut menumpuk. 

Pada saat waktunya hujan turun dan deras mengakibatkan meningkatnya volume air dan mengairi sepanjang sungai, aliran air akan terhambat dan berhenti disebabkan penumpukan sampah yang berserakan. Alhasil akan menyebabkan Air sungai menjadi naik dan terjadilah banjir. Terkadang kalau hujan amat deras dan cukup lama, membuat volume air menjadi amat banyak hingga menggenangi ruas jalan dan menyulitkan mobilitas masyarakat.

Maka dari itu, penulis memiliki beberapa solusi untuk menanggulangi terjadinya banjir di atas:

1. Salah satu penyebab utama dari banjir di wilayah tersebut ialah tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang kurang tepat. Seharusnya TPS tidak dilakukan di pinggir jalan, apalagi dekat sungai. Selain dapat pemicu banjir, pembuangan sampah di pinggir jalan apalagi di lahan terbuka akan sangat menggangu masyarakat lain yang hendak melintas. Alangkah lebih baik jika masyarakat berhenti membuang sampah di tempat itu, dan dipindahkan bukan di tengah tengah pemukiman masyarakat.

2. Selain TPS yang kurang efektif, kekurangan kesadarannya masyarakat akan pembuangan sampah. Seharusnya dimulai dari kita sendiri untuk tidak membuang sampah tidak pada tempatnya. Baru kita turut membantu menyadarkan masyarakat lainnya untuk bersama-sama melestarikan lingkungan untuk mencegah kebanjiran.

3. Jika dengan peringatan akan dilarang membuang sampah tidak pada tempatnya, bisa dengan lebih tegas untuk dilanjutkan kepada jalur hukum bagi masyarakat yang melanggar dan membangkang. Sebab, tanpa dilakukan langkah yang tegas, semua tampak sia-sia.

4. Jika semua upaya untuk penertiban pembuangan sampah telah dilakukan, aliran sungai menjadi lancar, akan mengurangi resiko kebanjiran. 

5. Apabila masih terjadi potensi kebanjiran, berarti kurangnya peresapan air pada tanah. Saat ini mungkin hampir di setiap rumah sudah di semen atau di Paving. Seharusnya yang seperti itu kurang baik, karena akan mengurangi daya serap air pada tanah yang terhalang oleh semen, paving, atau aspal. Boleh saja mengaspal atau memberikan Paving untuk akses lalu lintas warga, asalkan harus bijaksana dalam mengemplementasikannya, apakah hal ini bisa menjadi kelebihan atau kekurangan dan berujung potensi bencana alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun