Yusril Ihza Mahendra (tribunnews.com)
Kuasa hukum warga Bidara Cina itu memakai kemeja hitam dan celana putih. Dia melangkah berkeliling di kawasan Bidara Cina dengan diikuti warga setempat. Tak lama kemudian terdengar teriakan seorang warga (mungkin sudah disuruh sebelumnya): "Hidup Yusril! Kami warga Bidara Cina mendukung anda menjadi gubernur!" Â
Peristiwa tsb terjadi ketika Yusril Ihza Mahendra menghadiri acara bertajuk 'Syukuran Warga Bidara Cina' yang digelar oleh warga RW 04, Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (3/5/2016:wartakota.tribunnews.com).
Para warga lainnya meneriakkan yel-yel dengan nada dukungan yang sama: "Bang Yusril siapa yang punya, bang Yusril siapa yang punya kita semua. Hidup Bang Yusril, Warga Bidara Cina dukung bang Yusril jadi gubernur DKI 2017." (sindonews.com:3-5-2016)
Acara yang yang dihadiri Yusril tsb bertajuk 'Syukuran Warga Bidara Cina', akan tetapi kegembiraan yang lebih dinikmati Yusril tampaknya adalah yel—yel dukungan warga setempat kepada dirinya yang berambisi besar untuk menjadi Gubernur DKI 2017- 2022 dan juga menjadi presiden 2019-2024. Akhir-akhir  ini Yusril memang rajin melakukan blusukan ala Jokowi ke berbagai tempat untuk mencari dukungan tsb.
Yusril sejatinya punya popularitas yang lumayan hanya sebagai pengacara dan bukan popular sebagai politikus. Sebagai politikus bisa dikatakan dia tak pernah sukses. Jika dia pernah beberapa kali menjadi menteri hal itu menunjukkan dia hanya bisa menjadi pejabat yang ditunjuk presiden dan bukan karena pilihan rakyat.
Dilihat dari partai yang didirikannya yang sampai saat ini masih menjadi partai kelas gurem dengan jumlah nol kursi di DPR RI dan DPRD, Yusril dapat dikatakan sebagai politikus yang gagal total. Â Nasib partainya yang tidak menjadi partai pilihan rakyat sudah menunjukkan bahwa Yusrilpun sampai sejauh ini bukanlah figur pilihan rakyat.
Sekarang jalan satu-satunya untuk mendapat dukukungan rakyat adalah menggunakan kelebihannya sebagai pengacara. Maka dia pun segera bertindak sebagai kuasa hukum dari para warga tertentu yang sedang bersengketa dengan Gubernur DKI yang merupakan saingan utamanya di Pilgub DKI 2017.
Sebagai kuasa hukum warga Bidara Cina, Yusril sudah menuai sukses karena warga bisa mengalahkan Gubernr DKI Ahok, terkait penggusuran yang dianggap dilakukan secara sewenang-wenang dan penyalahgunaan kekuasaan.
Teriakan yel-yel dukungan terhadap dirinya sebagai bakal cagub DKI dari para warga yang dibelanya dalam sengketa hukum dengan Gubernur DKI sudah menampakkan dengan jelas bahwa target itulah yang dikehendaki Yusril.
Mengalahkan Ahok secara hukum akan memposisikan Yusril sebagai pembela kebenaran dan sekaligus memposisikan diri Ahok sebagai penguasa yang zalim. Tentunya hasil yang diharaokan adalah elektabilitasnya sebagai bakal cagub DKI meningkat dan elektabilitas Ahok sebagai bakal cagub DKI incumbent menurun.
Kebenaran uraian di atas bisa dilihat dari pernyataan Yusril yang mengatakan, kemenangan warga Bidara Cina merupakan kemenangan rakyat cilik terhadap pemerintahan yang dzolim.
Yusril juga mengatakan dia merasa ada hal yang lucu terkait kekalahan Ahok dari warga Bidara Cina. "Ini bukan SARA ya. Saya mengatakan kok dari segi bahasa lucu, Gubernur Ahok keok sama warga Bidara Cina. Gubernur kita kan namanya Ahok, nah ini kampung kan Bidara Cina, itu saja. Jadi ini suatu perlawanan dari segi hukum dan kenyataannya." (wartakota.tribunnews.com:3-5-2016)
Mari kita cermati terus apakah permainan politik Yusril dengan menggunakan pasal-pasal hukum bisa meningkatkan elektabilitasnya untuk mengalahkan Ahok di Pilgub 2017 ?
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H