Apa Saja Sih Area Keterampilan Seorang Elektromedis?
Area keterampilan elektromedik merupakan salah satu aspek penting dalam profesi elektromedis yang mencakup berbagai kemampuan teknis untuk memastikan peralatan elektromedik berfungsi dengan baik dan aman di fasilitas pelayanan kesehatan.Â
Keterampilan ini meliputi penempatan dan penyimpanan alat sesuai dengan spesifikasi teknis, instalasi alat yang mencakup pemeriksaan pra-instalasi serta pengujian commissioning, hingga pengoperasian alat dengan memastikan parameter dan indikator berfungsi sesuai kebutuhan.Â
Elektromedis juga dituntut untuk mampu melakukan pemeliharaan preventif dan korektif, mulai dari perawatan mekanik hingga kelistrikan, serta memastikan aksesoris alat tetap dalam kondisi optimal. Setiap langkah pemeliharaan harus didokumentasikan dalam laporan untuk memantau kondisi dan kinerja alat secara berkelanjutan.
Selain itu, keterampilan dalam perbaikan dan pemindahan alat juga menjadi aspek krusial. Elektromedis harus mampu menganalisis penyebab kerusakan, mengganti komponen yang rusak, dan melakukan uji fungsi setelah perbaikan untuk memastikan alat kembali berfungsi normal.Â
Proses pemindahan dan pemasangan ulang alat juga harus dilakukan sesuai prosedur dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan. Semua keterampilan ini tidak hanya memastikan alat elektromedik beroperasi dengan optimal tetapi juga mendukung keselamatan pasien dan tenaga kesehatan, serta menjaga efisiensi operasional rumah sakit.
Lalu, Bagaimana Area Pengelolaan Alat Elektromedik?
       Pembahasan selanjutnya adalah mengenai area pengelolaan alat elektromedik, area ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut :
- Manajemen Aset
Manajemen aset dalam bidang elektromedik merupakan proses menyeluruh yang mencakup seluruh siklus hidup peralatan, mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan. Dalam tahap awal, perencanaan kebutuhan melibatkan identifikasi alat yang diperlukan berdasarkan spesifikasi klinis dan non-klinis, termasuk analisis beban kerja dan kebutuhan pasien. Setelah peralatan diperoleh, proses inventarisasi dilakukan untuk mencatat semua aset, termasuk informasi mengenai jenis, model, nomor seri, lokasi, dan kondisi fisik alat.
Selanjutnya, audit legal diperlukan untuk memastikan bahwa semua peralatan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku, seperti peraturan keselamatan listrik dan regulasi medis. Proses ini juga mencakup penilaian aset untuk menentukan nilai ekonomi dan umur pakai alat, yang berguna untuk pengambilan keputusan dalam proses penggantian atau peremajaan alat. Pengelolaan aset yang baik memastikan bahwa peralatan digunakan secara optimal, meminimalkan risiko kerusakan, penyalahgunaan, atau hilangnya aset, serta memastikan peralatan selalu tersedia dan siap digunakan sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan.
- Manajemen Pemeliharaan
Manajemen pemeliharaan merupakan elemen kunci dalam menjaga performa dan daya tahan alat elektromedik. Pemeliharaan dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Perencanaan melibatkan pembuatan jadwal pemeliharaan rutin dan identifikasi alat yang memerlukan pemeliharaan prioritas. Pemeliharaan preventif dilakukan untuk mencegah kerusakan dengan cara pemeriksaan berkala, penggantian komponen yang sudah mencapai batas umur pakai, serta kalibrasi alat untuk menjaga akurasi dan keamanan penggunaan.
Pemeliharaan korektif dilakukan ketika alat mengalami kerusakan atau malfungsi, dengan tujuan mengembalikan alat ke kondisi kerja yang optimal. Sementara itu, pemeliharaan darurat dilakukan jika alat mengalami kerusakan mendadak yang dapat mengganggu operasional layanan kesehatan. Semua kegiatan pemeliharaan harus terdokumentasi dengan baik untuk memudahkan analisis dan evaluasi serta memastikan ketersediaan suku cadang dan bahan habis pakai secara tepat waktu.
- Manajemen Mutu
Manajemen mutu dalam konteks alat elektromedik berfokus pada peningkatan kualitas layanan melalui penerapan pendekatan sistematis yang berorientasi pada klien dan organisasi. Proses ini mencakup pembuatan standar prosedur operasional (SPO) yang mengatur setiap langkah penggunaan dan pemeliharaan alat, sehingga dapat diikuti oleh semua pihak yang terlibat. Manajemen mutu juga melibatkan pelatihan dan pengembangan kompetensi bagi staf yang bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan alat, memastikan mereka memiliki pemahaman yang memadai tentang prosedur keselamatan dan standar kualitas.
Selain itu, kegiatan pemantauan dan audit berkala dilakukan untuk memastikan bahwa alat berfungsi sesuai dengan spesifikasi teknis dan standar keselamatan. Pelaporan hasil audit digunakan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan, baik dalam aspek teknis maupun manajerial. Dengan penerapan manajemen mutu yang konsisten, risiko kesalahan medis dapat diminimalisir, meningkatkan keselamatan pasien, serta memperkuat kepercayaan terhadap layanan kesehatan yang disediakan.
- Technopreneurship
Technopreneurship adalah perpaduan antara teknologi dan kewirausahaan yang berfokus pada pengembangan dan penerapan inovasi teknologi untuk menciptakan produk atau layanan baru yang bernilai ekonomi. Dalam technopreneurship, pengusaha tidak hanya memanfaatkan teknologi yang ada, tetapi juga berperan sebagai inovator yang menciptakan solusi baru untuk memenuhi kebutuhan pasar. Konsep ini melibatkan proses kreatif mulai dari ide, penelitian dan pengembangan, hingga komersialisasi produk teknologi. Tujuannya adalah menciptakan nilai tambah yang unik, meningkatkan efisiensi, dan memberikan solusi praktis bagi masyarakat atau industri tertentu.
Technopreneurship dalam bidang elektromedik menitikberatkan pada pengembangan inovasi teknologi yang mampu menjawab kebutuhan spesifik di bidang layanan kesehatan. Elektromedis dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif dan kritis dalam mengembangkan solusi teknologi baru yang tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional alat, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi pasien dan rumah sakit. Proses ini melibatkan identifikasi kebutuhan pasar, penelitian dan pengembangan alat baru, hingga uji coba dan penerapan inovasi tersebut di lapangan.
Technopreneurship juga mencakup kemampuan menganalisis peluang bisnis, negosiasi dengan pemasok, serta strategi pemasaran alat baru agar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan demikian, konsep ini mendorong terciptanya solusi teknologi yang tepat guna, hemat biaya, dan mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional. Selain itu, pengembangan technopreneurship dapat mendukung kemandirian teknologi di sektor kesehatan dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.
Nah, mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan mengenai apa itu elektromedis. Mungkin profesi ini masih jarang sekali diketahui oleh masyarakat di negara kita, tapi setelah membaca artikel ini kalian tentunya makin tahu. Meskipun tidak banyak diketahui oleh banyak orang, peran elektromedis di bidang kesehatan sangat vital untuk menunjang sarana yang diperlukan oleh dokter maupun perawat baik di rumah sakit maupun di klinik-klinik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H