Mohon tunggu...
Abdi Bercita
Abdi Bercita Mohon Tunggu... -

Two things are infinite: the universe and human stupidity.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemberitaan Krisis Mesir

19 Agustus 2013   10:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:08 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto di bawah ini memperlihatkan sisi lain dari krisis politik Mesir. Foto yang diambil di Mersa Matrouh, sebelah barat kota Iskandariyah (Alexandria), pada tanggal 14 Agustus 2013 menggambarkan suasana yang berbeda dengan apa yang sering digambarkan oleh tulisan-tulisan di Kompasiana mengenai Mesir paska kudeta militer. Setelah Mursi terguling banyak tulisan-tulisan simpatisan IM di Kompasiana yang menyatakan bahwa demonstrasi anti militer yang dimotori Ikwanul Muslimin didukung oleh 'berjuta-juta' rakyat Mesir.

[caption id="attachment_273011" align="aligncenter" width="480" caption="Sumber: https://twitter.com/Yahyadiwer/status/367959517381656576/photo/1"][/caption]

Apakah benar demonstrasi anti militer IM didukung oleh berjuta-juta rakyat Mesir? Atau apakah ini hanya klaim kubu IM dan simpatisannya di Indonesia?
Setiap pemberitaan konflik di suatu negara, pemberitaan akan tergantung pada pengemasannya. Meskipun atas nama rakyat Mesir, kemasannya tentu saja berbeda-beda sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Secara garis besar ada dua jenis pemberitaan mengenai krisis Mesir di Indonesia.


  1. Pemberitaan dari Media Barat
    Media barat tentu saja punya agenda tersendiri dalam meliput krisis Mesir. Media barat selalu cenderung anti militer. Konflik berdarah terutama di negara berkembang dimana militer terlibat akan selalu menjadi sumber berita yang basah oleh media barat. Selalu dipandang sebagai pelanggaran HAM tanpa melihat masalahnya secara utuh. Analoginya adalah liputan militer Indonesia oleh media barat seperti yang dilakukan oleh media Australia selama ini.
  2. Pemberitaan Pro IM
    Pemberitaannya cenderung menempati IM sebagai murni yang terzalimi. Musuh IM selalu salah dan IM selalu benar. Hitam putih. Rakyat Mesir vs. Militer. Tidak jarang menyeret isu agama untuk menarik simpati.

Sebenarnya dalam melihat krisis Mesir ini, ada sumber media yang terlupakan. Kita bisa juga menjadikan sosial media sebagai sumber untuk melihat sisi yang berbeda. Tulisan saya sebelumnya, Demonstrasi Ikhwanul Muslimin bukan Demonstrasi Damai, mencoba memperlihatkan sisi yang berbeda dibandingkan dengan sisi yang sering muncul di Kompasiana

Yang patut dipertanyakan apakah IM citranya bagus sekarang di Mesir? Foto di bawah ini yang bersumber dari sosial media memperlihatkan jawaban lain dari wajah krisis Mesir yang tidak pernah diangkat oleh pemberitaan di Indonesia pada umumnya dan Kompasiana pada khususnya. Anggota militer yang melindungi tiga perempuan anggota IM keluar dari Mesjid Fatah. Mengapa militer perlu melindungi anggota IM? Karena ternyata di lapangan masyarakat di Kairo banyak yang marah dan anarki kepada IM atas sensasinya yang menyulut kerusuhan yang diawali oleh demonstrasi "damai" dan pendudukan beberapa ruang publik oleh anggota IM untuk dijadikan markas demo dan gudang senjata.

[caption id="attachment_273048" align="aligncenter" width="576" caption="Sumber: https://twitter.com/i3atef/status/368723712171712512/photo/1"]

13768521042090209991
13768521042090209991
[/caption]

Sebagai rakyat Indonesia yang tidak mengerti secara detil dan luas apa yang sedang terjadi di Mesir dan apa yang ada di benak rakyat Mesir, layaknya tidak usah ikut campur urusan dalam negeri Mesir. Jika Indonesia mendukung IM dan memposisikan diri menjadi oposisi militer Mesir, kemungkinan besar akan memperkeruh suasana. Konflik akan berkepanjangan. Jika bersimpati dengan kondisi rakyat Mesir sekarang ini, selain doa, bantuan kemanusiaan melalui PMI atau Red Cross/Red Crescent lebih membantu rakyat Mesir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun