Mohon tunggu...
Adhika Daffa Pratama
Adhika Daffa Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ilmu Komunikasi UPN "Veteran" Jakarta 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengulas Buku Participatory Journalism: Guarding Open Gates at Online Newspapers

16 Oktober 2020   21:42 Diperbarui: 6 November 2020   19:47 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia jurnalisme konvensional yang dahulu hanya bergerak menuju massa, berubah menjadi bersama massa. Prinsip dasar jurnalisme ditantang dan dihadapkan dengan perubahan besar untuk menanggapi 'meledaknya' Internet. Perubahan itu diberi nama jurnalisme partisipatif, dimana masyarakat bisa berpartisipasi dalam proses yang berkelanjutan dalam membuat sebuah berita di sebuah situs berita serta membangun komunitas yang beragam bentuknya (hal. 2). Koran yang usang mulai mengalami kemerosotan di awal abad 21 (hal. 4). Namun begitu, para jurnalis mencoba melakukan konvergensi bentuk, menerjuni dunia digital dan memasukkan unsur massa dalam situsnya untuk bisa meraih lebih banyak kalangan.

Dalam jurnalisme partisipatif, pendapat dan informasi masyarakat yang berkontribusi dianggap sebagai sumber informasi yang valid dan perlu untuk diperhatikan. Namun, dengan membuka peluang masyarakat berkontribusi, 

"Seperti membuka pintu bendungan banjir," kata salah satu jurnalis National Post Canada (hal. 77). 

Untuk mengatasi banjir informasi dari masyarakat, diperlukan berbagai strategi untuk menampung dan membagikan kembali berita kepada masyarakat. Strategi ini juga bergantung dengan berbagai kondisi di dalamnya. Strategi-strategi tersebut di antara lain:

A. Strategi Pengolahan Konten

Banjirnya informasi mengakibatkan banyaknya bentuk dan materi yang diberikan oleh massa, seperti:

  1. Fakta dan opini. Secara umum berita berbasis fakta akan diberikan kepada editor senior untuk diperiksa, jika sudah dianggap layak akan dikembangkan kembali untuk menjadi berita. Berbeda dengan bentuk opini, berita bentuk ini melibatkan jurnalis junior dan langsung dipublikasikan kecuali jika ada masalah (hal. 78).

  2. Gambar. Helsingin Sanomat, sebuah media Finlandia menggunakan sistem dimana pengguna dapat mengirimkan foto di sebuah kolom bernama "Oma maailma" (My World), lalu akan langsung secara otomatis diterbitkan tanpa ditinjau lebih lanjut (hal. 79). Namun, jika foto atau gambar dikirimkan ke email ruang redaksi, maka foto akan dievaluasi secara ketat dan dipertimbangkan relevansinya dengan berita oleh jurnalis foto atau editor berita sebelum dipublikasikan. Foto yang dinilai layak kemungkinan akan digunakan untuk berita di situs web atau koran cetak.

  3. Penempatannya dalam situs berita. Terdapat dua cara yang dilakukan media untuk menempatkan komentar dan suara dari penggunanya. Jika seseorang berkomentar di tulisan utama seorang jurnalis, komentar tersebut akan terlihat di halaman utama sebuah media. Jika seseorang menuliskan komentarnya di blog yang dimiliki oleh sebuah media, maka komentar tersebut kecil kemungkinan untuk ditampilkan dalam media.

  4. Sikap dan motivasi. Sikap ruang redaksi terhadap jurnalisme partisipatif walaupun memiliki jenis partisipasi yang sama, dapat berbeda di organisasi lainnya, bergantung pada motivasi jurnalis. Umumnya, tanggung jawab untuk mengawasi komentar diberikan kepada ruang redaksi, semua jurnalis diharuskan untuk membaca komentar pengguna yang dilampirkan pada cerita mereka dan mencari ide melalui komentar pengguna. 

B. Strategi Alur Kerja dalam Pembuatan Berita Pengguna

Tren dalam mengolah berita dari pengguna beragam bentuknya, setiap ruang redaksi mempunyai metode efektifnya masing-masing. Namun umumnya, dibagi atas tiga, yaitu:

  1. Tahap Akses/Observasi

Dalam tahap observasi, kontribusi yang diberikan pengguna akan dimoderasi lebih lanjut oleh jurnalis dan diproses sebagai sumber berita. Berdasarkan ruang redaksi lainnya, akan lebih bermanfaat mengajak pengguna apabila memiliki kesempatan untuk mengumpulkan informasi juga.

  1. Tahap Seleksi, Penyuntingan, dan Distribusi

Pada tahap seleksi pembuatan berita, cerita warga yang sudah dimoderasi sebelumnya, lalu diseleksi lebih lanjut dan berita yang layak ditampilkan di halaman utama akan diperiksa lebih lanjut faktanya sebelum dipublikasikan. Di ruang redaksi yang lebih baru mengadaptasinya dengan melakukan kurasi. Semua cerita dari warga akan diterbitkan, dan jurnalis akan melabeli cerita yang dianggap menarik dan relevan.

  1. Tahap Interpretasi

Secara umum terdapat dua cara yang dapat dilakukan di tahap ini: (1) Situs berita yang memperbolehkan komentar tanpa mendaftar dan melakukan proses moderasi terlebih dahulu; (2) Situs berita yang melarang memberikan komentar tanpa mendaftar dan melakukan proses moderasi setelahnya. Kedua hal ini dilakukan untuk memantau kualitas komentar dalam berita.

Dalam media Focus (Jerman), wartawan dengan cermat memilih komentar yang akan dipublikasikan. Para jurnalis Jerman menganggap komentar tersebut sebagai surat kepada editor, menempatkan tuntutan tinggi pada argumentasi mereka (hal. 83). Pertimbangan mengenai perbedaan kualitas komentar adalah hal untuk memastikan bahwa komentar tersebut legal dan layak ditampilkan.

C. Strategi Pendekatan Pengguna

Para jurnalis sangat ingin terlibat dalam dialog dengan pengguna. Oleh karenanya, para jurnalis menganggap masukan pengguna diperlukan untuk keberhasilan dan untuk identitas surat kabar mereka. Pendekatan dalam menggali masukan dari pengguna terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu:

  1. Pendekatan Playground (Ruang Bermain)

Pendekatan ini berarti para jurnalis menyiapkan ruang terpisah dan mengundang pengguna untuk 'bermain' dan menulis ceritanya sendiri. Tingkat moderasi lebih longgar dan editor dibebaskan memilah konten yang akan disajikan di laman tersebut. 

  1. Pendekatan Source (Sumber)

Namun, pendekatan sumber berarti mencoba mengundang pengguna ke dalam praktik ruang redaksi sebagai sumber, berita tersebut juga akan memuat nama dari pengguna yang berkontribusi. Pendekatan ini moderasinya lebih ketat dan perlu melakukan pengecekan ulang fakta di dalamnya.


D. Strategi Keterlibatan Para Jurnalis

Jurnalis yang biasa mencari informasi dan berita dari luar, juga dapat membantu mendongkrak kuantitas dan kualitas dari jurnalisme partisipatif. Jurnalis dapat membuka sistem komunikasi terbuka terhadap penggunanya, dengan begitu situs berita dapat lebih 'hidup'. Implementasi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antara lain:

  1. Menyoroti dan menampilkan kontribusi terbaik pengguna yang layak di situs web

  2. Melakukan kurasi dengan menampilkan yang terbaik dibanding menghapus yang terburuk

  3. Melakukan interaksi langsung dengan pengguna

  4. Membuat ruang redaksi berita sebagai sebuah sistem terbuka yang dapat berdialog dengan masyarakat (hal. 89-91)

E. Strategi Keterlibatan Pengguna 

Seorang editor daring di USA Today menjelaskan mengenai adanya hal-hal yang bisa dianggap tidak pantas tanpa menjadi tidak senonoh, dan di situlah ia mengandalkan komunitas untuk mengawasi hal tersebut. Di dunia Internet mendapatkan komentar yang buruk dapat merusak reputasi dari situs berita. Namun, editor mengandalkan pengguna untuk melaporkannya, sehingga dapat menghapusnya secepat mungkin (hal. 91). Pengimplementasian metode ini dilakukan dengan dua metode, yaitu: voting dan moderasi.

Pada metode voting, pengguna terdaftar dapat memberikan suara pada komentar yang dibuat oleh pengguna lain. Opsi ini tidak seagresif menghapus begitu saja komentar dan kontribusi pengguna lain. Sedangkan, metode moderasi biasa diterapkan pada forum daring. Metode ini mengandalkan pengguna yang sudah lama aktif untuk melaporkan penyalahgunaan pengguna lainnya.

Akhir kata, dengan adanya beragam strategi dalam berbagai bentuk untuk melibatkan massa dalam proses jurnalisme partisipatif, dapat meningkatkan reputasi sebuah media berita demi bisa bertahan dalam media digital. Dengan begitu, adaptasi ini penting untuk dilakukan demi menarik lebih banyak massa terhadap media konvensional.

Sumber buku: Singer, J. B., Domingo, D., Heinonen, A., Hermida, A., Paulussen, S., Quandt, T., ... & Vujnovic, M. (2011). Participatory Journalism: Guarding Open Gates at Online Newspapers. John Wiley & Sons. 

Penulis adalah mahasiswa ilmu komunikasi 2018 UPN "Veteran" Jakarta, yang terdiri atas:

  1. Adhika Daffa Pratama
  2. Anne Tasya Mariana
  3. Revina Larasati
  4. Gabriela Margareth
  5. Cindy Farida Sitorus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun