Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kisah Bocah Ndeso yang Menjadi Duta Wisata Tingkat SMK

17 November 2020   13:13 Diperbarui: 18 November 2020   16:25 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Azis (piala dan piagam)

Hari Pelajar Internasional? Hemm, saya jadi teringat ketika saya berstatus sebagai pelajar 7 tahun lalu. Dimana bocah ndeso (plosok) ingin menjadi anak kota. Boleh saya bercerita pengalaman saya?

Jarak antara rumah ke sekolah sekitar 30 KM. Membuat saya harus lebih rajin lagi bangun pagi. Ya, karena sebelum mandi persiapan berangkat sekolah saya harus menyapu halaman Rumah. Maklumlah halaman rumah selalu kotor karena banyaknya rontokan daun. (Loh kok nggladur gini cerita saya, hehehe yuk balik ke pokok cerita)

Sebagai pelajar, siapa yang tak ingin dikenal di sekolahnya? Pasti semua ingin dikenalkan? Entah itu dari murid-muridnya atau guru, bahkan dikenal ke luar sekolahan juga.

Sama, saya pun juga ingin dikenal banyak orang. Tapi apalah daya ketika  saya mempunyai paras yang pas-pasan dan badan sedikit gemuk. (Bukan mengeluh). Jadi, saya sempat bingung, gimana caranya saya bisa terkenal. Sedangkan melihat di TV anak sekolah yang terkenal kebanyakan ganteng dan cantik.

Tapi dengan ada banyaknya Ekstrakurikuler yang disedikana sekolah, saya mengikuti 3 sekaligus. Saya ambil teater, sepak bola dan pramuka.

Tentu saya harus pandai-pandai membagi waktu. Bayangkan jika dalam satu minggu ada 3 kegiatan sekolah di luar jam pelajaran. Tak heran jika saya sering pulang malam, bukan karena main ya ternyata.

Meski sering juga tak dapat pintu rumah, harus tidur di halaman rumah, bahkan kerap saya mendapatkan guyuran air sisa cuci piring. Begitulah didikan orang tua seperti dulu agar anaknya disiplin. Tapi apa boleh buat ketika niat lain menjadi alasan. Berani berbuat harus bertanggungjawab.

Saya tak pernah mengeluh juga jika harus tidak mendapatkan uang bensin dari orang tua. Toh saya masih bisa bersepeda untuk menuju sekolah. Meski harus bermandikan keringat menempuh jarak tempuh 30 KM.

Selama 1 tahun saya mulai dikenal oleh banyak guru. Meski kadang menimbulkan perdebatan antara guru-guru. Saya ini anak eskul apa? Hehehe bukan rebutan saya ya ternyata. Next!

Setelah 1 tahun saya mengikuti 3 ekskul, akhirnya saya memantapkan diri untuk di Teater. Karena pada saat itu Teater Terbang sedang mengikuti Event yang diadakan oleh Kabupaten Kediri. Kebetulan saya dijadikan Sutradara, sehingga harus fokus untuk menyiapkan pementasan yang spektakuler.

Namun di sisi lain, ketika beberapa guru tahu saya tidak ikut pementasan teater. Saya malah disuruh untuk mengikuti event kategori Panji Galuh, (Abang None/Raka Raki). Ya, memang Event yang diadakan Kabupaten Kediri ini bertajuk dengan Cerita Panji. Banyak kategori di sana, ada Teater, Panji Galuh, Karawitan, Tari dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun