Pada tanggal, 25 November 2021, di Chanel youtube Kompas TV tedapat sebuah berita yang memberitakan seorang anak dilaporkan ibunya sendiri ke polisi dikarenakan telah menjual isi rumah hingga genteng demi pacar yang baru dikenalnya sebulan.
Dalam berita tersebut Ibu Paliyem yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga merasa sakit hati atas kelakuan anaknya yeng berbuat demikian, tega menjual isi rumah hingga genteng rumah hanya demi pacarnya yang baru dikenalnya selama sebulan.
Dalam kasus ini ada suatu hal yang perlu dicermati tentang prilaku si anak yang berbuat demikian keterlaluannya terhadap ibunya sendiri hanya demi seseorang yang dia anggap sebagai pacar yang baru dikenal selama sebulan, apa hal yang menyebabkan pemikiran si anak menjadi seperti itu.
Setiap orang tentu memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan rasa sayangnya terhadap seseorang yang disayanginya hanya saja prilaku si anak yang lebih tega mengorbankan ibunya tentu menjadi hal yang janggal dan tidak masuk akal bagi sebagian orang, walau memang kadang cinta bisa membuat orang bertindak bodoh dan berbuat hal yang diluar nalar.
Prilaku si anak dalam berita tersebut dapat kita kaitkan dengan teori perbedaan individu (Individual Difference Theory) dimana sumber perbedaan individu terletak pada learning dan inheritance (Pembelajaran dan bawaan) setiap individu dibesarkan oleh lingkungan fisik (alam sekitar), juga lingkungan sosial budaya yang mengelilinginya. Dua aspek tersebut mempengaruhi kebiasaan hidup, persepsi, sikap (kognitif, afektif dan psikomotorik), Â dan keterampilan. Faktor-faktor ini berprengaruh terhadap disposisi pribadi (dari dalam karena faktor bawaan) lalu membuatnya belajar dari lingkungan pergaulan. Hasil pengaruh tersebut dapat terlihat dapat terlihat dalam cara-cara seseorang berinteraksi, relasi, termasuk cara menerima dan mengakses informasi. Hubungannya dengan berita diatas adalah apa yang membuat si anak tega menjual isi rumah hingga genteng dan membuat ibunya melaporkannya ke polisi adalah Bawaan, lingkungan dan bagaimana cara dia menagkap serta mengekspresikan informasi yang dia dapat, apa yang sehari-hari iya tonton dan alami juga bisa menjadi pembentuk kepribadian seseorang.
Pergaulan juga bisa jadi hal yang mempengaruhi cara berfikir dan bersikap seseorang yang kemudian menjadi kepribadiaannya, misalnya jika kesehariannya seseorang memiliki lingkungan pertemanan yang senang akan kekerasan memungkinkan seseorang tersebut kan cendrung bersikap kasar dan bahkan mudaj tersukut emosinya hanya karena masalah yang mungkin sepele, atau mungkin sebaliknya jika seseorang memiliki lingkungan pergaulan yang sangat loyal, ramah bahkan cendrung bucin terhadap pasangan hidupnya mungkin saja seseorang tersbut akan bersikap demikian juga terhadap pasangan hidupnya.
Walaupun rasa cinta terhadap seseorang itu bukan suatu hal yang salah namun cara mengekspresikannya tentu saja haruslah dengan cara yang benar, jangan karena rasa cinta yang besar membuat kita jadi mengorbankan orang lain apalagi orang terdekat kita, karena hal tersebut bukan lah hal sewajarnya dilakukan hanya karena perasaan sayang terhadap seseorang.
Mengekspresikan rasa cinta tentu haruslah dengan cara baik juga tanpa membuat orang lain harus merasa dirugikan terhadap apa yang kita lakukan, sperti berita diatas adalah contoh yang salah begaimana mengekspresikan rasa cinta terhadap orang yang disayang apalagi orang yang menjadi korban adalah ibunya sendiri, tentu saja ini menjadi hal yang sangat miris mengingat bagaimana seorang ibu membesarkan seorang anak mulai dari mengandung, melahirkan hinggan menjado seorang remaja saja suah tidak terhitung banyaknya pengorbanan seorang ibu. Maka dari itu gunakanlah akal sehat dalam melakukan sesuatu agar tidak ada penyesalan dikemudian hari.
KESIMPULAN
      Perilaku setiap individu tentu berbeda, banyak hal yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian setiap orang, mulai dari bawaan, bagaimana dia dibesarkan, lingkungan sekitar, pergaulan hingga apa yang dia lihat dan rasakan selama hidupnya, membentuk bagaimana dia bersikap dan berfikir.
Kejadian dalam berita diatas menjadi salah satu contoh perbedaan individu, tentang bagaimana dia mengekspresiakan rasa cintanya sampai mengorbankan ibunya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H