Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kasus Ijazah Bodong, Kampus Ini Akan Somasi Menristek Dikti

25 Mei 2015   10:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_385342" align="aligncenter" width="573" caption="Menristek Dikti sidak ke kampus-kampus, pencitraankah? (foto; kompas)"][/caption]

Ijazah aspal, bodong atau apa lah namanya sebenarnya sudah merupakan issu lama. Namun kali ini kembali menarik diperbincangkan seletah Menristek Dikti M. Nasir melakukan sidak ke sejumlah perguruan tinggi yang ditengarai "jualan" ijazah aspal itu. Salah satu yang baru disidak adalah University of Berkley Michigan America (UBMA) di Jakarta Pusat dan STIE Adhy Niaga Bekasi. Khusus di UBMA ditemukan ijazah palsu di kampus yang "hanya" terdiri atas dua ruangan itu. Selain itu, dalam situsnya, University of Berkley mengklaim nama sejumlah orang penting sebagai alumnus.

"Anda lihat saja situsnya. Dia pakai nama Lembaga Manajemen Internasional Indonesia. Di situ alumninya ada jenderal dan nama pejabat," kata Nasir. Nasir tak mau percaya dengan nama-nama alumnus yang diklaim dalam situs itu. "Saya nggak mau cek. Lembaganya saja saya nggak mau mengakui, ngapain saya cek," ujar Nasir sebagaimana dilansir smcetak. Menristek Dikti pun sudah melaporkan perguruan tinggi yang diduga menjual ijazah palsu ke polisi. Kapolri Badrodin Haiti pun menyatakan siap untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Datanya kemungkinan akan diberikan kepada kami besok atau lusa, termasuk mungkin ada salah satu bukti yang bisa dikembangkan," kata Badrodin di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (23/5).

Terkait "penggerebekan" sejumlah perguruan tinggi ini ada beberapa pihak yang merasa terganggu dan kurang nyaman dengan cara-cara yang dilakukuan oleh sang menteri. Sebut saja Ketua Yayasan Kampus STIE Adhy Niaga, Adi Firdaus, menyatakan tidak terima dengan tindakan Menristek Dikti yang melakukan inspeksi mendadak ke kampusnya, Kamis lalu. Saat sidak itu, Menteri menemukan sejumlah kejanggalan. Adi pun berniat untuk melayangkan somasi kepada Menteri Nasir. "Kami minta klarifikasi dan paling tegasnya itu bisa somasi agar kami tidak terfitnah. Kami merasa terzalimi," kata Adi di Kampus STIE Adhy Niaga di Jalan Sudirman, Kranji, Bekasi, kemarin. "Kalau memang ada laporan masyarakat terkait ijazah bodong, ya etikanya kami dipanggil. (smcetak)

Menurutnya, karena pihaknya berada di bawah naungan menteri, menstinya kalau ada permasalahan dipanggil baik-baik, jangan asal main gerebek. Setiap saat pihaknya siap dipanggil dan siap untuk datang, jadi tidak perlu pakai acara "penggerebekan". Selain itu, Adi yang mengaku memiliki 2.500 mahasiswa lebih itu bertanya-tanya mengenai hal apa yang dilaporkan Menteri Nasir ke polisi. Menurut Adi, tidak ada bukti konkret yang ditunjukkan padanya bahwa kampusnya menerbitkan ijazah palsu. "Sebelum ijazah yang kami terbitkan, kami validasi data ke Dikti, pusat data mahasiswa. Kalau di sana sudah valid baru kami terbitkan. Harus ada bukti-buktinya. Kemarin mereka menunjukkan ijazah saja foto kopian. Katanya dari laporan masyarakat, yang mana?" ujarnya. (smcetak)

Untuk menghindari prasangka yang tidak baik, STIE Adhy Niaga pun bergerak cepat dengan langsung menggelar konpers. Kepala Biro Kerjasama Antar Lembaga STIE Adhy Niaga, Fadil Hasan menjelaskan seharusnya kalau memang ada dugaan kesalahan, supaya ditegur dahulu melalui surat peringatan. Itu belum dilakukan, tiba-tiba kami disidak. Fadil menduga, ada motif di balik sidak sang menteri, yakni politik pencitraan di saat, isu reshuffle kabinet menghangat. "Ini pencitraan. Kenapa hanya Adhy Niaga yang disasar. Ini pembunuhan karakter terhadap kampus," kata pria yang juga berprofesi sebagai pengacara tersebut.

Menurut dia, STIE Adhy Niaga adalah lembaga pendidikan, sehingga salah bila menjadi sasaran pencitraan. "Kalau enggak ada prestasi, enggak usah kami dikorbankan. Ini kampus legal, jangan untuk pencitraan. Dari zaman kemerdekaan, baru kali ini ada menteri pencitraan di kampus," ujarnya. Karena merasa nama baik kampus dicemarkan dengan adanya sidak tersebut, pihak STIE Adhy Niaga berencana untuk mengajukan somasi ke Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan. "Dalam waktu dekat kami akan somasi. Tujuannya, agar menteri mau merehabilitasi nama baik kampus kami. Apa yang dilakukan menteri, adalah penzaliman bagi kami." (sumber; viva)

Jika apa yang telah dilaporkan oleh Menristek Dikti ke kepolisian tidak terbukti, pihaknya akan menuntut balik. Terus bagaimana kira-kira tindakan polisi menangani kasus ini? terlebih seperti yang dipaparkan di atas, sejumlah alumni dari kampus-kampus yang dilaporkan oleh kementerian terkait kabarnya adlah para pejabat dan jenderal di negeri ini. Jangan-jangan yang mau jadi penyidik juga "lulusan" kampus-kampus yang ditengarai mengeluarkan ijazah bodong, kan repot jadinya. Lanjut malah kena sendiri, gimana hayoo? (Banyumas; 25 Mei 2015)

Met Rehat Siang!

Recomended; Plus Minus Kompasiana Versi Beta Di Mata Saya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun