Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Budi Waseso Sukses Singkirkan Suhardi Alius

7 Februari 2015   20:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:38 9722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14232902131598702061

[caption id="attachment_367679" align="aligncenter" width="596" caption="Bakal Calon Kapolri Komjen Budi Waseso (foto; metronews)"][/caption]

Kabar yang menyebutkan bahwa Irjen Budi Waseso Siap Gantikan BG Jadi Kapolri ternyata bukan hanya isapan jempol belaka. Semula banyak yang mencibir karena dia hanya seorang Irjen, tiba-tiba akan langsung naik pangkat menjadi Jenderal penuh. Tapi nyatanya Kamis (05/2), Budi Waseso akhirnya betul-betul naik pangkat dari Irjen menjadi Komjen. Bahkan Kompolnas pun telah memasukkannya dalam daftar nominasi calon Kapolri bersama empat kandidat lainnya yakni Wakapolri Komjen Badrodin Haiti,Irwasun Komjen Dwi Priyatno, Kabaharkam Komjen Putut Bayuseno dan Kepala BNN Komjen Anang Iskandar.

Komisioner Kompolnas M. Nasser membenarkan pihaknya telah menyiapkan daftar nama calon Kapolri yang baru. Lima calon sudah diajukan kepada Presiden Joko Widodo. ”Benar Kompolnas menyiapkan daftar usulan baru, tapi Presiden juga bisa menggunakan nama-nama yang diberikan minggu lalu. Kami memberikan riwayat lengkap orang per orang,” kata Nasser. Hal senada dikatakan Komisioner Kompolnas Hamidah Abdurrahman. Namun, kata dia, pihaknya belum mendapat arahan terkait kabar pembatalan pelantikan Budi Gunawan. (baca; smcetak)

Selain masuk daftar, Budi Waseso sekaligus berhasil “menyingkirkan” Mantan Kabareskrim yang kini menjabat Sekretaris Utama Lemhannas Komjen Suhardi Alius yang namanya sempat diunggulkan sebagai salah satu bakal calon karena yang bersangkutandinilaitidak banyak bermasalah, relatif bersih dan disebut-sebut sebagai rising star di kalangan perwira tinggi. Suhardi tersingkir bersama tiga nama lainnya yang sempat santer dikabarkan akan menjadi bakal calon Kapolri yakni, Kabaintelkam, Komjen Djoko Mukti Haryono, Kepala BNPT, Komjen Saud Usman Nasution dan Sekretaris Utama Lemhannas Komjen Boy Salamuddin.

Mengapa Suhardi Alius tersingkir? Alasan utamanya karena usianya masih teralu muda. Suhardi baru berusia 53 tahun karena dia kelahiran tahun 1962, dua tahun lebih muda dari Budi Waseso yang kelahiran 1960. Benarkah hanya karena alasan usia itu, Suhardi terpental? Netahlah.. Atau jangan-jangan pakah di internal Mabes Polri sendiri ada usaha untuk saling menjegal? Apakah Budi Waseso yang tiba-tiba naik pangkat dari Irjen menjadi Komjen punya peran penting dalam proses “pembatalan” Suhardi sebagai bakal calon Kapolri? Sehari sebelum serah terima Kaberskim, Budi Waseso menyebut ada penghianat di tubuh Polri yang membocorkan data rekening gendut calon Kapolri Komjen Budi Gunawan. Ucapan itu disinyalir mengarah kepada sosok Suhardi Alius yang digantikannya itu.

Nama Budi Waseso sendiri mulai mencuat setelah dirinya aktif mendamping Komjen Budi Gunawan melakukan fit and proper test di DPR dan wajahnya muncul di televisi. Namanya kian santer dibicarakan orang setelah Bareskrim Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap Bambang Widjoyanto beberapa waktu yang lalu. Wajahnya kian familiar setelah dirinya sempat diwawancari secara khusus oleh salah satu stasiun televisi terkait penangkapan Bambang plus kemungkinan-kemungkinan penetapan status tersangka kepada Abraham Samad, Zulkarnaen dan Pandu Praja yang menurutnya bukti-bukti sudah 90%, bahkan saat ini kabarnya sprindik untuk mereka sudah keluar.

Kini, Budi Waseso menjadi fenomenal, bahkan ada yang menilai dia bisa menjadi kuda hitam dalam pencalonan Kapolri pengganti Cakapolri Budi Gunawan. Keberhasilannya “menyeret” pimpinan KPK barangkali tak lepas dari sepak terjanganya dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 2009saat menjabat sebagai Kepala Bidang Propam Polda Jawa Tengah, Budi Wases menindak Kapolres Tegal AKBP Agustin Hardiyanto yang terlibat dalam dugaan kasus korupsi.

Pada Tahun 2010, saat Budi Waseso menjabat sebagai Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri berhasil menangkap seniornya, mantan Kabareskrim Susno Duadji yang menjadi tersangka korupsi dana pengamanan Pilkada Jawa Barat. Pada tahun 2012 saat menjabat sebagai Kapolda Gorontalo, dia lah yang menindak anak buahnya, Norman Camaru yang meninggalkan tugas setelah terkenal di You Tube. Norman akhirnya dikeluarkan dari kesatuan Brimob Polda Gorontalo.

Saat Komjen Budi Gunawan menjalani fit and proper test di DPR pada 15 Januari 2015 yang lalu, Budi Waseso sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Polri dipercaya untuk mendampingi atasannya itu “nongkrong” di DPR, seolah-olah dia sedang dilatih untuk mengikuti fit and proper test jika kelak di kemudian hari ia dikandidatkan menjadi Cakapolri. Sehari sebelum serah terima Kaberskim, Budi Waseso menyebut ada penghianat di tubuh Polri yang membocorkan data rekening gendut calon Kapolri Komjen Budi Gunawan. Ucapan itu disinyalir mengarah kepada sosok Suhardi Alius yang kini terpental dari daftar nominasi cakapolri karena “terhalang” masalah umur yang konon masih terlalu muda.

Sehari setelah diangkat menjadi Kabareskrim, Budi Waseso langsung memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjoyanto. Penangkapan ini memunculkan pro-kontra dan menjadikan nama Budi Waseso kian dikenal oleh publik nasional. Beberapa hari kemudian, Budi Waseso tampil di sebuah stasiun televisi swasta nasional dalam sessi wawancara khusus terkait penangkapan BW dan plus kemungkinan penetapan status tersangka kepada Abraham Samad, Zulkarnaen dan Pandu Praja yang menurutnya bukti-bukti sudah 90%.

Dengan segudang “prestasi” yang ada sepertinya Budi Waseso memang telah dipersiapkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menduduki jabatan orang nomor satu di Mabes Polri. Lagi-lagi kepentingan politik tertentu mulai terendus dari masuknya Budi Waseso dalam daftar bakal calon Kapolri. Padahal menurut tradisi yang sudah berjalan, seorang Kapolri sebelumnya pernah menjabat sebagai Kapolda beritepe A, sementara Budi Waseso belum pernah sama sekali.

Tim Independen pun mempertanyakan alasan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) memasukkan nama Budi Waseso sebagai calon kepala Polri baru yang akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo apabila pelantikan Budi Gunawan dibatalkan. Salah satunya karena Budi Waseso baru satu kali menjadi kepala polda, yakni Kapolda Gorontalo, kepolisian daerah bertipe B. Akankah Budi Waseso menjadi orang pertama yang merubah tradisi itu? Tanpa menjadi Kapolda tipe A bisa langsung menjadi Kapolri. (baca; kompas)

Sementara itu Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto hanya mengatakan, soal Kapolri merupakan kewenangan Presiden. Dan hingga artikel ini ditulis, semua masih terasa abu-abu. Sebelumnya Tim Independen mengabarkan bahwa Presiden Jokowi akan membatalkan pelantikan Budi Gunawan, namun belakangan dibantah oleh Menteri Tedjo. Menurutnya, presiden tidak akan membatalkan pelantikan calon tunggal Kapolri iti. Entahlah.. (Banyumas; 07 Februari 2015)

Save Indonesia

Sebelumnya :

1.Apakah Abraham Samad Seorang Perokok?

2.Tim 9 Bisa Jadi Bumerang Bagi Jokowi

3.Arzeti Bilbina Resmi Gantikan Imam Nachrowi

4.Mereka Siap Susul Sutan Bathoegana Ke Penjara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun