[caption id="attachment_378053" align="aligncenter" width="578" caption="Tuty Adib memperlihatkan rancangan untuk Selvi Ananda (foto; djurnal)"][/caption]
Kabar Presiden Jokowi akan menikahkan putranya Gibran Rakabuming Raka dengan “Putri Solo” Selvi Ananda sudah menjadi perbincangan harian di berbagai media, baik cetak, elektronik, online bahkan medsos, termasuk di kompasiana. Tak hanya itu saja, berbagai persiapan juga menjadi “incaran” media untuk menjadi bahan pemberitaan, termasuk kemana keluarga presiden akan memesan baju pengantin dan seragam keluarga untuk kegiatan pesta pernikahan kelak. Tuty Adib, pemilik rumah mode Bilqis lah yang mendapatkan kepercayaan sekaligus “berkah” dari keluarga presiden untuk menangani segala kebutuhan “rancang busana” hajatan tersebut.
Siapa Tuti Adib itu? Tuty lahir di Solo 2 April 1969, adalah putri dari pasangan H. Soewardjo Leksmono, seorang PNS di lingkungan Pememerintah Kota Surakarta dengan Hj. Sarwo Sri Soewardjo, anggota DPRD Surakarta tahun 1970an. Di sela-sela kesibukannya menjadi anggota dewan dan mengurus keluarga, sang ibu sering menjahit sendiri baju untuk anak-anaknya. Dari sang ibu inilah darah rancang busana mengalir ke Tuty yang mulai tertarik mengenal dan belajar membuat rancangan, pola, dan menjahit sejak sekolah dasar.
Meski senang merancang baju, menjahit dan mengenakannya sendiri, Tuty tak pernah kepikiran akan terjun di dunia fashion. Setamat dari Fakultas Peternakan Undip Semarang tahun 1993, dirinya pernah mengadu nasib bekerja sesuai dengan bidangnya, namun tidak kerasan. Setelah menikah dengan Adib Ajisaputra dirinya mengaku mulai mengenakan baju muslimah, dan dari sinilah semuanya dimulai. Berawal dari sulitnya menemukan baju muslimah yang “pas”, elegan dan stilish, dan tidak ketinggalan jaman, Tuty mulai coba-coba merancang busana muslimah yang menurutnya up to date. Sedianya rancangannya tersebut tentu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, baju muslimah yang trendy, elegan tapi tidak bertentangan dengan syariat.
Dari sinilah kemudian lahir rumah mode bilqis, awalnya untuk menampung kebutuhan sendiri, tapi lama-lama mulai ditawarkan kepbulik secara konvensional dari mulut k mulut. Pada tahun 1999an, pesanan mulai berdatangan perlahan-lahan. Namun di kala itu Tuty belum mempunyai karyawan tatap, masih menggunakan jasa penjahit dadakan atau tenaga lepas, kalau ada pesanan ya mencari penjahit, kalau tidak ada ya tidak mencari. Baru di tahun 2000an, rumah mode bilqis mulai dikenal dan banyak mendapatkan pesanan dan jelang akhir tahun 2000 Tuty resmi membukan gerai Bilqis di Jalan Perintis Kemerdekaan, Purwosari, Solo, Jawa Tengah.
[caption id="attachment_378054" align="aligncenter" width="578" caption="Rumah Mode Bilqis milik Tuty Adib (foto; kapanlagi)"]
Sejak itu, rumah mode Bilqis mulai dikenal di daerah Solo dan sekitarnya. Bilqis punya ciri khas tersendiri yang berbeda dengan rumah mode lainnya. Tuty selalu menggunakan bahan kain dengan cita rasa Indonesia, mulai dari batik, tenun ikat, dan lurik. Hal ini pulalah yang membuat dirinya berkesampatan mengikuti mengikuti tur “Heritage Indonesia” ke berbagai negara. Di tahun 2010 lalu ikut gelarana “Indonesia Moslem Fashion Show” di Auckland, Melbourne, Australia dan juga pagelaran lain di Hongkong.
Di tangan Tuty, busana muslim memang tidak lagi terlihat sebagai busana yang monoton dan kaku, yang hanya pantas dikenakan di pengajian-pengajian. Lewat sentuhannya yang artistik , busana muslim yang sebelumnya dikenal dengan busana longgar, tidak modis dan tidak memiliki banyak detail, berubah menjadi sebuah mahakarya. Dalam 10 tahun terakhir, Tuty telah membawa busana muslim menembus ruang-ruang pesta dan pertemuan-pertemuan ekslusif kalangan papan atas. Rancangannya yang selalu menampilkan garis feminin dan klasik selalu menjadi buruan para tokoh penting, mulai pejabat, artis dan kaum sosialita.
Ciri khas busana muslim rancangannya adalah sutra yang berhias manik-manik, garis feminim dan bahan unfinished. Tuty juga sering mempercantik rancangannya dengan aplikasi kerutan yang tersebar di beberapa bagian, seperti di kerah leher, manset tangan, dada, dan lengan atas. Rancangannya yang sebagian besar berupa kebaya ini pun terlihat dinamis. Satu kelebihan lainnya, Tuty lebih mementingkan ekslusivitas dibanding produksi secara besar-besaran. Dengan kata lain, ia meproduksi busasa secara limited edition dengan sasaran pasar kelas menengah ke atas. Satu jenis koleksi hanya diproduksi tiga potong saja. Pelanggan pun mendapatkan garansi produk untuk setiap koleksi Bilqis.
Sekarnag Bilqis jug punya cabang di Pasaraya Grande, Blok M, Jakarta. Rancangan rumah mode Bilqis juga mulai menjadi wardrobe untuk program-program religius di beberapa televisi dan menjadi busana model cover majalah. Kini, belasan outlet-nya tersebar di beberapa mal di Jakarta, Surabaya, dan Paviliun Tower, Kuala Lumpur, Malaysia. Selain butik di kawasan Purwosari, Solo, Bilqis juga memiliki show room di Jalan Pakel, Kerten. (sumber; soloraya, tribune, smcetak)
Nama Tuty Adib Ajiputra sekarang telah dikenal sebagai desainer sekaligus pelopor rancangan busana muslim modern, dan menjadi kiblat rumah-rumah busana muslim di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Butik-butik di tiga negara di kawasan Asia Tenggara ini bahkan telah menjadi langganan tetapnya dalam beberapa tahun terakhir ini. Nah, kira-kira seekslusif apa rancangan Tuty Adib untuk wardrobe hajatan Presiden Jokowi nanti? Kita tunggu saja hasil kerjanya. (Purwokerto; 14 April 2015)