Ima Matul Maisaroh (36),mantan Asisten Rumah Tangga (ART) asal Indonesia yang kini telah menjadi Anggota Dewan Penasihat Gedung Putihalias penasihat Presiden Barack Obama, akhirnya benar-benar berpidato di depan puluhan ribu delegasi Konvensi Nasional Partai Demokrat di Philadelphia,Pennsylvania, Amerika Serikat AS, 26 Juli 2016 yang lalu. Tentang Ima baca selengkapnya: Mantan TKW Indonesia Jadi Penasihat PresidenObama.
Berikut ini pidato Ima diKonvensi Nasional Partai Demokrat itu :
“Thank you, Senator, for your words and yourwork.
Never in my wildest dreams could I have imagined that Iwould share a stage with so many leaders and visionaries.
I grew up in a poor village in Indonesia. When I was 17years old, I was brought to Los Angeles with the promise of a job as a nanny.Instead, I spent the next three years in domestic servitude being abused.
When I finally had the courage to escape my trafficker, Ifound a home at the Coalition to Abolish Slavery & Trafficking. After I gotthe support I needed, I found the strength to organize survivors from acrossthe country.
Before human trafficking began to capture our attention,before there were laws to identify and protect victims, even before I escapedmy trafficker, Hillary Clinton was fighting to end modern slavery. Andthroughout her career, Hillary kept up that fight. Human trafficking is notjust happening overseas; it is happening right here in our backyard. Every dayI hear stories just like my own. Still, I have hope.
There’s a growing awareness about the devastating impactof human trafficking. There’s a growing embrace of survivors in our communitiesand businesses and churches. And there’s a growing commitment to finding innovative solutions to make sure this generation of survivors will be thelast. I have hope, especially now that Hillary Clinton is running forpresident! As a survivor and an advocate, I have hope that we can end human trafficking. Thank you”
Terjemah bebas;
“Terimakasih, Senator, untuk sambutan dantugas-tugas Anda.
Tidak pernah dalam mimpi saya membayangkan bahwa saya akan tampil untuk berbagi di panggung terhormat ini dengan disaksikan para pemimpin dan pejabat penting.
Saya dibesarkan di sebuah desa miskin di Indonesia. Saat itu saya baru berusia 17 tahun, saya dibawa ke Los Anglesdengan janji akan dipekerjakan sebagai seorang pengasuh. Namun sebaliknya, sayajustru menghabiskan waktu selama tiga tahun menjadi pembantu rumah tangga dandiperlakukan dengan semena-mena.
Akhirnya saya memiliki keberanian untuk melarikan diri dari perbudakan tersebut, saya lalu menemukan tempat / lembaga penghapusan perbudakan. Setelah saya mendapatkan dukungan yang saya butuhkan,saya menemukan kekuatan untuk mengorganisir penyelematan di seluruh penjurunegeri.
Sebelum perdangan manusia mulai menangkap perhatian kita, sebelum ada perlindungan hukum untuk mengidentifikasi danmelindungi korban, bahkan sebelum saya melarikan diri, Hillary Clinton sudahberjuang untuk mengakhiri perbudakan modern. Dan sepanjang karirnya, Hillaryterus memeranginya.
Perdagangan manusia tidak hanya terjadi diluar negeri. Hal ini terjadi di sini di sekitar kita. Setiap hari sayamendengar cerita sama seperti yang saya alami. Namun saya masih terus berharap(itu diberangus).
Ada kesadaran mengenai dampak perdagangan manusia. Ada yang berusaha menyelamatkan korban dari komunitas bisnis kita dangereja. Dan ada komitmen yan gerus berkembang untuk menemukan solusi yang inovatif untuk memastikan bahwa generasi kita akan selamat (dari perbudakan). Saya memiliki harapan, terutama sekarang dimana Hillary Clinton tengahmencalonkan diri sebagai Presiden! Sebagai seorang pejuang dan pembela, saya memiliki harapan bahwa kita dapat (segera) menghakhiri perdagangan manusia. Terimakasih”.Lihat pidatonya disini ; youtube (Banyumas; 27 Juli2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H