Mohon tunggu...
Abdika Amrullah
Abdika Amrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menekuni bidang Linguistik dan Kajian Budaya. Gemar membahas fenomena sosial, budaya, dan bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Representasi Identitas Budaya Melalui Implementasi Slogan "Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing"

30 Mei 2022   20:00 Diperbarui: 30 Mei 2022   20:46 4890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Slogan tentang pelestarian bahasa (sumber: kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id)

Stuart Hall (1932-2014), ahli teori kebudayaan dan aktivis asal Inggris (sumber: publicbooks.org)
Stuart Hall (1932-2014), ahli teori kebudayaan dan aktivis asal Inggris (sumber: publicbooks.org)

Sudut pandang identitas sebagai proses menjadi (identity as becoming) merupakan konsep yang menyatakan bahwa identitas terbentuk melalui pengaruh dari aspek-aspek eksternal seperti lingkungan dan nilai-nilai di luar kebudayaan induk. Pertemuan dari unsur-unsur tersebut memungkinkan adaptasi agar dapat menempatkan identitas diri sesuai dengan situasi yang ada. Sedangkan identitas sebagai sebuah wujud (identity as being) merupakan identitas yang sejak awal terbentuk melalui representasi nilai historis, nilai pemikiran, dan unsur-unsur budaya lain yang memiliki kesamaan dengan orang lain dalam lingkup budaya yang sama. Seperti halnya satu suku, etnis, atau bangsa yang mana identitas ini tercermin melalui kesamaan nilai-nilai kebudayaan tersebut (Hall, 1990).

Dari dua sudut pandang identitas tersebut, tentu kita dapat menerapkannya dengan menciptakan keseimbangan antara jati diri yang bersifat fundamental dan identitas baru yang merupakan salah satu upaya adaptasi dan asimilasi dengan perkembangan. Hal ini tentu penting dalam membentuk identitas yang bersifat adaptif dan aktif dalam menyikapi perkembangan, namun tetap tidak kehilangan jati diri dan prinsip fundamental yang menjadi pegangan di tengah bebas dan derasnya arus globalisasi.

Tentu kita memiliki jati diri akan identitas budaya daerah masing-masing yang dapat kita representasikan melalui salah satunya adalah tutur bahasa yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita juga harus menghormati keberagaman suku dan budaya yang ada dengan menjunjung tinggi penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang bersifat lebih inklusif dalam menyatukan daerah-daerah di Indonesia. Tak lupa juga untuk tidak mengesampingkan urgensi mempelajari bahasa asing sebagai upaya menyejajarkan posisi Indonesia dengan bangsa-bangsa lain. Hal ini merupakan manifestasi dari identitas Indonesia sebagai bangsa yang memiliki jadi diri, merdeka, serta sejajar dan mampu aktif berinteraksi dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Identitas kita sebagai bangsa Indonesia, serta identitas budaya kita masing-masing, seperti budaya Jawa, Sunda, Melayu, Minangkabau, dan semua budaya daerah Indonesia yang lainnya, tentu sangat penting untuk kita lestarikan. Dengan cara terbaik dan paling efektif, yaitu menjadi representasi dari budaya itu sendiri. Karena cara terbaik melestarikan, bahkan memperkenalkan budaya kita kepada khalayak yang lebih luas adalah dengan memanifestasikan nilai-nilai budaya tersebut pada diri kita. Hal ini tentu dapat diwujudkan melalui kegiatan keseharian dalam penggunaan bahasa. Karena kita, adalah sebaik-baiknya pemeran dalam merepresentasikan dan mempertahankan kelestarian budaya kita masing-masing.

Akhir kata, sebagai bagian dari masyarakat berbudaya, mari hendaknya kita menjadi individu yang dapat merepresentasikan dan menjaga kelestarian dari warisan budaya kita masing-masing. Hal ini dapat dilakukan melalui aktivitas sederhana dalam kehidupan sehari-hari, yaitu praktik berbahasa. Mari bersama menyambut perkembangan globalisasi yang pesat ini tanpa harus kehilangan jati diri budaya bangsa sendiri dengan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia, menjaga kelestarian bahasa daerah, dan mempelajari bahasa asing.

Beberapa referensi:

Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Rineka Cipta.

Hall, S. (1990). Cultural Identity and Diaspora. Lawrence & Wishart.

Liliweri, A. (2003). Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. LKiS Pelangi Aksara.

Santoso, B. (2006). Bahasa dan Identitas Budaya. Sabda, 44--49.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun