Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengenal 5 Cinta Seniman yang Disalahartikan

19 November 2020   14:00 Diperbarui: 20 November 2020   01:04 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Azis (pamflet seminar Literasi)

Seniman merupakan orang-orang yang sangat mudah disalahpahami. Selain karena keunikan karya serta keliaran cara berpikirnya. Sepertinya mereka memiliki sesuatu dalam hidup mereka yang sangat magis untuk di mengerti dengan akal ilmiah/sehat semata.

Sebagai seorang yang menyenangi seni dan berkecimpung di dalamnya. Saya menyadari bahwa ternyata seniman itu sama dengan manusia pada umumnya, senang bergaul, berbicara dan melakukan sesuatu.

Hal yang tidak kalah normalnya adalah mereka juga masih memiliki indra perasa (Hati). Di hati, rasa suka bisa muncul dan rasa-rasa lainnya. Dan mereka sangat senang dengan hal itu, meski terkadang mengganggu juga. 

Rasa selalu membangkitkan imajinasi, lalu menumbuhkan ide-ide yang tiada habisnya (dalam hal ini, semua orang juga mengalaminya). Bisa dikatakan bahwa semua ini adalah proses hidup juga bagi seorang seniman. Dan hasilnya akan seperti apa? Tergantung pada setiap orang yang menjalani.

Berbicara tentang seniman dan cinta, perlu kita semua pahami dan harus mengerti. Bahwa pada dasarnya seniman mempunyai rasa cinta yang lebih besar dari kalian (yang memandang sebelah mata). Tidak percaya? Mari kita ulik satu per satu rasa cinta dari beberapa seniman.

1. Cinta Seniman Lukis

Pelukis atau orang yang suka melukis ini memang masuk pada Seni Rupa. Awal kalimat kita sudah bertemu dengan kata "suka" yang akan menjadikan ia "cinta".

Jika kita memandang pelukis ini sebagai orang yang kaku atau egois sekalipun. Maka dengan tegas dan santun saya sanggah salah. Di balik raut wajah yang kaku, Pelukis ini mempunyai cinta yang begitu besar terhadap keindahan Alam atau bahkan ke setiap apa yang ia jadikan objek.

2. Cinta Seniman Musik Tradisional

Tolong, jangan bedakan ia pemusik modern dengan pemusik tradisional. Memang benar jika pemusik modern ini lebih terlihat cool. Lebih bisa memikat cinta lawan jenisnya untuk mencintainya. Lebih bisa dibilang Seniman musik yang mengikuti zaman.

"Ibu, bapak, mbak, dan mas sekalian, tolong dengarkan rintihan bocah ini"

Ucap hati saya ketika mendengar curhatan bocah SMA yang bergelut di bidang Seni Musik Karawitan. (musik khas jawa). Perihal dia sering mendapat omongan atau ocehan orang sekitar. Bahwa dia dikata jadul, tak tahu malu, tak bisa mengikuti zaman.

Aduuh. Apakah ada pembaca di sini yang seperti itu? Saya harap tidak. Sejatinya saya bangga dan mengharu biru ketika tahu bahwa masih ada anak muda berkecimpung di seni musik karawitan. Bahwa ini adalah wujud setianya mencintai budaya Indonesia yang menjadi peninggal leluhur kita.

Masih diragukan rasa cintanya?

3. Cinta Seniman Tari

Sama seperti musik, seni tari ini mempunyai dua generasi (tradisional dan modern). Saya yang sebagai pecinta tari tradisional kuda lumping sering mendapatkan omongan yang tidak mengenakkan.

"Kamu itu lo, kok mau-maunya ikut jaranan, wong imbalan juga gak seberapa"

Hellooo, masih ada ya yang namanya cinta berharap dengan imbalan? Kalau memang ada, cintanya itu abal-abal/ dibuat-buat. Kebanyakan seniman itu imbalannya "senang". Jika kita yang menjadi penggiat sudah merasakan senang hilanglah sudah rasa lelah itu semua.

"Wong Seni bayarane namung seneng"

4. Cinta Seniman Teater

Ini bisa saya tulis karena mendapat curhatan Sahabat Kompasianer saya (Maria Ayu). Mbak Ayu yang berkecimpung di dunia perteateran ini sedang dilanda gelisah fatamorgana.

Perihal beberapa hari yang dilewati, sering mendapat pandanga sebelah mata, bahkan tidak mendapat dukungan dari orang tuanya. Yang sehingga mbak Ayu ingin memukul mundur dari kegiatan berteaternya.

"Hemm.. Tuhan.. Masih ada juga tenyata yang memandang sebelah mata? Apa yang membuat kalian seperti ini? Hey, perlu kalian tahu, bahwa menumbuhkan cinta untuk berteater sangat sulit. Tolong jangan bunuh cinta mereka dengan pikiran bahwa Teater itu Gila."

Kenapa saya bilang cinta berteater itu sangat sulit? Jelas, karena seni teater ini saya rasa pergabungan dari banyak seni di sana. Sangat sulit jika seseorang mencintai banyak hal dari seni rupa, seni tari, seni musik dll.

Dari teater pula, kita bisa belajar untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Hidup bersosial? Teater mengajarkan juga perihal tolong menolong sesama. 

Menghadapi tekanan? Juga dialami dalam dunia perteateran, bahwa kita sering ditekan oleh Sutradara harus menampilkan sesuatu yang apik. Dan juga ditekan untuk menjalani peran yang sangan mendalam.

Masih ingin menjelekan orang yang memrjuangkan cintanya terhadap Teater? Tolong pertimbangkan matang-matang.

5. Cinta Seni Sastra

Hakikatnya Sastra termasuk dalam pembelajaran Bahasa. Namun pada inti pembagian Sastra, ada beberapa keharusan kita untuk berimajinasi. Sehingga memunculkan keunikan serta keindahan dalam bersastra (juga ada dalam unsur seni). Seperti halnya membuat Cerpen, Puisi, Naskah Drama

Namun sangat memprihatinkan juga, jika kita sebagai Penulis atau Seniman Sastra masih di bilang Katrok (jadul). Perihal Pandangan "Penulis tidak ada harga jualnya" masih kerap terjadi di beberapa penggiat literasi, bahkan saya sendiri pernah mengalami.

Hal ini akan membuat rasa timbul tenggelamnya "kita" sebagai penggiat literasi dalam semangat berkarya. Ingin berhenti rasanya kita mendengar hal-hal seperti itu. Tapi jika memang cinta? Tolong lanjutkan, kita terbangkan dunia Literasi. Dan untuk kalian yang sering memandang sebelah mata, tolong hargai cinta kami untuk seni sastra.

Setelah kita membaca 5 cinta seniman di atas, apa yang bisa kita pastikan untuk mereka dengan kepastiannya sebagai seniman? Saya harap kita bisa mendukung mereka yang mencintai Seni. Biarkan mereka berkreasi sesuka hati.

Salam Hormate
Salam Seni dan Budaya
Salam Literasi

Catatan:

Artikel ini juga sebagai salah satu bahan materi saya di acara seminar NGOPI (Ngobrol Tentang Puisi). Dengan tema Aku, Anak Muda Ingin Terbang Berkelana (Mendedikasikan Literasi Sejak Dini, Satu Cara untuk Percaya Diri). Yang baru terlaksana hari ini.

Dokpri Azis (pamflet seminar Literasi)
Dokpri Azis (pamflet seminar Literasi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun