Mohon tunggu...
Abd Rahman
Abd Rahman Mohon Tunggu... Guru - Sebagai Guru di Sekolah Dasar

Saya biasa dipanggil Rahmanesto, saya aktif diberbagai komunitas sosial, pendidikan dan kepemudaan. saya suka menulis berita, opini dan puisi. suka dengan perubahan dan kemajuan, terbuka untuk semua kalangan, suka diskusi dan hobi bersepeda, kulineran dan nonton musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Ingin di PHP Kedua Kali

11 Januari 2023   09:04 Diperbarui: 11 Januari 2023   19:27 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Poto- Istimewa). 

Pagi itu, langit cerah. Matahari bersinar menghiasi pemandangan di taman bunga. Orang-orang mulai berlalu lalang melintasi gedung-gedung megah di pelataran kota. Tampak laki-laki gagah itu memarkirkan mobilnya. Wajahnya cukup tampan, kulitnya kuning langsat dengan postur tubuh yang tinggi. Dia bernama Kardiman, seorang politisi muda milenial yang karirnya cukup melejit di tahun ini. 

Dari kejauhan tampak dua motor menghampiri laki-laki tampan itu. Ternyata dia adalah Mat Solar dan Budi. Mereka berdua adalah sahabat lama Kardiman. Mat Solar berprofesi sebagai Kontraktor. Sedangkan  Budi berprofesi sebagai wartawan. Tahun kemarin,mereka berdua yang mengantarkan Kardiman menuju Parlemen. Namun, hubungan mereka kini mulai retak. Pasalnya, Kardiman memberi harapan palsu.Kardiman pernah berjanji kepada mereka akan memberikan hadiah atas kerja kerasnya. Seolah pepesan kosong, janji itu tinggal janji, tak pernah ia tepati. 

" Apa kabar Pak Dewan?"sapa Mat Solar pada Kardiman, yang duduk di depan mobil mewahnya. 

" Baik Mat, gimana kabar kalian berdua?"tanya Kardiman, pada Mat Solar dan Budi.

" Ya kayak ginilah, bro!!" jawab Budi, sambil tersenyum. Sejak perhelatan pemilu usai, dan Kardiman dilantik, mereka berdua jarang sekali bertemu. Namun mereka berdua masih sempat hadir diperayaan syukuran di Rumahnya Kardiman. 

Seiring waktu berlalu, hubungan mereka mulai tak harmonis lagi. Kardiman mulai berubah, sikapnya acuh tak acuh sejak dia menjadi Dewan. Kardiman mulai ingkar janji. Dulu, saat seusai dilantik, Kardiman pernah berjanji akan membelikan mereka motor dan HP baru. Mat Solar dan Budi berulang kali datang ke kantor Kardiman, menagih janji. Tapi, Kardiman jarang menemui mereka. Dengan alasan sibuk. Terakhir bertemu di undangan, Kardiman menghindari mereka berdua, mungkin Kardiman tak ingin dipermalukan dan ditagih janjinya itu di depan banyak orang. 

" Ada apa nih, tiba-tiba ngajak ketemu Man??" Tanya Mat Solar pada Kardiman . 

Pagi itu mereka berdua asyik ngobrol di taman bunga, taman yang rindang di pusat kota Sumenep. 

 " Begini, saya butuh bantuan kalian lagi, tenanglah untuk yang itu saya takkan lupa kok" Sahut Kardiman, meyakinkan Mat Solar dan Budi. 

" Aku mulai ragu bro pada janjimu, " sahut, Budi menjawab ajakan Kardiman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun