Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mau Ngomongin Jokowi? Lakukan Ini Dulu

31 Agustus 2016   22:55 Diperbarui: 1 September 2016   05:16 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali saat ide tiba-tiba datang, entah itu ide segar, ide konyol atau bahkan ide banyol, trus hati dan pikiran oke, jadilah tangan memencet-mencet tombol, dan ter-uploadlah ide-ide kita, spontan, mendadak bahkan kadang tak terpikirkan akibat dan efek yang bisa timbul setelah kita menguploap atau memposting tulisan, komentar, meme atau pun foto-foto serta gambar, baik lucu, menggoda, mengkritik atau bahkan bernilai ejekan. 

Nah, kalau yang terjadi yang paling “bontot”, posting sesuatu yang berniai ejekan, apalagi yang jadi objek seorang publik figur, misal Presiden Jokowi, tiwas bisa repot kalau yang diejek atau pendukungnya tidak terima trus lapor pollisi. Bisa repot kan? Nah, makanya kalau mau posting sesuatu harus dipikir dulu baik-buruknya, manfaat-madlaratnya, atau minimal kalau mau kasih saran-kritik pakai cara-cara yang bijak mau’idzah hasanah, tidak tabrak sana, labrak sini.

Nah ini tips sebelum memposting sesuatu biar aman, khsusunya buat yang rada-rada takut kalau harus berurusan sama yang namanya dilaporkan ke polisi. Menunrut Direktur Eksekutif ICT Watch, Donny B.U, sebagaimana dilansir kompas, “Think before posting”, pikir sebelum memposting sesuatu. Paling tidak ada tiga hal yang perlu dipikirkan sebelum memposting sesuatu agar postingan kita “aman-aman” saja. 

Pertama, bayangkan jika kita mengucapkan langsung di depan orang yang kita kritik, orang yang kita jadi objek pembicaraan. Kalau berbicara langsung di depan orang yang kita jadikan objek pembicaraan, kita tidak berani, maka sebaiknya jangan kita posting. Kalau kita bertemu Presiden Jokowi, lalu kita tidak berani mengatakan bahwa “Jokowi Tolol”, maka jangan sekali-kali kita berani memposting apapun yang maksudnya adalah “Jokowi Tolol”. Tapi kalau berbicara langsung di hadapannya, kita berani, ya posting saja. Paling-paling kalau kita nekad mengeluarkan kata-kata seperti itu langsung di hadapannya, kita langsung diborgol dan diamankan oleh anggota Paspampres.

Kedua, pertimbangkan kemungkinan akibat baik-buruknya, manfaat-madlaratnya. Kalau sekiranya tidak ada manfaatnya baik bagi diri sendiri apalagi orang lain, lebih baik tidak diposting. Yang paling minimal adalah manfaat  untuk diri sendiri. Misal untuk melatih dan mengasah kemampuan menulis, tentu sering-sering posting artikel menjadi “bermanfaat” bagi sang penulis, meskipun mungkin belum bermanfaat bagi orang lain. Sejauh tidak mengandung unsur-unsur kemadlaratan, mengandung ejekan kepada orang lain, tentu tidak masalah, posting saja, hitung-hitung sebagai sarana pembelajaran.

Ketiga, cari referensi yang jelas sebelum memposting sesuatu, terlebih artikel atau reportase. Jangan mengandalkan “katanya”, “denger-denger”. Seharusnya setelah mendapatkan inormasi dari “katanya” dan “denger-denger”, kita harus croscek ke sumber informasi yang sesungguhnya, atau minimal yang paling dekat, bisa dengan baca buku, atau yang lebih mudah sekarang adalah dengan searching informsi di google misalnya. Tanpa informasi dan referensi yang padat, tulisan kita bisa banyak kesalahan dan hanya akan menjadi bahan ejekan dan tertawaan saja karena yang kita sampaikan datanya tidak valid, abal-abal alias hoak.

Terakhir, setelah mantap, jangan lupa berdoase belum posting sesuatu. Insya allah tulisan kita akan aman-aman saja. Kalau sekira bermanfaat pasti tulisan kita akan banyak dikunjungi banyak orang. Pembaca akan memberikan apresiasi positif terhadap tulisan-tulisan kita. Demikian tips sederhana ini, yang penulis sendiri belum bisa menerapkannya, semoga bermanfaat. Amiin.. (Banyumas; 31 Agustus 2016)

Baca juga; Bangkit Dari Stroke Sebuah Pengalaman Hidup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun