Mohon tunggu...
abdi maskur mutaqin
abdi maskur mutaqin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi saya bermusik dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jenis-Jenis Arang Berdasarkan Bahan Dasarnya

16 Juli 2024   19:02 Diperbarui: 16 Juli 2024   20:00 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jenis-jenis arang sangat beragam dan bervariasi berdasarkan bahan dasar yang digunakan dalam proses pembuatannya. Arang adalah salah satu bahan bakar yang telah digunakan sejak zaman kuno dan terus menjadi pilihan utama karena efisiensinya. Dari kayu hingga batok kelapa, berbagai bahan dasar menghasilkan arang dengan karakteristik unik yang sesuai untuk berbagai aplikasi. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa jenis arang berdasarkan bahan dasarnya, proses pembuatannya, dan kegunaannya.

Arang kayu adalah jenis arang yang paling umum dan banyak digunakan. Bahan dasar utamanya adalah kayu keras seperti kayu bakau, kayu jati, atau kayu rambutan. Proses pembuatan arang kayu melibatkan pembakaran kayu dalam kondisi minim oksigen, yang dikenal sebagai pirolisis. 

Hasilnya adalah arang yang memiliki kandungan karbon tinggi dan efisiensi pembakaran yang baik. Arang kayu menghasilkan panas yang stabil dan tahan lama, membuatnya ideal untuk memasak dan pemanasan. Bahan baku kayu keras tersedia secara luas, sehingga arang kayu mudah diproduksi dan ditemukan di pasaran. Selain itu, arang kayu memiliki aplikasi luas, digunakan untuk memasak, pemanggangan, dan dalam beberapa industri sebagai reduktor.

Arang batok kelapa adalah produk yang semakin populer karena keunggulannya dalam efisiensi dan keberlanjutan. Bahan dasarnya adalah tempurung kelapa yang dibakar dalam kondisi tanpa oksigen. Arang batok kelapa dikenal karena kepadatan dan kandungan karbonnya yang tinggi. Proses pembuatannya memanfaatkan limbah tempurung kelapa, mengurangi limbah pertanian. Arang batok kelapa juga menghasilkan sedikit asap dan bau, sehingga cocok untuk penggunaan dalam ruangan, serta panas yang dihasilkan lebih tinggi dan bertahan lebih lama dibandingkan arang kayu. 

Arang bambu merupakan jenis arang yang dihasilkan dari bambu yang telah dipirolisis. Bambu, sebagai salah satu tanaman yang tumbuh cepat, menjadi sumber bahan baku yang berkelanjutan untuk pembuatan arang. Arang bambu memiliki struktur berpori yang unik. Struktur berpori membuat arang bambu sangat efektif dalam penyaringan air dan udara. Selain itu, bambu tumbuh dengan cepat dan dapat dipanen dalam waktu singkat, menjadikannya sumber bahan baku yang berkelanjutan. Arang bambu sering digunakan dalam produk kesehatan seperti masker dan produk pemurnian air karena sifat penyerapnya.

Arang briket adalah jenis arang yang dihasilkan dari serbuk kayu atau arang hancur yang dipadatkan dengan bahan pengikat dan kemudian dipirolisis. Briket arang memiliki bentuk yang seragam dan mudah digunakan. Bentuk yang seragam memastikan pembakaran yang merata, dan briket mudah disimpan, diangkut, dan digunakan. Briket arang sering kali memiliki efisiensi pembakaran yang lebih baik dibandingkan arang konvensional.

Arang sekam padi adalah jenis arang yang dibuat dari sekam atau kulit padi yang dipirolisis. Sekam padi merupakan limbah pertanian yang melimpah dan sering kali dibuang begitu saja. Arang sekam padi mengubah limbah pertanian menjadi produk yang berguna, membantu mengurangi limbah pertanian dan emisi gas rumah kaca dari pembakaran terbuka. Arang ini sering digunakan sebagai bahan amelioran tanah untuk meningkatkan kesuburan dan struktur tanah.

Jenis-jenis arang yang beragam menawarkan berbagai pilihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik. Dari arang kayu yang umum hingga arang sekam padi yang ramah lingkungan, setiap jenis arang memiliki keunggulan dan aplikasi uniknya. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat memilih jenis arang yang paling sesuai untuk kebutuhan kita, baik untuk memasak, pemanasan, penyaringan, atau aplikasi industri. Melalui inovasi dan praktik berkelanjutan, produksi dan penggunaan arang dapat terus berkembang, memberikan solusi energi yang efisien dan ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun