Menanti yang dinanti
di pelataran sunyi
tubuh sepi menyendiri
menanti bayangan di nanti
bersama secangkir kopi
lalu
ku biarkan malam mencumbui jiwaku
serta gigil sedari tadi gelisah membelenggu
aku pasrah dicabit tangan waktu
meski hati tak mau
Tuhan....
kata apa,
yang layak untuk aku berkata
jika puisi tak mampu ku baca
O, Tuhan...
segala kuasa ada di tanganMu
ku serahkan kepasrahanku
walaupun aku harus menelan pahit dalam penantian
Kediri, 10 Desember 2020
Buah Karya: Le Putra Marsyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H