Mohon tunggu...
Abdi Dharma
Abdi Dharma Mohon Tunggu... -

Menulis di Kompasiana untuk menyalurkan hobi & berbagi info..(http://infoterpenting.blogspot.com/). Hobi lainnya adalah berenang, yoga, membaca, bersepeda, bermain (& mengajar) gitar, keyboard, biola. meditasi, dan aktifitas kreatif lainnya. Aktifitas internet saya bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=tBAVn3pkRkE\r\nhttp://www.youtube.com/user/meditasiplus#p/u\r\nhttp://www.youtube.com/user/thursanhakim\r\nhttp://www.youtube.com/user/lesmusiktercepat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yusril Lulus Ujian Masuk Bakal Cagub Gerindra, Bagaimana Peluang Lawan Ahok?

3 Mei 2016   16:12 Diperbarui: 3 Mei 2016   16:22 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yusril Ihza Mahendra (tribunnews.com)

Dulu Yusril pernah meremehkan Jokowi dengan mengatakan, “Blusukan dan senyum-senyum tidak bisa selesaikan masalah.”  Sekarang pada kenyataannya dia mencontek blusukan ala Jokowi tsb dengan mendatangi berbagai partai dan kelompok masyarakat untuk mencari dukungan dalam mengejar ambisinya menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Ternyata blusukan yang diconteknya dari Jokowi tsb mulai membuahkan hasil. Sekarang  Partai Gerindra telah menentukan tiga nama bakal calon gubernur DKI Jakarta, salah satunya adalah Yusril Ihza Mahendra.  Menurut Yusril dia sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Nah, di sinilah terlihat betapa hebatnya Prabowo ketua umum Partai Gerindra itu, jika dibandingkan dengan Yusril yang menjadi ketua umum partai PBB. Prabowo memerintahkan Yusril untuk  bekerja keras dalam meningkatkan elektabilitasnya.

Menurut Yusril dalam pertemuan tsb, Prabowo mengatakan sbb: "Pak Prabowo pernah bilang bahwa saya salah satu kandidat. Silakan bekerja di lapangan, perkuat elektabilitas, siapa yang memiliki elektabilitas paling tinggi maka itu yang akan dipilih. Semoga Pak Yusril yang paling tinggi itu yang dibilang Pak Prabowo," tutur Yusril kepada awak media di kantornya di Mal Kota Kasablanka, Kamis (28/4/2016:merdeka.com).

Ternyata selain Yusril, nama Sandiaga Uno juga masuk dalam penjaringan Partai Gerindra. Yusril selalu berkata lantang jika berbicara soal kesiapannya melawan Ahok. Akan tetapi saat ditanya kesiapannya melawan Sandiaga Uno, jawaban Yusril adalah, dia menyerahkan semua keputusan pada Prabowo.

"Saya serahkan semuanya ke Pak Prabowo, saya enggak bisa menganalisa. Tapi yang dibilang Pak Prabowo tadi, yang elektabilitasnya tinggi yang saya pilih," demikian jawaban Yusril.

Lebih lanjut Yusril mengatakan bahwa, apabila Sandiaga Uno terpilih menjadi calon gubernur dari partai Gerindra, ia sangat menghormati keputusan Prabowo. Artinya dia siap mundur sebagai bakal cagub DKI dari Partai Gerindra.

Jika dilihat dari pernyataan-pernyataan Yusril selama ini ketika blusukan ke berbagai markas partai dan kelompok masyarakat, Yusril selama ini hanya menganggap Ahok sebagai satu-satunya lawan di Pilgub DKI 2017.  Itu artinya dia sudah merasa yakin kalau dialah satu-satunya bakal cagub DKI yang pantas melawan Ahok.

Sejak awal, khususnya pasca kemenangan kakaknya Yuslih Ihza Mahendra atas adik Ahok Basuri Tjahaja Purnama dalam Pilkada Belitung Timur, Yusril sudah merasa yakin dia juga akan sukses untuk mengalahkan Ahok di Pilgub DKI 2107.

Agaknya Yusril bermimpi, jika kakaknya bisa mengalahkan adik Ahok, maka dia pun bisa mengalahkan Ahok dan kemudian dia akan menjadi gubernur DKI 2017 yang akan digunakannya sebagai batu loncatan untuk nyapres di Pilpres 2019.

Yusril boleh saja mengidentikkan dirinya seperti kakaknya Yuslih Ihza Mahendra, akan tetapi dia lupa bahwa adalah tidak tepat jika ia mengidentikkan Ahok dengan adik Ahok, Basuri Tjahaja Purnama. Ahok sendiri sudah mengeritik kinerja adiknya itu sebagai bupati Belitung Timur sebelumnya yang dikatakannya biasa-biasa saja atau tidak ada gebrakan yang berarti.

Walau bagaimanapun juga, Yusril tetap yakin dan sesumbar bahwa dia akan bisa mengalahkan Ahok di Pilgub DKI 2017, jika berhadapan secara head to head.  Seberapa besarkah peluang Yusril untuk mengalahkan Ahok di Pilgub DKI 2017?

Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita lihat hasil survei Charta Politika mengenai elektabilitas para bakal calon gubernur DKI Jakarta yang menampilkan hasil head to head antara Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" dan Yusril Ihza Mahendra dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ternyata menurut hasil survei tersebut, Ahok jauh mengungguli Yusril. Elektabilitas Ahok mencapai 59,5 persen. Di lain pihak, Yusril memperoleh elektabilitas sebesar 20,5 persen. Sisanya, sebanyak 20 persen responden memilih tidak tahu atau tidak menjawab. 

Sesuai dengan keyakinannya, elektabilitas Yusril memang lebih baik dibandingkan bakal calon lainnya jika diadu satu lawan satu dengan elektabilitas Ahok. Misalnya, antara Ahok dan Sandiaga Uno.

Hasil survei menunjukkan elektabilitas Sandiaga tertinggal jauh jika berhadapan dengan Ahok. Elektabilitas Sandiaga hanya 10,8 persen, sedangkan elektabilitas Ahok mencapai 66,8 persen. Sisanya, sebanyak 22,5 persen responden memilih tidak tahu dan tidak menjawab.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengungkapkan alasan tingginya elektabilitas Yusril dibanding dengan bakal calon lain yang di antaranya adalah sbb:

1.Yusril adalah bakal calon paling tegas yang menunjukkan sikap akan bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

2.Sejak awal Yusril sudah menyatakan ingin head to head dengan Ahok.

3.Yusril juga sudah blusukan untuk sosialisasi dengan warga di mana salah satu langkah nyatanya adalah dengan membela warga Luar Batang yang bisa dianggap sebagai manuver yang bisa diterima secara rasional.

Demikianlah hasil survei yang diungkapkan oleh Yunarto dalam rilis survei bertajuk "Siapa Berani Lawan Ahok?" di kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).

Sedikit banyaknya keunggulan elektabilitas Yusril jika dibandingkan dengan bakal cagub DKI lainnya adalah karena dia sudah menyontek blusukan ala Jokowi yang dulu pernah diremehkannya.

Nah, bagaimana jika Yusril gagal maning alias kalah melawan Ahok di Pilgub 2017 seperti yang diungkapkan dalam survey tsb ?  Tampaknya jika diibaratkan pemain bulutangkis, Yusril sudah waktunya untuk gantung raket.

Yusril akan lebih baik jika fokus untuk membesarkan partainya agar tidak selalu menjadi partai gurem. Untuk itu dia perlu belajar dari Amin Rais, Pak Brewok (Surya Paloh), Prabowo, dan SBY yang dalam waktu relatif singkat bisa sukses membesarkan partai mereka menjadi partai kelas menengah.

Sumber:

1.Merdeka.com (28-4-2016)

2.Kompas.com (30-3-2016)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun