Di dalam pertandingan dalam bidang apa saja ada istilah kalah sebelum bertanding yang menunjukkan adanya salah satu pihak yang kondisinya memang tidak mungkin menang jika berhadapan dengan lawannya.
Di dalam pertandingan olahraga istilah kalah sebelum bertanding tsb bisa disebabkan oleh kondisi mental yang sudah grogi saat menghadapi lawan, kondisi fisik yang lebih lemah, kemampuan teknis yang lebih buruk, dan lain-lain kelemahan dalam menghadapi pihak lawan.
Di dalam dunia politik, khususnya dalam pertarungan Pilgub 2017, ternyata menurut para pengamat dan hasil survey, belum ada bakal cagub yang bisa menandingi cagub DKI incumbent, Ahok. Dengan kata lain, para lawan politik Ahok sudah kalah sebelum bertanding.
Lawan-lawan politik Ahok tampaknya menyadari benar kalau mereka berada dalam kondisi kalah sebelum bertanding, karena itu mereka berusaha keras dengan segala cara untuk bisa membuat Ahok gagal bertanding.
Usaha para lawan politik Ahok untuk membuat Ahok gagal bertanding di Pilgub 2017, sudah dilakukan dengan berbagai cara dengan berbagai tudingan tentang keterkaitan Ahok dalam berbagai kasus yang terindikasi korupsi seperti kasus pembelian lahan RS Sumber Waras, reklamasi Teluk Jakarta, dan kasus-kasus lain yang tentunya masih dalam rencana mereka.
@YUSRIL SUDAH KALAH SEBELUM BERTANDING@
Yusril, ahli hukum tata Negara yang cukup beken dan pernah beberapa kali menjadi menteri dan sekarang turun kelas menjadi salah satu bakal cagub DKI tampaknya juga menjadi salah satu lawan Ahok yang bisa dikatagorikan sudah kalah sebelum bertanding.
Walaupun demikia di antara sekian banyak bakal cagub DKI lainnya, Yusril memang lebih menonjol karena memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: Namanya popular dan lebih dulu popular dibandingkan dengan Ahok, pernah beberapa kali menjadi menteri, bergelar professor ahli hukum tata Negara, dan dinilai sukses sebagai pengacara yang beberapa kali menang dalam kasus-kasus besar khususnya dalam menghadapi pejabat Negara.
Paling tidak ada 2 identitas yang disandang sosok Yusril yaitu sosok sebagai pengacara dan sosok sebagai seorang politikus. Banyak orang yang tidak melihat bahwa popularitas dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki Yusril seperti uraian di atas adalah kelebihannya sebagai seorang pengacara dan bukan kelebihan sebagai seorang politikus.
Di dalam dunia politik sebenarnya Yusril bisa dinilai sebagai politikus gagal yang masih perlu banyak belajar. Kegagalan politik Yusril ini bisa dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
1.Di dalam membesarkan partainya saja dia gagal total sehingga partainya hanya memperoleh nol kursi di parlemen. Yusril masih perlu banyak belajar dari SBY dan Pak Brewok (Surya Paloh) yang dalam waktu relatif singkat bisa mendirikan partai yang tergolong kelas menengah di parlemen. Jika diibaratkan petinju, partai Yusril ini belum termasuk kelas ringan atau kelas bulu, malah mungkin masih tergolong kelas RT / RW.
2.Tanpa disadari, Yusril sudah menunjukkan kegagalannya dalam dunia politik, khususnya dalam membesarkan partainya. Bayangkan saja seorang ketua umum partai, harus berkeliling dan mungkin sampai 7 keliling untuk mendaftarkan diri sebagai bakal cagub DKI.
3.Gaya komunikasi Yusril ketika berbicara kepada public, jauh lebih menunjukkan gaya komunikasi seorang pengacara daripada gaya komunikasi seorang politikus. Karena itu tidak usah heran jika kita mendengar pernyataan-pernyataan Yusril yang tidak menarik simpati bahkan menimbulkan antipasti public dan hal ini tidak menguntungkannya sebagai seorang politikus.
4.Mungkin karena merasa hebat sebagai pengacara hebat atau merasa ahli dalam bidang tata Negara, Yusril sering melontarkan pernyataan yang meremehkan pihak lain. Misalnya saja dia pernah mengatakan agar Jokowi jangan mengelola Negara seperti mengelola warung. Yusril tidak menyadari bahwa mungkin kegagalannya dalam membesarkan partainya disebabkan pengelolaan partai tsb masih seperti pengelolaan sebuah warung yang tidak laku.
Gaya komunikasi seorang pengacara yang cenderung meremehkan pihak lain, sangat tidak efektif untuk digunakan dalam dunia politik. Seorang politikus harus berhitung agar setiap kalimat yang diucapkannya menarik simpati dan mendapat dukungan public. Itulah modal utama bagi seorang politikus yang ingin sukses dalam mendapat dukungan rakyat, terutama ketika akan menghadapi pilkada, pilgub dan pilpres.
Kelemahan-kelemahan Yusril seperti uraian di atas menunjukkan bahwa Yusril termasuk lawan Ahok yang sudah kalah sebelum bertanding. Akan tetapi tentu saja Yusril yang juga berambisi untuk nyapres di Pilpres 2019 ini, akan berusaha keras untuk bisa mengalahkan Ahok dengan caranya sendiri dan cara tsb mungkin adalah dengan mengalahkan Ahok sebelum bertanding.
@YUSRIL MAU MENANG SEBELUM BERTANDING@
Belum munculnya lawan Ahok yang seimbang di Pilgub DKI 2017, telah mendorong lawan-lawan politik Ahok untuk bisa mengalahkan Ahok sebelum bertanding. Caranya seperti uraian di atas adalah dengan menyerang Ahok di dalam kasus-kasus tertentu yang bisa menurunkan elektabilitasnya yang sampai saat ini masih berada dalam posisi teratas. Ada indikasi, Yusril juga akan menggunakan cara ini.
Jika Ahok ingin maju ke Pilgub DKI 2017 lewat jalur independent, Yusril tampaknya mau menang di Pilgub DKI 2107 lewat jalur Luar Batang. Dikabarkan ratusan warga Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara berniat berdemo di Balai Kota, Jakarta Pusat, untuk memprotes kebijakan Ahok terkait rencana revitalisasi kawasan Sunda Kelapa, Museum Bahari dan Luar Batang.
Tidak tanggung-tanggung mereka mengatakan akan menangkap Ahok di kantor Gubernur DKI Jakarta. Warga Luar Batang dan sekitarnya berkumpul di halaman Masjid keramat Jami Luar Batang. Mereka menamakan ‘Gerakan Rakyat Tangkap Ahok’.
Koordinator keamanan setempat, Udin Komcil mengatakan akan berjuang agar tidak tergusur dari kampung halaman mereka. Mahmudin (43), warga Kampung Luar Batang mengaku siap melawan Ahok bersama warga lainnya dan sudah siap melawan apabila petugas gabungan dari pemerintah melakukan penertiban secara mendadak. Lebih lanjut Mahmudin mengatakan: “Jika mau menggusur kami, warga Kampung Luar Batang minta Ahok untuk turun dan berdialog dengan kami. Jangan duduk saja di Balai Kota.” (radarpolitik.com:22-4-2016).
Awal perlawanan dari warga Luar Batang tsb dipicu oleh beredarnya surat pemberitahuan soal revitalisasi Kawasan Sunda Kelapa, Museum Bahari dan Kawasan Luar Batang yang membuat warga resah.
Surat yang telah ditanda tanggani Camat Penjaringan, Abdul Khalit diedarkan ke warga RW 01, RW 02, RW 03 dan RW 04 pada Kamis 24 Maret karena mereka membangun rumah di atas aset pemerintah. Kini RW 04 sudah rata dengan tanah dan sebagian besar warga menolak ambil kunci rusun.
Warga Luar Batang tampaknya menjadi lebih bersemangat untuk mengadakan perlawanan karena Yusril dikabarkan sudah resmi menjadi kuasa hukum mereka. Yusril mengingatkan Ahok untuk mengedepankan dialog. Dia menyebut, penggusuran warga Kampung Luar Batang lantaran program revitalisasi tidaklah benar. Sebab hampir semua warga Luar Batang telah memiliki sertifikat bangunan.
Usai mengikuti rapat warga di halaman parkir Masjid Keramat Jami Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Yusril mengatakan sbb: “Kita tetap melakukan perlawanan jika ia (Ahok) tetap menggusur. Apabila petugas gabungan turut serta menggusur, juga terpaksa dilakukan perlawanan dengan jalur hukum. Kali ini, warga Luar Batang sudah bersatu melawan Ahok.”
Perlu dicermati, di dalam kesempatan tsb Yusril Ihza Mahendra mengatakan, dia siap bertarung melawan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok lewat jalur hukum. Di berbagai kesempatan sebelumnya dia mengatakan siap bertarug melawan Ahok di Pilgub DKI 2017.
Untuk kesekian kalinya Yusri menunjukkan kelemahannya sebagai politikus. Jika dia adalah politikus yang hebat, seharusnya dia mengatakan: “Saya membela warga Luar Batang karena ingin menegakkan hukum dan membela warga yang tertindas. Ini murni penegakkan hukum dan tidak ada kaitannya dengan Pilgub DKI 2107.”
Bukankah jika Yusril mengucapkan pernyataan seperti itu dia akan dianggap sebagai pahlawan dan citranya sebagai bakal cagub DKI akan melonjak naik dan bisa membuat citra Ahok menurun sebagai gubernur tukang gusur ?
Apaboleh buat karena Yusril sudah mengucapkan pernyataan, siap menghadapi Ahok dalam membela warga Luar Batang lewat jalur hukum dan siap menghadapi Ahok di Pilgub DKI 2017, tampaknya Yusril memang ada niat untuk mengalahkan Ahok dan menang sebelum bertanding lewat jalur Luar Batang.
Sumber: radarpolitik.com:22-4-2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H