Mohon tunggu...
Abdi Dharma
Abdi Dharma Mohon Tunggu... -

Menulis di Kompasiana untuk menyalurkan hobi & berbagi info..(http://infoterpenting.blogspot.com/). Hobi lainnya adalah berenang, yoga, membaca, bersepeda, bermain (& mengajar) gitar, keyboard, biola. meditasi, dan aktifitas kreatif lainnya. Aktifitas internet saya bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=tBAVn3pkRkE\r\nhttp://www.youtube.com/user/meditasiplus#p/u\r\nhttp://www.youtube.com/user/thursanhakim\r\nhttp://www.youtube.com/user/lesmusiktercepat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jika Ahok Punya Jubir, Komunikasinya Akan Lebih Efektif, Terutama Dalam Menghadapi Lawan Politiknya

2 Mei 2016   08:09 Diperbarui: 2 Mei 2016   08:19 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikerjain dengan isu apapun oleh lawan-lawan politiknya sampai sejauh ini Ahok belum tergoyahkan. Dituding dengan isu korupsi justru salah satu lawan politiknya yang belagak bersih dan katanya mencontoh nabi, justru tukang tuding itu sendiri yang masuk bui karena kasus korupsi seperti yag dialami Sanusi.

Akan tetapi jika Ahok diserang dengan isu lemahnya komunikasi terutama dalam hal kesantunan dan kontrol emosi, hal ini tampaknya sulit dibantah berhubung Ahok memang bukan “ahli santun” seperti SBY.

Sehubungan dengan kelemahan Ahok dalam hal komunikasi, pakar psikologi politik UI, Hamdi Muluk mengatakan sbb:  "Ahok sudah mulai harus menata komunikasinya secara keseluruhan, terutama pada kemampuan dia menahan emosinya. Kalau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, bawaannya naik darah kan," kata Hamdi kepada Kompas.com, Senin (25/4/2016).

Menurut Hamdi Muluk sisi kelemahan Ahok memang pada emosinya yang tinggi dan tidak terkontrol, karena itu dia cenderung membuat kontroversi-kontroversi yang tidak perlu dan kontraproduktif untuk dirinya.

Jika kita mencermati berita-berita di berbagai media, tampak jelas memang cukup banyak hal yang menunjukkan fakta di mana disadari atau tidak, Ahok terperangkap dalam kontroversi yang tidak perlu dengan lawan-lawan politiknya.

Kontroversi yang sering membuat Ahok terpancing adalah ketika dia terlalu serius menanggapi serangan isu politik dari para lawan politiknya yang sedang berusaha menaikkan elektabilitasnya hanya dengan modal sesumbar yang salah satu di antaranya adalah Yusril Ihza Mahendra.

Ahok sebenarnya tidak perlu menanggapi terlalu serius pancingan debat jarak jauh yang dilontarkan Yusril, karena ibaratnya status perguruan tinggi di masa lalu, Yusril itu tidak lebih daripada bakal cagub DKI yang belum terdaftar apalagi diakui dan disamakan. Dengan kata lain Yusril dan bakal cagub lainnya itu jika dibandingkan dengan Ahok bisa disebut “Gak lepel” (kata orang yang  gak bisa menyebut huruf F atau V).

Melayani serangan isu politik yang dikembangkan Yusril dan bakal cagub DKI lainnya hanya akan menaikkan popularitas bakal cagub DKI tsb dan mungkin justru bisa menurunkan popularitas Ahok jika dia bereaksi secara emosional apalagi sampai melontarkan kata-kata yang dinilai kasar. 

Ahok harus ingat bahwa bakal cagub yang belum mendapat dukungan dari partai manapun, modalnya saat ini adalah hanya berteriak-teriak dengan serangan isu politik untuk mencari panggung . Melayani teriakan-teriakan mereka, sama saja dengan memberi panggung politik secara gratis kepada mereka.

Oleh karena itulah tampaknya akan sangat bermanfaat jika Ahok mulai berpikir untuk mengangkat Tim Jubir (juru bicara) yang bisa membantunya dalam bidang komunikasi dalam berbagai bidang yang menyangkut kebijakannya dan juga untuk menghadapi serangan isu politik.

Tentu saja orang-orang yang diangkat sebagai anggota tim jubir tsb harus punya kelas di dalam bidang komunikasi.  Paling tidak figur jubir Ahok tsb harus memiliki kemampuan seperti mantan jubir KPK, Johan Budi yang dengan sikap dingin dan tegas bisa berkomunikasi dengan publik dan awak media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun