Mohon tunggu...
Putu Abda Ursula
Putu Abda Ursula Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di UNIPAS, Konselor, Ketua Sekolah Alam Banyumilir, Mahasiwa S3 Ilmu Pendidikan UNDIKSHA

Saya Putu Abda Ursula bekerja sebagai Dosen di Prodi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Panji Sakti Singaraja dan Praktek Konseling, Tarot, dan Hipnoterapi di Singaraja. Saat ini sedang menempuh studi di Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi S3 Ilmu Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Pendidikan Demokrasi Melalui Pendekatan Bimbingan Konseling di Era Global

11 Desember 2024   18:11 Diperbarui: 11 Desember 2024   18:11 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah globalisasi yang terus berkembang, tantangan dalam dunia pendidikan semakin kompleks. Salah satunya adalah bagaimana pendidikan dapat menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia. Di sinilah peran bimbingan konseling menjadi sangat strategis, terutama dalam transformasi pendidikan demokrasi di sekolah.

Pendidikan demokrasi bukan hanya tentang pengajaran teori-teori pemerintahan atau hak-hak politik, tetapi juga tentang bagaimana menanamkan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti penghargaan terhadap perbedaan, partisipasi aktif, dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Artikel ini akan membahas bagaimana pendekatan bimbingan konseling dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mendukung transformasi pendidikan demokrasi di era global.

Globalisasi membawa berbagai perubahan besar dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Perubahan ini mempengaruhi bagaimana sistem pendidikan di seluruh dunia beradaptasi dengan tuntutan zaman. Pendidikan demokrasi menjadi lebih penting dari sebelumnya karena globalisasi tidak hanya membawa kemajuan, tetapi juga tantangan terhadap nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan inklusivitas.

Pendidikan demokrasi bertujuan untuk membentuk individu yang memiliki kesadaran kritis terhadap sistem sosialnya, yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan demokratis dengan penuh tanggung jawab. Namun, untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik dan menyeluruh, salah satunya melalui pendekatan bimbingan konseling.

Peran Bimbingan Konseling dalam Pendidikan Demokrasi

Bimbingan konseling memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung pendidikan demokrasi. Pendekatan ini dapat mengubah paradigma pendidikan yang semula terfokus hanya pada pencapaian akademik menjadi lebih inklusif, berbasis nilai-nilai demokrasi, dan berorientasi pada pengembangan karakter siswa. Berikut adalah beberapa cara bimbingan konseling dapat berkontribusi dalam pendidikan demokrasi:

1. Membangun Kesadaran Sosial dan Politik

Melalui bimbingan konseling, siswa dapat diajarkan tentang pentingnya kesadaran sosial dan politik dalam kehidupan mereka. Bimbingan ini melibatkan diskusi tentang nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, serta peran individu dalam masyarakat. Konselor dapat membantu siswa memahami bagaimana keputusan yang mereka buat---baik di sekolah maupun dalam kehidupan sosial---mempengaruhi orang lain dan lingkungan mereka.

2. Pengembangan Keterampilan Komunikasi dan Partisipasi Aktif

Pendidikan demokrasi mengharuskan individu untuk dapat berkomunikasi secara efektif dan berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan. Bimbingan konseling dapat mengembangkan keterampilan komunikasi siswa dengan cara mengajarkan mereka cara menyampaikan pendapat secara konstruktif, mendengarkan dengan empati, dan bernegosiasi dalam situasi yang beragam. Hal ini penting agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam diskusi kelas, organisasi siswa, atau kegiatan lainnya yang melibatkan pengambilan keputusan bersama.

3. Mengatasi Konflik dan Meningkatkan Toleransi

Di dunia yang semakin global, siswa akan bertemu dengan perbedaan yang beragam, baik dari segi budaya, agama, maupun latar belakang sosial. Bimbingan konseling berperan dalam mengajarkan siswa cara mengelola konflik dengan cara yang demokratis, yaitu melalui dialog dan kompromi, bukan kekerasan atau pemaksaan. Pendekatan ini membantu siswa untuk mengembangkan toleransi dan menghargai perbedaan yang ada di sekitar mereka, yang merupakan fondasi dari pendidikan demokrasi.

4. Mendorong Pengambilan Keputusan yang Bijaksana

Dalam pendidikan demokrasi, siswa diajarkan untuk tidak hanya mengikuti perintah, tetapi juga untuk mengambil keputusan secara bijaksana dan bertanggung jawab. Bimbingan konseling dapat memberikan panduan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam membuat keputusan yang etis, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.

5. Mengembangkan Kepemimpinan yang Inklusif dan Adil

Pendidikan demokrasi bertujuan untuk menghasilkan pemimpin yang memiliki integritas dan keadilan. Bimbingan konseling berperan dalam membantu siswa mengembangkan sikap kepemimpinan yang inklusif, yang mengutamakan kesejahteraan bersama, bukan kepentingan pribadi atau kelompok. Konselor dapat mengajarkan siswa tentang nilai-nilai seperti keadilan, empati, dan kerjasama dalam kepemimpinan.

Agar bimbingan konseling dapat efektif dalam mendukung pendidikan demokrasi, beberapa strategi perlu diterapkan di sekolah:

1. Mengintegrasikan Nilai Demokrasi dalam Kurikulum Bimbingan Konseling

Konselor perlu mengintegrasikan topik-topik yang berkaitan dengan nilai-nilai demokrasi ke dalam sesi bimbingan konseling. Hal ini bisa mencakup pengajaran tentang hak asasi manusia, keadilan sosial, kesetaraan gender, serta cara-cara berpartisipasi dalam kehidupan demokratis, baik di tingkat sekolah maupun masyarakat.

2. Pendidikan Karakter melalui Kelompok Diskusi

Salah satu cara untuk memperkuat pemahaman tentang demokrasi adalah dengan mengadakan kelompok diskusi yang melibatkan siswa dalam berbicara tentang isu-isu sosial dan politik yang relevan dengan kehidupan mereka. Diskusi ini dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap nilai-nilai demokrasi dan mengajarkan mereka cara-cara yang konstruktif dalam menyelesaikan perbedaan.

3. Penyuluhan dan Pembinaan tentang Kepemimpinan dan Partisipasi

Melalui bimbingan konseling, siswa dapat diberi pelatihan tentang bagaimana menjadi pemimpin yang demokratis, yang mendengarkan suara orang lain dan bertindak dengan adil. Program pembinaan ini juga dapat mencakup pengajaran tentang cara berpartisipasi dalam organisasi siswa atau kegiatan ekstrakurikuler yang memerlukan pengambilan keputusan bersama.

4. Menerapkan Pendekatan Interaktif dan Berbasis Kasus

Pendekatan berbasis kasus yang menggunakan contoh nyata dari kehidupan sehari-hari siswa dapat membantu mereka memahami prinsip-prinsip demokrasi dalam konteks yang relevan. Konselor dapat menggunakan studi kasus atau simulasi peran yang memungkinkan siswa untuk belajar mengelola konflik, bekerja sama dalam kelompok, dan membuat keputusan yang inklusif.

Transformasi pendidikan demokrasi melalui pendekatan bimbingan konseling di era global sangat penting untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan politik yang tinggi. Dengan memberikan ruang bagi siswa untuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai demokrasi, bimbingan konseling berperan sebagai agen perubahan yang membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Dalam konteks global yang semakin terhubung, pendidikan demokrasi yang berbasis pada bimbingan konseling menjadi kunci untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang hak, kewajiban, dan peran mereka dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun