"Senjata kita adalah hati, senjata kita adalah gelora semangat, senjata kita adalah kata-kata. Setapak demi setapak dalam bab-bab juang. ketuk hati mereka, jadikan kata-kata seolah menjelma jadi penjara paling pengap. menderma jera di atas bantal pengantar mimpi-mimpi penuh gemetar.
Mereka boleh punya senjata berkelas. tapi kita orang punya adalah sihir yang sanggup mengobrak-abrik mulusnya senyum mereka. Kita juga punya segala, Putraku!."
Ayah mengakhirinya dengan senyum paling menyala
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H