Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jawa Tengah Siap Luncurkan Mobnas KAUM

16 Oktober 2014   19:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:46 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413436391889494326

Gubernur Ganjar Pranowo memperlihatkan gambar mobnas (metrojateng)

Setelah mobil nasional (mobnas) seperti Timor, Bimantara, Maleo, Perkasa Texmaco, Bakry B97, hingga V Power, dan terakhir Esemka yang ditumpaki Jokowi dari Solo ke Jakarta, sekaligus telah mengantarkannya menjadi Gubernur DKI sekaligus Presdien RI terpilih dan kini semua entah bagaimana kabarnya, hilang tanpa bekas dihempas ombak kepentingan politik dan kelompok tertentu demi keuntungan jangka pendek dan kepentingan kapitalis asing, kini sebuah prototipe mobnas baru tengah (kembali) dikembangkan di Jawa Tengah dalam bentuk kendaraan angkutan umum murah (KAUM) yang kabarnya ditargetkan akan segera terwujud dalam waktu dua bulan ke depan.

Geliat industri mobnas kalau tak boleh dibilang mati suri, pasang-surut terus berlanjut. Baru muncul dan diharapkan bisa menjadi angin segar, baik bagi p rodusen maupun konsumen, langsung menghilang begitu saja. Hal itu tidak lepas dari pernas serta negara indistri mobil raksasa asing seperti Jepang, Korea, Jerman, dan Amerika Serikat yang tak akan membiarkan begitu saja kemucnulan mobnas di negara-negara yang memiliki pangsa pasar cukup besar seperi Indonesia. Para pemodal besar ini akan berusaha sekuat tenaga dan rela melakukan segala cara untuk membendung kemunculan mobnas. Yang sudah muncul dimatikan, yang baru akan muncul dihentikan.

Menghadapi tekanan super berat seperti ini, pelaku industri mobnas tentu tak ingin mengulang kejadian lama, dimatikan, diberangus dan dihentikan di tengah jalan. Oleh karena itu perintisan mobnas di Jawa Tengah memilih kendaraan angkutan umum murah (KAUM) dengan sasaran segmen pedesaan untuk menghindari persaingan “mematikan” dengan industri mobil raksasa.

Platform mobnas KAUM yang digawangi oleh PT Triangle Motorindo (VIAR) bersama Kementerian Perindustrian dan Universitas Negeri Semarang ini adalah mobil pikap 800 cc dengan chassis terbuka yang biasanya hanya ada untuk truk dan bus. Industri mobil luar negeri tidak menggarap model ini sehingga pasar masih sangat terbuka dan relatif lebih aman. Karena jelas industri besar seperti Jepang belum bermain pada segmen ini, agar aman dan bisa berkembang.Selain itu, keunggulan program ini adalah membuat mobil yang 100 persen Indonesia. Ia diklaim berbeda dari mobnas sebelumnya yang menggunakan mesin dan komponen luar, bahkan ada yang hanya perakitannya di Tanah Air.

Heru Sugiantoro, Research and Development PT Triangle Motorindo, usai audiensi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Gubernuran, beberapa waktu yang lalu kepada media ini beberapa waktu yang lalu menyampaikan keoptimisannya bahwa dua bulan lagi produk ini sudah siap diluncurkan. Heru menunjuk PT. Karya Paduyaksa Tegal sebagai pembuat chassis dan PT. ABC Bawen di Kabupaten Semarang sebagai pembuat karoseri dengan konsultan art design PT. New Armada Magelang.

Komponen lain seperti knalpot dibuat di Purbalingga, karet-karet pesan dari perusahaan di Semarang, dan beberapa komponen mesin dibuat di Karanganyar. Menurutnya dari seluruh provinsi, Jateng paling potensial sebagai produsen mobil. Pihaknya juga mengembangkan transfer teknologi mesin. Dua tahun lagi optimis sudah bisa membuat mesin sendiri.

Kendala utama mobnas selain serangan luar adalah kebijakan pemerintah Indonesia sendiri. Heru menyebut, chassis buatan Tegal lebih bagus dan kuat dibanding buatan Tiongkok, tapi harganya lebih mahal. Hal ini karena PT. Krakatau Steel menjual besi lebih mahal di pasar dalam negeri daripada pasar Internasional. Selain itu industri mobnas terancam oleh tingginya ongkos produksi yang disebabkan regulasi pajak berganda.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta mobnas KAUM disiapkan agar bisa bersaing secara kompetitif. Ia tidak ingin mobnas dibeli konsumen hanya karena alasan nasionalisme atau sekadar menghargai jerih payah pembuat. Untuk mendukung proyek mobnas, Pemprov Jateng mengkaji pembentukan konsorsium yang terdiri atas kementerian perindustrian, pemerintah daerah, perguruan tinggi, pakar teknologi, industri inti dan klaster, lembaga perbankan dan asosiasi pengusaha.

Proyeksi yang menarik jika benar-benar bisa terealisasi. Kita tunggu saja, apakah mobnas KAUM akan mampu bersaing di pasaran nasional, atau bernasib serupa dengan para pendahulunya, sebagian sudah tak berbekas, bahkan belum apa-apa sudah tak ada kabar beritanya lagi, terlebih mobnasiniterlahir dari rahim yang sama dengan Esemka, Provinsi Jawa Tengah. Moment penting ini harus bisa menjadi kesempatan terbaik baik Jokowi untuk menunjukkan kepada publik, bahwa ia adalah sosok nasionalis yang sangat merakyat dan bukan antek asing.

Catatan Pinggir ;

Setiap pekerjaan harus disertai dengan niat, dan tiap-tiap perkara tergantung kepada niatnya. Untuk mendapatkan hasil yang baik tentu harus disertai dengan niat yang baik pula. Namun demikian, terkadang niat yang baik belum tentu mendapatkan respon yang baik, bahkan tak selamanya niat baik itu bisa mendapatkan hasil yang baik pula. Niat yang baik dari para penggagas mobnas KAUM hendaknya juga harus direspon dengan baik oleh semua pihak yang telah disebutkan di atas, khususnya para pemegang kebijakan mulai dari tingkat daerah hingga pusat, dalam hal ini Presiden RI. Niak baik dan perjuangan keras, jika tanpa adanya respon dan dukungan yang berarti dari pihak-pihak terkait terutama para pemilik dan pengambil kebijakan, hasilnya akan sia-sia belaka. Wallahu a’lam... (Banyumas; 15 Oktober 2014)

Salam Kompasiana!

Sebelumnya :

1.Pelantikan Jokowi-JK Dijamin Mulus

2.Evan Dimas Cs Tak Berkutik Di Myanmar

3.KMP Kuasai Senayan, Lalu?

4.DPR Dewan Berbiaya Mahal

5.Mencari Pahala Di Kompasiana Mungkinkah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun