Berdasarkan pengalaman penulis ketika menjelajahi lingkungan industri knalpot di Purbalingga Lor. Mayoritas pemilik usaha masih mempertahankan cara tradisional dalam membuat knalpot. Tentu bukan tanpa alasan mereka masih menggunakan cara lama, salah satunya adalah untuk menekan biaya produksi dan dapat mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja. Seperti yang kita ketahui, industri knalpot Purbalingga dikenal dengan knalpot kw atau tiruan dari merek-merek knalpot ternama seperti Akrapovic, Scorpion, dan lain sebagainya. Waktu produksi pembuatan knalpot dari proses awal hingga menjadi barang dengan nilai jual tinggi memang membutuhkan waktu hingga 7 hari.Â
Hal ini tergantung dari permintaan dari pembeli, serta seberapa rumitnya desain yang menjadi permintaan konsumen. Namun, dengan 30 orang pekerja, dalam 1 bulan mereka bisa memproduksi 500 hingga 600 unit knalpot. Sedangkan untuk pemasaran, knalpot buatan Purbalingga ini meliputi pengiriman lokal (dalam kota), luar kabupaten, luar provinsi, luar pulau, bahkan luar negeri, tergantung di mana konsumen berdomisili. Tentu saja hal ini masih menjadi kendala tersendiri bagi para pengusaha knalpot, karena tidak teraturnya produksi dan pemasaran produk mereka setiap bulannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H