Ilmu adalah pemberian Tuhan yang mengalir dengan takdir kita. Semua orang pasti ingin punya ilmu, karena ilmu bagian dari kebutuhan dan pegangan hidup. Tanpa ilmu kita bukan siapa-siapa dan tak akan dipandang baik oleh orang lain.Â
Namun, ilmu tak akan lahir begitu saja tanpa hadirnya seorang Guru. Seberapapun pintarnya seseorang, pasti dia punya Guru. Ilmu dan figur seorang Guru adalah dua mata uang yang tak dapat dipisahkan.
Kita mungkin diberikan kelebihan oleh Tuhan tapi semua perantara dari Guru kita. Beliaulah manusia hebat yang tak kenal lelah mengajari kita huruf sampai bisa mengenal kata, dan sampai akhirnya kita mulai bisa membaca dan menulis.
Gurulah yang memberikan kita adab, bukan hanya mengajar tapi juga mendidik. Guru mengajari kita tentang akhlak, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan meminta maaf jika punya salah.Â
Karena kata guru, seberapapun ilmu yang kita miliki tetapi akhlak kita jelek, semuanya tiada berguna. Seperti masakan yang terasa hambar jika tidak kita berikan bumbu dan sedikit penyedap. Ilmu dan adab harus beriringan agar kita tidak mudah rapuh dan roboh dihempas angin kencang.Â
Hari ini, saya berpikir begitu pentingnya menyeimbangkan pengetahuan dengan adab/akhlak yang harus kita ajarkan dan kita tanamkan pada generasi milenial penerus bangsa.
Di Jaman sekarang, banyak sekali siswa yang sudah jauh dari adab. Banyak sekali kejadian di beberapa daerah, Siswa berani sama gurunya bahkan melawan sama orangtuanya sendiri. Sungguh miris dan ini menjadi potret pendidikan yang buruk.Â
Penting bagi kita sebagai pendidik dan orangtua untuk memikirkan anak kita. Jangan biarkan anak kita kesepian karena ditelantarkan oleh orangtuanya.
Meskipun, kita adalah orang yang sibuk dan tak punya waktu banyak bersama keluarga karena tuntutan pekerjaan dan jabatan. Namun, sempatkanlah walau sebentar untuk memperhatikan anak kita dan menyapanya walau hanya lewat pesan whatsapp atau menelponnya.
Kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orangtua terkadang akan menimbulkan banyak persoalan, utamanya pada perubahan yang dialami oleh anak kita. Hal yang demikian, merupakan salah satu faktor anak kehilangan kendali dan terjadi perubahan akhlak dan mentalnya. Sehingga, banyak sekali anak yang rusak pola pikirnya dan terlebih akhlaknya karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua.Â
Terakhir, semua manusia akan mengalami masa tua jangan biarkan anak kita membalas perlakuan kita di masa tua nanti. Merekalah yang akan merawat kita sampai kita sudah tak berdaya dan memasuki masa senja.Â
Merawat anak kita bukan dengan uang dan kemewahan. Namun dengan kasih sayang dan ilmu yang bermanfaat. Ajarilah mereka dengan sentuhan toleransi, pentingnya menghargai orang lain dan adab. Anak kita harapan masa depan kita, bagaimana anak kita bisa menjadi orang yang bisa kita banggakan. Anak kita adalah penerus keluarga yang harus kita jaga dan kita arahkan, agar kelak bisa menjadi manusia berguna bagi keluarga, agama dan bangsa. Potret inilah yang harus kita pahami bersama agar anak kita bisa menjawab tantangan global dengan pondasi yang kuat yang berlandaskan agama dan kultur nusantara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H