Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fakta-fakta Tentang Budi Gunawan

4 September 2016   22:27 Diperbarui: 4 September 2016   22:34 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan Komjen Budi Gunawan (BG) untuk menjadi orang nomor satu di BIN sudah di depan mata. Presiden Jokowi sudah berkirim surat ke DPR, dan tampaknya fraksi-fraksi di parlemen pun siap menyambut pergantian pucuk pimpinan badan intelijen itu dengan hati senang, riang dan gembira. Sepertinya tidak akan terjadi banyak pertentangan di sana. PDIP jelas memberikan dukungan, PAN dan PKB secara terang-terangan juga sudah memberikan dukungan untuk mantan ajudan Megawti itu.

Mengapa BG dipilih? Fakta menunjukkan dan membuktikan bahwa BG memang salah satu pilihan “terbaik” Jokowi. Berikut kilas balik fakta-fakta tentang “kebintangan” BG. BG tamat dari Akpol tahun 1983 dan merupakan lima besar lulusan Akpol tahun itu.  Mulai tahun 1983-2001 BG meniti karir mulai dari Kapolsek Tanjung karang Barat, Kasat Lantas Palembang, Kepala Bagian Lalu Lintas Polwil Lampung dengan pangkat Komisaris, dan Kasat Lantas Mapolda Sumatera Selatan.

Tahun 2001-2004 BG ketiban “wahyu” menjadi Ajudan Presiden Megawati Soekrano putri dengan pangkat Kombes. Selepas menjabat ajudan Megawati, tahun 2004-2006 menjabat Karobinkar SSDM Polri dengan pangkat Brigjend. Karir BG terus merangkak, di tahun 2006-2008 dia dipercaya menjadi Kaselapa Lemdiklat Polri. Lepas dari Kaselapa di tahun 2008-2009 dia ketiban sampur menjadi Kapolda Jambi.

Tak selesai sampai di sini saja, di tahun 2009-2010 dipercaya untuk menjabat  Kadiv Binkum Polri dengan pangkat Irjen. Tahun 2010-2012 dia dipercaya untuk menjadbat Kadiv Propam Polri, dilanjut di tahun yang sama 2012 dipercaya menjabat sebagai Kapolda Bali. Lepas dari Bali, dipercaya menjabat sebagai Kalemdiklat Polri dengan pangkat Komjen pada tahun 2012-2015.

Karir BG kian moncer di Tahun 2015 ketika Presiden Jokowi menjagokannya sebagai Kaplolri. Kalau saja dia tidak “diganjal” oleh KPK, tentu sejak 2015 hingga kini dia adalah kapolri, bukan Badrodin Haoti. BG harus rela menjadi orang nomor dua di Polri. Sekarang Jokowi akan menempatkannya di tempat yang lumayan prestisius sebagai “obat” atas atas kegagalannya menduduki kursi Kapolri. Dengan catatan fakta karir yang gemilang itu, sepertinya memang tidak ada alasan bagi siapapun untuk menolak keputusan Jokowi menempatkan BG di kursi pimpinan BIN. Akhirnya, selamat bekerja PakBG... (Banyumas; 04 September 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun