Mohon tunggu...
abdi maskur mutaqin
abdi maskur mutaqin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi saya bermusik dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perjalanan Shisha dari Awal hingga Masuk ke Indonesia

15 Juli 2024   15:53 Diperbarui: 15 Juli 2024   15:57 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shisha, juga dikenal sebagai hookah atau narghile, adalah salah satu tradisi merokok yang telah ada selama berabad-abad. Sejarah perjalanan shisha penuh dengan kisah menarik dari berbagai belahan dunia sebelum akhirnya masuk ke Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi asal-usul shisha, bagaimana tradisi ini menyebar ke berbagai negara, dan bagaimana akhirnya menemukan tempatnya di Indonesia.

Shisha pertama kali muncul di wilayah India Utara dan Persia (sekarang Iran) sekitar abad ke-16. Alat ini awalnya digunakan oleh para bangsawan dan orang-orang berpengaruh sebagai simbol status sosial. Shisha terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti batok kelapa dan bambu, yang kemudian berkembang menjadi lebih kompleks dengan desain yang indah dan bahan yang lebih tahan lama seperti logam dan kaca.

Dari Persia, tradisi shisha menyebar ke Timur Tengah, khususnya Mesir dan Turki. Di Mesir, shisha dikenal dengan nama "hookah," sementara di Turki disebut "narghile." Kedua negara ini memainkan peran penting dalam mempopulerkan shisha di wilayah Arab dan sekitarnya. Kafe-kafe shisha mulai bermunculan di kota-kota besar seperti Kairo dan Istanbul, menjadikan shisha bagian integral dari budaya sosial dan kehidupan malam.

Pada abad ke-18 dan 19, shisha mulai menarik perhatian wisatawan Eropa yang berkunjung ke Timur Tengah. Mereka membawa pulang tradisi ini ke negara asal mereka, memperkenalkannya ke masyarakat Eropa. Shisha kemudian menyebar ke Amerika Serikat melalui imigran dari Timur Tengah dan Asia Selatan, dan segera menjadi populer di kalangan mahasiswa dan anak muda sebagai cara bersosialisasi dan bersantai.

Sejarah perjalanan shisha akhirnya membawa tradisi ini ke Indonesia. Shisha masuk ke Indonesia melalui para pedagang dan wisatawan Timur Tengah yang memperkenalkan budaya ini kepada masyarakat lokal. Sejak itu, shisha mulai populer di kalangan anak muda dan menjadi salah satu pilihan hiburan malam yang digemari. Kafe-kafe shisha dapat ditemukan di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bali, dan Bandung, menawarkan berbagai rasa tembakau dan suasana yang nyaman untuk berkumpul dengan teman-teman.

Seperti halnya budaya lain yang masuk ke Indonesia, shisha juga mengalami adaptasi lokal. Beberapa kafe shisha di Indonesia menawarkan rasa tembakau yang disesuaikan dengan selera lokal, seperti durian, mangga, dan kelapa. Selain itu, penggunaan batok kelapa sebagai wadah shisha kembali populer, mengingatkan kita pada asal-usul shisha yang sederhana.

Popularitas shisha di Indonesia juga memberikan dampak sosial dan ekonomi. Banyak pengusaha lokal yang membuka kafe shisha, menciptakan lapangan kerja dan mendukung perekonomian lokal. Namun, ada juga kekhawatiran tentang dampak kesehatan dari merokok shisha, yang perlu diatasi melalui edukasi dan regulasi yang tepat.

Sejarah perjalanan shisha adalah kisah menarik tentang bagaimana sebuah tradisi merokok dari India dan Persia dapat menyebar ke seluruh dunia dan akhirnya menemukan tempatnya di Indonesia. Dari alat sederhana yang terbuat dari batok kelapa dan bambu, shisha telah berkembang menjadi simbol budaya yang populer di berbagai negara. Bagi para penggemar shisha di Indonesia, Jacoid menawarkan produk briket shisha berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan pengalaman merokok Anda.

Kunjungi artikel lainnya di kompasiana.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun