Mohon tunggu...
Abdi Dharma
Abdi Dharma Mohon Tunggu... -

Menulis di Kompasiana untuk menyalurkan hobi & berbagi info..(http://infoterpenting.blogspot.com/). Hobi lainnya adalah berenang, yoga, membaca, bersepeda, bermain (& mengajar) gitar, keyboard, biola. meditasi, dan aktifitas kreatif lainnya. Aktifitas internet saya bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=tBAVn3pkRkE\r\nhttp://www.youtube.com/user/meditasiplus#p/u\r\nhttp://www.youtube.com/user/thursanhakim\r\nhttp://www.youtube.com/user/lesmusiktercepat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Tak Mau Terjebak di ILC 8-3-2016

12 Maret 2016   17:16 Diperbarui: 12 Maret 2016   17:52 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                [caption caption="Sumber foto: Kompasiana.com & Antaranews.com"]                                                                          [/caption]
Ketika Ahok tidak mau memenuhi undangan untuk hadir pada acara di ILC edisi 8-3-2016 dengan tema DKI 1: Siapakah penantang Ahok, kesimpulan dari sebagian masyarakat yang menyaksikan acara tsb di antaranya adalah “Ahok tidak berani menghadapi para penantangnya.” Dengan kata lain yang lebih kasar ada yang mengatakan “Ahok pengecut.”

Tentunya kesimpulan tsb adalah kesimpulan yang terlalu menggampangkan persoalan karena hanya berdasarkan asumsi sbb: Jika Ahok mau hadir di acara ILC tsb itu artinya dia pemberani, sebaliknya jika dia tidak mau hadir di acara ILC tsb berarti dia pengecut. Kesimpulan seperti itulah yang juga sangat mungkin dikehendaki oleh para penantang Ahok

@Benarkah Ahok Pengecut ?@

Kesimpulan yang mengatakan bahwa “Ahok pengecut” ketika dia tidak memenuhi undangan di acara ILC 8-3-2016 tentunya sangat disukai para penantangnya. Mengapa ? Karena untuk mengalahkan Ahok (yang menurut hasil survey menempati elektabilitas tertinggi) salah satu caranya adalah bagaimana membuat stigma negatif pada diri Ahok agar elektabilitasnya turun.

Label pengecut adalah stigma negatif. Tidak ada orang yang suka dan mau memilih calon pemimpin yang pengecut. Karena itu jika label pengecut itu benar-benar ada pada diri Ahok, masyarakat tak akan mau memilihnya. Lebih dari itu mungkin saja para pendukung dan pengidola Ahok akan ngambek dan menarik dukungannya. Jika hal tsb terjadi, maka elektabilitas Ahok akan turun dan para penantang Ahok akan lebih banyak memiliki harapan untuk mengalahkan Ahok.

Masalahya adalah, apakah kesimpulan yang mengatakan “Ahok pengecut” merupakan sebuah kebenaran ketika kesimpulan tsb hanya didasarkan karena dia tidak mau datang ke ILC edisi 8-3-2016 ? Hanaorang cerdas yang bisa menjawabnya.

Apakah sepak terjang Ahok selama menjalankan pemerintahan sebagai Gubernur DKI mencerminkan sifat pengecut ? Jawaban dari pertanyaan ini akan lebih mencerminkan penilaian yang jauh lebih objektif daripada sekedar menyimpulkan “Ahok pengecut” ketika melihat Ahok tidak mau hadir di acara ILC tsb.

Banyak alasan ketika orang tidak datang memenuhi suatu undangan. Di dalam acara yang bernuansa politis terdapat begitu banyak alasan dan tujuan yang tersembunyi yang ujung-ujungnya adalah kepentingan.
Para penantang Ahok, dan juga pemilik TV One yang menyelenggarakan acara ILC memiliki kepentingan. Ahok juga memiliki kepentingan ketika memutuskan untuk tidak datang di acara ILC tsb.

Para penantang Ahok memiliki kepentingan untuk meningkatkan elektabilitasnya ketika mengikuti acara ILC tsb. Pemilik TV One (yang juga politikus) memiliki kepentingan untuk menaikkan rating TV nya dan tentunya juga punya kepentingan untuk mendukung bakal cagub DKI pilihannya. Ahok juga memiliki kepentingan ketika memutuskan untuk tidak hadir di acara di ILC tsb.

@Strategi Keroyok Ahok@

Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, partainya secara resmi belum menentukan pilihan untuk mendukung calon Gubernur DKI Jakarta. Namun, partainya ingin mengusung calon yang akan memenangkan pertarungan Pilgub DKI tahun 2017. Demokrat tidak ingin memajukan calon yang hanya akan menjadi bahan lucu-lucuan bagi seluruh masyarakat DKI Jakarta. Saat ini, kata Ruhut, popularitas dan elektabilitas Gubernur Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) tidak tertandingi (republika.co.id: 1-3-2016).

Mengacu pada perkataan Ruhut di atas dapat disimpulkan Ahok sulit ditandingi oleh para penantangnya apalagi jika para penantang tsb termasuk bakal cagub kelas lucu-lucuan. Tingkat elektabilitas yang rendah dan beratnya mengalahkan Ahok telah menyebabkan para penantang Ahok menggunakan berbagai manufer politik untuk bisa menang di Pilgub DKI 2017. Di antara manufer politik tsb adalah mereka sepakat menggunakan strategi “main keroyok. Tepatnya mereka punya kesepakatan untuk saling dukung untuk mengalahkan Ahok.

Strategi yang sebetulnya tidak kesatria dan pengecut ini secara terus terang dikatakan oleh Yusril Ihza Mahedra bakal cagub DKI 2017 yang juga berambisi untuk ikut Pilpres 2019. Yusril mengatakan: "Siapa yang paling kuat menantang petahana akan didukung. Kalau Pak Dhani paling tinggi saya akan mendukung, Pak Adhyaksa begitu juga Pak Sandiaga Uno, begitu juga saya, tidak ingin ada rasa tidak enak, saling dukung dan ikhlas." Demikianlah kata Yusril Ihza Mahendra dalam konferensi pers usai pertemuan dengan Ahmad Dhani di kediaman musisi itu di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat, 4/3/2016 (detik.com).

Jika kita saksikan acara ILC, 8-3-2016, tampak jelas kalau acara tsb hanya merupakan aplikasi dari strategi keroyok Ahok. Lihat saja bagaimana setiap bakal cagub mengeluarkan pernyataan tentang berbagai sisi negatif dari kebijakan Ahok selama menjadi gubernur DKI. Pentolan LSM, Ratna Sarumpaet, (disadari atau tidak olehnya), sudah dijadikan sebagai salah satu penambah jumlah para pengeroyok tsb. Alhasil, seperti kita saksikan pendukung Ahok yang hanya berjumlah sedikit menjadi kewalahan sehingga Anton Medan, salah satu pendukung Ahok ngambek dan meninggalkan acara yang tidak bermutu tsb.

@Ahok Tak mau Terjebak@

Mudah di duga jika Ahok hadir dalam acara ILC tsb ia sama saja dengan masuk jebakan para penanangnya yang memang sudah siap untuk mengeroyoknya. Seperti telah diketahui banyak orang, Ahok sejak lama tidak suka dengan TV One. Karena itu ketidakhadirannya dalam acara ILC tsb, selain disebabkan oleh ketidasukaannya terhadap TV One, bisa juga karena ia menyadari kalau acara tsb hanya akan merugikan nama baiknya dan menaikkankan citra para penantangnya yang saat ini masih sekelas bakal cagub lucu-lucuan seperti yang dikatakan Ruhut Sitompul.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa ketidakhadiran Ahok di ILC, 8-3-2016 itu bukan disebabkan karena ia takut melainkan karena ia cerdas dan tidak mau terjebak para penantang yang akan mengeroyoknya karena tidak PD dan sudah takut kalah dengan tingginya elektabiltas Ahok.

Para penantang Ahok tampaknya tidak sadar bahwa setiap penantang dalam pilkada, pilgub, dan pilpres hanya akan menuai antipati masyarakat jika mereka menerapkan strategi main keroyok yang terkesan tidak kesatria, angkuh, dan menjelek-jelekkan calon lain yang disukai mayoritas masyarakat. Apalagi calon lain tsb memiliki elektabilitas yang tinggi menurut hasil survey.

Selain itu para penantang Ahok juga tidak menyadari bahwa serangan negatif terhadap Ahok di dalam acara di ILC tsb, akan menimbulkan kesan Ahok dizalimi. Akibatnya Ahok akan semakin banyak menuai simpati masyarakat dan elektabilitasnya justru meningkat.

Di sisi lain Ahok pun tidak perlu khawatir dengan label pengecut yang ditujukan kepadanya lantaran tidak hadir di acara ILC tsb. Masyarakat yang cerdas bisa menyimpulkan sendiri apakah Ahok pengecut atau pemberani dengan melihat sepak terjangnya selama memerintah sebagai Gubernur DKI.

Semoga bermanfaat
Abdu Dharma / Thursan Hakim

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun