Mohon tunggu...
Abd Rahman
Abd Rahman Mohon Tunggu... Guru - Sebagai Guru di Sekolah Dasar

Saya biasa dipanggil Rahmanesto, saya aktif diberbagai komunitas sosial, pendidikan dan kepemudaan. saya suka menulis berita, opini dan puisi. suka dengan perubahan dan kemajuan, terbuka untuk semua kalangan, suka diskusi dan hobi bersepeda, kulineran dan nonton musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Pasti Merindukanmu Sobat

16 Juli 2023   01:27 Diperbarui: 16 Juli 2023   07:55 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat malam tiba, deru kendaraan ramai memadati sudut kota. Senyum dan tawa mereka menghiasi jalanan. Sesekali, mereka melempar teriakan mesranya ditengah peraduan malam. 

Sebut saja mereka Hanum, Ica, Rendi, dan Ali. Mereka berempat pasangan muda yang Rumahnya tak jauh dari kota. Gubuk kecil tepat di persimpangan kota kelahirannya. Mereka lahir, di Kota Garam Madura. Kota yang penuh dengan cerita dan nestapa. Sederet kisah yang membesarkan pertemanan mereka hingga saat ini. 

Malam semakin larut, candaan mereka mengalun begitu indahnya. Terkadang banyak yang iri, melihat kemesraan mereka yang menyilaukan mata. 

Tiba-tiba suasana berubah menjadi syahdu, saat Hanum mulai menceritakan kegelisahan hatinya, bahwa dirinya akan pergi meninggalkan kota ini tiga hari lagi. 

"Sebenarnya, Aku bingung. Karena tiga hari lagi aku harus meninggalkan kalian semua." ungkap Hanum, sambil meneteskan airmata. 

" Apa, serius kamu Hanum? "Tanya Ica, dengan penasaran. " Iya, beneran Ica.." Aku harus pergi ikut ke rumah kakekku di Surabaya. 

" Memangnya, berapa lama Num? " Dan ada apa, kok mendadak begitu," Cecar, Ali dengan penasaran. 

Hanum dan Ali ternyata baru jadian, mereka baru seminggu berpacaran, namun harus berpisah. 

"Wah, bakal kesepian nih Ali... " Sahut, Rendi dengan bahasa mengejek. "Hus... Hus.. Gak boleh begitu Ren, bikin galau temanmu aja, " Jawab, Ica sambil tersenyum. 

" Maafkan  aku Ali, dan teman-teman, aku harus pergi karena kakekku sakit keras, akupun bingung, karena aku tidak tahu berapa lama nanti aku tinggal di sana. " Kata Hanum, sambil menghela nafasnya dalam-dalam.

" Pergilah, Hanum. Meskipun dengan berat hati, aku melepas dirimu. Yang pasti, aku akan merindukan dirimu. "Ali tiba-tiba berdiri dan memeluk Hanum yang tak kuasa duduk bersandar di sisi Ali. 

" Sudah-sudah, kayak mau ditinggalkan selamanya aja sama Hanum. Dia pasti kembali kok" Kata, Ica menenangkan suasana. 

"Sudah malam nih, pulang yuk. "Lanjut Ica, mengajak mereka pulang. 

Malam semakin dingin, mereka berempat akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat itu dengan penuh kekecewaan dan beban melepas teman dan kekasih yang tiap saat selalu bersama mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun