Lulung, wakil ketua DPRD DKI dari fraksi PPP, mungkin kurang belajar dari pengalaman kedua tokoh tsb yang menunjukkan bahwa janji yang terlalu berat dan motifnya hanya karena meremehkan seseorang akan sulit dipenuhi. Â Dia begitu meremehkan Ahok dalam kasus audit BPK yang terkait dengan pembelian lahan RS Sumber Waras.
Seperti telah diberitakan, Lulung telah menyatakan janji untuk potong (iris) kuping jika Ahok berani menggugat BPK ke pengadilan. Janji ini diucapkannya ketika berdiskusi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 14/4/2016 lalu (kompas.com)
Di lain pihak Ahok mempertanyakan kepastian janji Lulung untuk memotong kupingnya sendiri. Ahok mempertanyakan satu kuping atau dua kuping yang akan dipotong.
Tanpa berpikir panjang, Lulung menjawab 2 kuping. Ahok pun menyatakan jika sudah ada kepastian dia baru akan menggugat  hasil audit BPK terhadap pembelian lahan RS Sumber Waras ke pengadilan.
Apa yang terjadi kemudian ? Ternyata Lulung menyadari kalau janjinya terlalu berat untuk dipenuhi dan dia pun menyadari kalau menggugat BPK ke pengadilan bukanlah suatu hal yang sulit bagi Ahok.
Menyadari kalau dia tak akan sanggup memenuhi janjinya dan tentunya juga karena takut untuk memotong kupingnya, maka Lulung pun mencari akal untuk tidak memenuhi janjinya.
Agak berbeda sedikit dengan 2 tokoh sebelumnya yang mengingkari janjinya, Lulung mencoba menghindar dari janjinya tsb. Caranya ? Dia memberikan batas waktu kepada Ahok selama 1 mingu untuk menggugat BPK ke pengadilan. Â Padahal pada saat pertama kali dia mengucapkan janjinya, dia tidak memberikan batas waktu kepada Ahok.
Dengan mudah public bisa menyimpulkan adanya akal-akalan Lulung untuk menghindar dari janjinya tsb. Â Tentunya dia berharap jika dalam 1 minggu, Ahok tidak menggugat BPK kepangadilan, maka dia tidak perlu memenuhi janjinya untuk potong kuping.
Tampaknya Lulung menganggap janji adalah satu hal yang remeh temeh. Hal tsb bisa kita pahami dari apa yang diucapkannya sebagai berikut:"Kalau gue enggak ngiris (telinga) ya gue diomelin aja kan? 'Wah Haji Lulung bohong', gitu kan? Ya enggak apa-apa," kata Lulung, di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (16/4/2016: kompas.com).
Melanggar janji itu tidak apa-apa, paling-paling hanya dibilang bohong dan diomelin, begitulah menurut pendapat Lulung, seorang anggota DPRD DKI yang bergelar haji dan menjadi salah satu tokoh partai yang berbasis Islam.
Pengalaman dari 3 tokoh seperti Anas Urbaningrum, Amin Rais, dan Lulung yang telah mengingkari janjinya seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua untuk sangat berhati-hati dalam mengucapkan janji, sumpah atau nazar yang terlalu berat untuk dipenuhi.