Mohon tunggu...
Putu Abda Ursula
Putu Abda Ursula Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di UNIPAS, Konselor, Ketua Sekolah Alam Banyumilir, Mahasiwa S3 Ilmu Pendidikan UNDIKSHA

Saya Putu Abda Ursula bekerja sebagai Dosen di Prodi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Panji Sakti Singaraja dan Praktek Konseling, Tarot, dan Hipnoterapi di Singaraja. Saat ini sedang menempuh studi di Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi S3 Ilmu Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengintegrasikan Filsafat Pendidikan Pancasila dalam Bimbingan Konseling untuk Mewujudkan Harmoni di Sekolah

3 Desember 2024   18:56 Diperbarui: 3 Desember 2024   19:02 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsafat Pendidikan Pancasila berakar pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tercermin dalam lima sila Pancasila. Nilai-nilai tersebut, seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan, memiliki peran penting dalam membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki karakter moral yang kuat. Di sisi lain, sekolah sebagai institusi pendidikan sering kali dihadapkan pada tantangan dalam menciptakan lingkungan yang harmonis, baik antar siswa, antara siswa dan guru, maupun dengan komunitas sekolah secara keseluruhan.

Bimbingan konseling, dengan pendekatan yang humanis dan inklusif, memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan nilai-nilai filsafat Pendidikan Pancasila dalam upaya menciptakan harmoni di sekolah. Artikel ini akan membahas bagaimana bimbingan konseling dapat berperan sebagai media integrasi filsafat Pendidikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, sekaligus menjawab tantangan-tantangan yang ada dalam menciptakan harmoni.

Filsafat Pendidikan Pancasila menawarkan kerangka nilai yang dapat digunakan sebagai panduan dalam menciptakan hubungan yang harmonis di sekolah. Kelima sila Pancasila masing-masing memberikan panduan moral dan sosial yang relevan dalam membangun hubungan yang inklusif dan saling menghormati:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Menanamkan nilai spiritualitas yang mendorong siswa menghormati perbedaan agama dan kepercayaan.
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Membentuk sikap empati, saling menghargai, dan kesadaran akan hak asasi manusia.
  3. Persatuan Indonesia: Menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas dalam keberagaman.
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Mengajarkan pentingnya musyawarah dan pengambilan keputusan yang bijaksana.
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mendorong sikap adil dan tidak diskriminatif dalam berbagai aspek kehidupan.

Dengan menjadikan nilai-nilai ini sebagai pedoman, sekolah dapat menciptakan suasana yang mendukung terwujudnya harmoni, baik dalam hubungan interpersonal maupun dalam dinamika sosial yang lebih luas.

Bimbingan konseling berfungsi sebagai media untuk menerjemahkan nilai-nilai filsafat Pendidikan Pancasila ke dalam praktik nyata di lingkungan sekolah. Berikut adalah beberapa peran strategis bimbingan konseling dalam konteks ini:

1. Membangun Kesadaran Nilai Pancasila

Konselor dapat mengintegrasikan pengajaran nilai-nilai Pancasila ke dalam sesi konseling individu maupun kelompok. Misalnya, melalui diskusi atau refleksi bersama, siswa diajak untuk memahami bagaimana nilai-nilai Pancasila relevan dalam kehidupan mereka sehari-hari, termasuk dalam hubungan mereka dengan teman dan guru.

2. Menanamkan Nilai Empati dan Toleransi

Dengan menanamkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, bimbingan konseling dapat membantu siswa memahami pentingnya menghormati perbedaan. Kegiatan seperti role-play atau simulasi konflik dapat digunakan untuk mengajarkan cara-cara menyelesaikan konflik dengan menghormati perspektif orang lain.

3. Mendorong Partisipasi Aktif melalui Musyawarah

Nilai demokrasi dalam Pancasila dapat diwujudkan melalui bimbingan konseling dengan melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka. Misalnya, konselor dapat memfasilitasi forum diskusi atau musyawarah untuk menyelesaikan permasalahan sekolah, seperti perundungan atau ketidakadilan dalam pembagian tugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun