Mohon tunggu...
MOKHAMAD MAHFUD
MOKHAMAD MAHFUD Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Penjaga Integrasi Interkoneksi Sistemik (I-kons, TETRALOGI, TETRADIK, 4.o (FOUR POINT o), four way communications "hadarat an-nas (religion),hadarat al-falsafah (philosophy), hadarat 'ilm (science) dan hadarat at-tasawwuf (spiritualitas science). JAYALAH ATLANTIS NUSANTARA INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nabi Adam dan Peradaban Indonesia Purba

6 Desember 2013   09:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:15 3420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perdebatan yang terkenal dalam sejarah terjadi tujuh bulan setelah di terbitkannya On The Origin Of Species antara Uskup Oxford Samuel Wilberforce dan Thomas Huxley yang mewakili sains. Dialog yang cukup terkenal manakala Uskup Wilberforce mengajukan satu pertanyaan kepada Huxley.

“Kalau ada orang yang mau menunjukkan garis silsilahnya sampai menemukan kera sebagaikakeknya, apakah Anda juga seseorang yang menelusuri garis silsilah neneknya sampai kera juga?”

Jawaban Huxley yang cukup mengejutkan para peserta yang hadirpada debat terbuka itu.

“Kalau ditanya, apakah saya lebih suka punya kakek kera daripada manusia yang mendapat banyak anugerah bakatalami dan memiliki pengaruh tapi menggunakan bakat dan pengaruhnya itu untuk bercanda dan mengolok-olok dalam diskusi sains serius, maka saya tanpa ragu lebih suka jadi keturunan kera, tuan.”

(YUSEF RAFIQI, NABI ADAM & PERADABAN NUSANTARA, PT ZAYTUNA UFUK ABADI, JAKARTA, 2013 : XXIX-XXX).

Namun kami (saya dan mewakili seluruh Umat Islam di dunia) dengan mencoba Arif akan menjawab pertanyaan Uskup tersebut dengan lebih elegan (karena kakek nenek kita semua bukanlah kera, tapijuga Manusia yang bertauhid sejati), maka jawabannya sebagai berikut :

“Kalau ditanya, apakah saya lebih suka punya kakek kera daripada manusia yang mendapat banyak anugerah bakatalami dan memiliki pengaruh maka saya tanpa ragu lebih suka jadi keturunan manusia (yang bersenjatakan spiritualitas/ ketauhidan sejati) yang idealnyamenggunakan bakat dan pengaruhnya itu untuk meng INTEGRASI-INTERKONEKSIKAN SISTEMIK (I-Kons), yakni menghubungkan dan menyatukan antara h}ada>rah an-nas (religion/agama/faith/keimanan/keyakinan/ketauhidan) dengan h}ada>rah al-falsafah(philosophy/filsafat/ontologi/hakekat/kesejatian/keindahan/keharmonisan/kearifan) dengan h}ada>rah al-‘ilm (science/ilmu pengetahuan/teknologi/digitalisasi) serta h}ada>rah at-tasawwuf (spiritualitas science/energiesoteris / energi ‘irfani) dalam diskusi sains serius dan tercipta TETRALOGI/TETRADIK/FOUR POINT 0 (4.0)/ FOUR WAY COMMUNICATIONS) sebagai KERAHASIAAN ANGKA 4 (1+2+3+4 = 10 “Angka sempurna simbol INSAN KAMIL”/ SANG MESSIAH SEJATI/ RATU ADIL SEJATI/KHOLIFAH SEJATI) yang akan kembali membawa EDUCATING, ENLIGHTENING, EMPOWERING and MOVING ON seluruh umat manusia untuk kembali kepada KEJAYAAN BERSAMA menuju KETAUHIDAN (SPIRITUALITISME) UNIVERSAL, tuan”.

Nampak jelas,lembahmitos penciptaan manusia dengan medium tanah liat dan darah yang bermula di Mesopotamia di wilayah Mediterania berjejaring hingga daerah kepulauan di bentangan Samudera Pasifik. Mungkinkah ada penutur purba yang mencetuskan ‘tanah liat’ sebagai bahan baku penciptaan manusia dan darah sebagai pengerasnya?

(YUSEF RAFIQI, NABI ADAM & PERADABAN NUSANTARA, PT ZAYTUNA UFUK ABADI, JAKARTA, 2013 : 27).

Menurut penulis jawabannya pastilah “pasti ada penutur purbanya”, sesuai dengan tesis Santos dan Openheimer yakni bangsa Austronesia dengan pusatnya zaman Purba adalah Indonesia (Nusantara),dan tepatnya secara geologis yakni Karangsambung Purba dan sekitarnya (sekarang berada di wilayah Kabupaten Kebumen), sebagai masa pra tersier tertua, yakni 117 juta tahun yang lalu. Dan bukti-bukti keberadaan peradaban di daerah Karangsambung adalah seperti hasil penemuan peneliti terkait benda-benda arkeologis, seperti kapak batu, kapak perimbas, fosil-fosil purba seperti, fosil kerang purba, fosil siput purba, fosil gajah purba, fosil kelapa purba, dan lainnya yang nampak pada gambar di bawah ini :

Gambar 1

Fosil Kayu Purba Zaman Plestosen

Temuan arkeologis tim Atlantis (Aktivis Lintas Peradaban Untuk Indonesia)

Pemberian Bapak Hasan Turino, di temukan di wilayah Sungai Lukulo Kecamatan Sadang

Gambar 2

Fosil (belum di ketahui fosil tersebut fosil apa, sampai penelitian ini berlangsung belum ada pihak dari arkeologis yang meneliti.

Temuan arkeologis tim Atlantis (Aktivis Lintas Peradaban Untuk Indonesia)

Pemberian Bapak Hasan Turino, di temukan di wilayah Sungai Lukulo Keamatan Sadang

Gambar 3

Fosil Kapak Perimbas (Tipe Setrika/Iron-Heater Chooper) Zaman Plestosen

Temuan arkeologis tim Atlantis (Aktivis Lintas Peradaban Untuk Indonesia)

Pemberian Bapak Agung Baroto, di temukan di wilayah Sungai Lukulo Kecamatan Sadang

Gambar 4

Fosil Kapak Batu Zaman Plestosen

Temuan arkeologis tim Atlantis (Aktivis Lintas Peradaban Untuk Indonesia)

di temukan di dusunKedungbacin Sungai Lukulo Karanggayam pada kedalaman 7 meter.

Gambar 5

Fosil Kapak Batu Zaman Plestosen

Temuan arkeologis tim Atlantis (Aktivis Lintas Peradaban Untuk Indonesia)

di temukan di dusunKedungbacin Sungai Lukulo Karanggayam pada kedalaman 7 meter.

Gambar 6

Fosil Kapak Batu Zaman Plestosen

Temuan arkeologis tim Atlantis (Aktivis Lintas Peradaban Untuk Indonesia)

di temukan di dusunKedungbacin Sungai Lukulo Karanggayam pada kedalaman 7 meter.

Gambar 7

Fosil Kapak Batu Zaman Plestosen

Temuan arkeologis tim Atlantis (Aktivis Lintas Peradaban Untuk Indonesia)

di temukan di dusunKedungbacin Sungai Lukulo Karanggayam pada kedalaman 7 meter.

Gambar 8

Fosil Siput Purba Zaman Plestosen

Pemberian Bapak bambang,pengumpul batu mulia Sungai Lukulo dusun Kedung bacin Karangsambung Kebumen.

Temuan arkeologis tim Atlantis (Aktivis Lintas Peradaban Untuk Indonesia)

di temukan di dusunKedungbacin Sungai Lukulo Karanggayam pada kedalaman 7 meter.

Gambar 9

Museum Super Mini Penulis

Temuan arkeologis dan geologis tim Atlantis (Aktivis Lintas Peradaban Untuk Indonesia) di Sungai LukuloKabupaten Kebumen.

Gambar 10

Rumah Fosil Dua Dunia Kebumen

Koleksi Ravi Ananda Dan Tim Atlantis

Batuan Fosil


Batuan fosil adalah batuan yang terbentuk dari proses pengerasan bagian dari jasad mahluk hidup baik darat maupun lautan selama ribuan bahkan jutaan tahun bersamaan dengan evolusi bumi. Mengerasnya jasad mahluk hidup menjadi batuan bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor salah satunya adalah efek dari bercampurnya endapan lumpur.

Batuan fosil memiliki kekerasan layaknya batuan beku, mayoritas batuan ini memiliki tingkat kekerasan di atas batuan sedimen/endapan. Semakin keras batuan fosil, menunjukkan bahwa kurun waktu pembentukannya semakin lama/tua.

Karangsambung Kebumen (termasuk Sadang dan Karanggayam) merupakan pusat subduksi (tumbukan) lempeng bumi/benua dan lempeng samudera yang mengakibatkan naiknya dasar laut dalam yang pada awalnya merupakan gunung api purba raksasa bawah laut, dan sungai (Luk Ula) bawah laut menjadi dataran. Peristiwa geologi yang terjadi pada masa pratersier ini tentunya menyebabkan terangkatnya gunung api, sungai dan ekosistem laut purba menjadi daratan kabupaten Kebumen (Karangsambung, Sadang, Karanggayam dan lain – lain).

Pasca masa kenaikan dasar laut dalam menjadi daratan ini terjadilah proses evolusi bumi di Kebumen yang selama jutaan tahun akhirnya mengakibatkan terbentuknya batuan fosil yang berasal dari ekosistem laut ( terumbu karang, ikan, ganggang dan lain – lain) serta fosil yang terbentuk dari ekosistem darat (berbagai macam tanaman keras, binatang dan lain – lain) setelah kebumen naik sebagai daratan. Melihat sejarah geologis dan fakta yang ada, sangatlah layak jika Kebumen disebut rumah fosil dua dunia.

Rumah Fosil Dua Dunia.


Berikut ini berbagai macam fosil biota laut yang telah berhasil ditemukan di Kebumen bukti bahwa Karangsambung Kebumen dahulu kala merupakan dasar laut dalam sebelum terangkat dan berevolusi sebagai daratan pada masa pratersier :

1. Fosil Ganggang Laut, Periode ganggang laut digolongkan pada masa Arkeozoikum (Masa Kehidupan Purba) 4.600.000.000 – 2.500.000.000 tahun yang lalu. Masa ini dibagi menjadi ), merupakan masa pemunculan kehidupan paling primitif (purba) yang bermula di dalam samudera berupa mikroorganisme dari jenis bakteri dan ganggang.

2. Fosil Cacing Terumbu, Periode cacing terumbu digolongkan pada masa Proterozoikum (Masa Kehidupan Awal) 2.500.000.000 – 540.000.000 tahun yang lalu. Masa Proterozoikum disebut juga masa Algonkian yakni masa perkembangan kehidupan dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (Eukaryotes dan Prokaryotes), seiring dengan perkembangan hidrosfer dan atmosfer. Menjelang akhir masa ini, organisme yang lebih kompleks adalah sejenis invertebrata (tidak bertulang belakang) bertubuh lunak seperti ubur – ubur, cacing dan koral.

3. Fosil Lintah Laut (invertebrata), Periode lintah laut juga digolongkan pada masa Proterozoikum (Masa Kehidupan Awal) 2.500.000.000 – 540.000.000 tahun yang lalu.

4. Fosil Siput Laut, Periode siput laut digolongkan pada masa Paleozoikum (Masa Kehidupan Tua 540.000.000 – 245.000.000) : zaman Kambrium (540.000.000 – 510.000.000 tahun yang lalu). Pada zaman ini banyak bermunculan kelompok hewan invertebrata yang mempunyai kerangka luar dan bercangkang sebagai pelindung. Pada masa ini berkembang pesat biota laut jenis Alga, Cacing, Sepon, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Antropoda.

5. Fosil Aneka Kerang Laut, Periode kerang laut sama dengan siput laut digolongkan pada masa Paleozoikum (Masa Kehidupan Tua 540.000.000 – 245.000.000) : zaman Kambrium (540.000.000 – 510.000.000 tahun yang lalu).

Fosil Biota darat

Keanekaragaman fosil biota darat yang ditemukan di Kebumen membuktikan bahwa telah terjadi evolusi bumi yang begitu menakjubkan dari dasar samudera menjadi daratan pegunungan dan hutan pada masa pratersier. Sebuah tempat yang sangat langka di belahan bumi manapun. Sangat pantas jika para geolog dunia menjuluki Karangsambung Kebumen sebagai lapangan geologi terlengkap di dunia.

1. Fosil Aneka Tanaman Keras Purba, Tanaman keras masuk dalam digolongkan pada masa Paleozoikum (Masa Kehidupan Tua 540.000.000 – 245.000.000) : zaman Karbon (362.000.000 – 290.000.000 tahun yang lalu). Di zaman ini berkembang amfibi dan tumbuhan hutan. Benua menyatu membentuk satu daratan disebut Pangea. Berbagai macam tanaman keras seperti Kelapa, Sanakeling, Jati, Asem, Bambu, dan lain – lain masuk dalam masa ini

2. Fosil Buah Kelapa, (keterangan seperti Fosil Aneka Tanaman Keras Purba di atas)

3. Fosil Sanakeling, (keterangan seperti Fosil Aneka Tanaman Keras Purba di atas

4. Fosil Pohon Paku, (keterangan seperti Fosil Aneka Tanaman Keras Purba di atas)

5. Fosil Tulang Reptil Purba, Fosil Reptil Raksasa Purba yang ditemukan di Kedunggong Sadang dikategorikan dalam masa Mesozoikum (Masa Kehidupan Tengah: 245.000.000 – 65.000.000 tahun yang lalu). Masa ini adalah masa berkembangnya hewan reptilia, khususnya dinosaurus serta berkembangnya amonit dan tumbuhan berbiji purba. Fosil temuan ini belum bisa ditentukan apakah berasal dari biota laut ataukah biota darat dikarenakan adanya evolusi bumi di Karangsambung Kebumen dari dasar lautan dalam menjadi daratan pegunungan.

6. Fosil Tulang Raksasa Biota Laut, Fosil temuan ini bisa dikategorikan sebagai fosil biota laut, dikarenakan adanya fosil kerang – kerangan yang menempel pada fosil tulang ini. Dimungkinkan fosil tulang ini dahulunya merupakan sisa binatang laut raksasa yang mati dan dilekati kerang – kerangan dan dijadikan sebagai tempat tinggalnya.

7. Fosil Gigi Gajah Purba, Fosil ini ditemukan di desa Banjarwinangun kecamatan Petanahan ada kedalaman 5 meter. Hasil penelitian tim arkeologi Bandung yang diketuai oleh Dr. Erick Setiyabudi (Paleontologi Vertebrata) menyimpulkan bahwa fosil Gigi Gajah Banjarwinangun, Petanahan, Kebumen memiliki kesamaan dengan fosil gigi gajah yang ditemukan di daerah Kalimantan. Periode Gajah termasuk dalam masa Kenozoikum (Masa Kehidupan Baru) zaman Tersier; Kalaoligosen.

Sumber : Batu Akik | Kerajinan Batu Mulia Sungai Luk Ula – Kebumen - Content (RSS)

batumulialukula.com

Sebuah Pengantar

Kebumen adalah salah satu kabupaten yang masuk dalam wilayah propinsi Jawa Tengah di wilayah paling Selatan pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Dengan kata lain, tidak ada lagi daratan di Selatan Kebumen, hanya ada Samudra Hindia dan Kutub Selatan. Nama Kebumen yang memiliki arti Kebumian merupakan nama baru dari kabupaten Panjer yang berarti tonggak awal.

Ditinjau dari sisi Geologis, Kebumen merupakan daerah tertua dalam proses pembentukannya. Daerah ini merupakan daerah Subduksi yang awalnya merupakan dasar samudra yang kemudian muncul sebagai akibat terjadinya tumbukan dua lempeng bumi pada 117 juta tahun – 60 juta tahun yang lalu, yakni lempeng benua Eurasia dan lempeng samudra Hindia. Salah satu bukti dari peristiwa alam tersebut adalah daerah Luk Ula (nama sungai di Kabupaten Kebumen yang dimulai dari kecamatan Karangsambung menuju ke Selatan hingga bermuara di samudra Hindia). Sungai Luk Ula pada awalnya merupakan sungai bawah laut, terbentuk pada masa pratersier tertua diperkirakan telah berumur sekitar 117 juta tahun. Nama Luk Ula sendiri didasarkan pada pola alur sungai yang berkelok – kelok seperti jejak ular yang berjalan, sehingga dinamakan Luk (Alur) Ula (Ular). Penelitian tentang Kebumen pertama kali dilakukan oleh Verbeek, seorang geolog Belanda pada tahun 1891. Ia melakukan penelitian di wilayah Karangsambung. Hasil penelitian ini baru dipetakan secara geologi oleh Harlof pada tahun 1933. Penelitian dilanjutkan oleh Sukendar Asikin, geolog Indonesia pertama yang mengulas geologi daerah Karangsambung berdasarkan teori Tektonik Lempeng. Bukti – bukti geologis berupa batuan – batuan kuno di Karangsambung sebagai hasil evolusi bumi antara lain batuan Rijang dan batuan Lempung Merah Gamping. Secara teori, kedua batuan tersebut hanya bisa di temui di dasar lautan dalam. Terdapat pula batuan Basalt Karangsambung yang merupakan batuan beku yang berasal dari letusan gunung berapi dasar laut. Karangsambung yang hingga kini terkenal sebagai daerah penambangan pasir dahulunya merupakan gunung api purba dasar laut sebelum masa pratersier. Ada juga batuan Sepentinite yang merupakan batuan malihan dari perut bumi di bawah lantai samudra. Selain batuan batuan tadi, tedapat juga batuan Sekismika, fosil hasil evolusi biota laut seperti ikan, bintang laut, kerang laut, kepiting, terumbu karang dan lain – lain. Fosil biota darat yang dimungkinkan ada setelah Karangsambung menjadi daratan pun banyak dijumpai antara lain fosil : bambu, berbagai tanaman keras seperti jati, kelapa, buah kelapa dan tanaman pohon – pohon purba lainnya yang usianya sangat tua dan bahkan memiliki tingkat kekerasan jauh di atas rata – rata kekerasan batuan umumnya. Para geolog dari berbagai negara pun banyak yang mengunjungi Karangsambung dimana lokasi tersebut telah dijadikan laboratorium geologi nasional LIPI dan telah diakui dunia sebagai lapangan geologi terlengkap di dunia. Lokasi situs geologi ini sangat luas, mencapai 3 kecamatan yakni kecamatan Karangsambung, Sadang, dan Karanggayam.

Batuan Karangsambung dan batuan sungai Luk ula memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh batuan lain di belahan bumi mana pun. Banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui ciri khas dan karakteristik batuan Luk Ula dan Karangsambung akhirnya terpaksa tertipu dengan batu – batu yang berasal dari luar Kebumen atau bahkan dari Kebumen sendiri tetapi bukan dari alur Luk Ula dan Karangsambung yang diatasnamakan batuan Luk Ula dan Karangsambung.

Batu Lintang Luk Ula

17 Tuesday Apr 2012

Posted by batumulialukula in Batu Luk ULa, Foto Batu

Tags

batu lintang luk ula, batuan karangsambung, kebumen jawa tengah, sungai luk ula, sungai lukulo kebumen, watu lintang luk ula

Batu lintang Luk Ula adalah jenis batuan yang hanya terdapat di daerah Luk Ula. Disebut batu Lintang karena corak dan serat batuan yang melintang yang disebabkan oleh proses pembentukan hasil sedimentasi di aliran sungai Luk Ula yang berkelok – kelok, sehingga membentuk corak atau alur melintang yang tidak tetap. Warna kulit dari batu Lintang adalah putih, merah, dan hitam. Warna kulit ini berbeda dengan warna dalamnya. Terkadang warna kulit yang putih, merah, atau hitam memiliki warna dalam yang merah, hijau, atau putih. Keunikan batu ini adalah corak atau alur lintang tidak terlihat di kulitnya. Batu ini sepintas terkesan seperti batuan biasa sehingga tekadang mengkecoh para pencari batu pemula. Proses energi pembentukan dan hasil materi bentuk yang memiliki corak saling melintang tidak terarah menjadikan batu ini menyimpan energi makrokosmos statis yang dapat menginduksi pemakainya menjadi terlihat umum dan tidak menimbulkan kesan khusus terhadap lingkungan. Daya ini sangat dibutuhkan bagi orang – orang yang memiliki pekerjaan penyamaran, dahulu batu ini dipakai sebagai akik oleh para telik sandi (intelejen) dan para raja yang sedang menyamar terjun di masyarakatnya, atau pun ketika ia bepergian berburu ataupun bertapa agar tidak diketahui kesejatiannya. Batu ini pada masa lalu digunakan juga sebagai sandi oleh sesama telik sandi kerajaan.

Batu Tapak Jalak Sungai Luk Ula

23 Monday Apr 2012

Posted by batumulialukula in Batu Luk ULa, Foto Batu, Macam macam Batu Luk Ula

Tags

Batu Tapak Jalak Sungai Luk Ula

Batuan ini dinamakan Tapak Jalak karena setelah menjadi akik muncul garis berbentuk tanda tambah atau salib di tengah batu. Tanda ini mirip dengan tapak (bahasa jawa berati jejak) kaki burung Jalak. Garis ini sebenarnya telah terlihat ketika masih berwujud batuan bahan. Batuan ini adalah batuan sedimen atau endapan, dimana lapisan endapan itulah yang kemudian menjadi garis salib (tambah). Batuan jenis ini banyak terdapat di berbagai daerah. Faktor yang membedakan batu Tapak Jalak Luk Ula dengan Tapak Jalak daerah lain adalah unsur kegilapan, kekerasan dan kepadatan molekul (mineral penyusun batu) Luk Ula dibanding batuan sejenis dari daerah lain dikarenakan lamanya atau tuanya proses pembentukan. Pertemuan sedimentasi yang sempurna membentuk pesilangan salib menghasilkan reaksi energi balik dan bias dari batuan terhadap energi luar. Daya makrokosmos ini akan menginduksi pemakainya sehingga terjadi sinergi berupa daya perlawanan dan daya bias dalam diri pemakai terhadap daya luar yang bersifat kontradiktif atau membentur. Daya ini secara psikologis menimbulkan efek meningkatnya keberanian diri si pemakai, sehingga sangat cocok dipakai oleh orang yang cenderung memiliki rasa kekhawatiran yang tinggi. Dengan dikenalnya sinergi batu Tapak Jalak ini, tidak jarang dijumpai Tapak Jalak palsu di pasaran. Pembuatan Tapak Jalak palsu bisa dilakukan dengan teknik pahat kecil pada permukaan batu akik kemudian menambalnya dengan serpihan batuan lain menggunakan lem dan dihaluskan lagi hingga finishing. Hasilnya pun sering kali mengelabuhi para pecinta batu akik. Satu – satunya cara untuk menghindari penipuan hanyalah dengan melihat terlebih dahulu batuan bahan Tapak Jalak.

Setiap batu yang ditawarkan (jenis apapun) selalu terbatas karena hanya dikhususkan pada batu yang memiliki grade 1,2, dan 3. Dalam setiap bahan berdaya sinergi kuat yang julung ditemukan pun hanya bisa dijadikan 1 buah grade 1 (pusat energy batuan bahan), 1 buah grade 2, dan 2 buahgrade 3 (ini pun jika bahan yang ditemukan dalam ukuran besar, apabila bahan hanya sebesar kotak korek api, maka hanya bisa dijadikan 1 batu saja (grade 1)

Batu Akik Celup Sungai Luk Ula – Batu Jin – Batu Sulaiman – Batu Tarikan

21 Saturday Apr 2012

Posted by batumulialukula in Batu Luk ULa, Foto Batu, Macam macam Batu Luk Ula

Tags

batu agate sungai luk ula, Batu Akik Celup Sungai Luk Ula, Batu Jin sungai luk ula, Batu Sulaiman sungai luk ula, batu tarikan sungai luk ula, batuan karangsambung, batuan sungai luk ula, karangsambung kebumen

Batu akik celup adalah batuan akik yang sengaja diubah warnanya agar lebih menarik dan terkesan mahal. Teknik pewarnaan batuan ini menggunakan teknik celup menggunakan larutan dan pewarna khusus. Batu akik yang pada awalnya berwarna putih bisa diubah warna sesuai selera. Batuan ini sering mengkecoh pecinta akik pemula. Batuan celup banyak dikomersilkan oleh kalangan tertentu sebagai batu yang mengandung energi spiritual tinggi, terlebih jika mengkomersilkannya menggunakan trik seolah – olah menariknya dari alam gaib dengan kekuatan doa dan syarat – syarat (sesaji) tertentu agar terlihat sangat meyakinkan, sehingga batuan ini kemudian lazim dikenal sebagai batu Jin, batu Sulaiman atau batu Tarikan (sebab didapatkan dengan cara menariknya keluar dari alam Jin/ gaib ke alam nyata. Dinamakan Batu Sulaiman karena Sulaiman adalah seorang Raja yang terkenal sebagai Raja dari bangsa manusia dan jin.

Pengrajin Batuan Akik Celup menggunakan batuan bahan berjenis Agate (nama ilmiah batuan ini) yang berasal dari Sungai Luk Ula Kebumen. Para petani batu Kebumen menjual bahan batuan ini kepada pengrajin batu yang berasal dari daerah lain dengan harga sangat murah perkilogram. Batu – batu inilah yang banyak beredar di pasaran bahkan di Kebumen sendiri dengan mengatasnamakan batu luar. Batu jenis ini terkadang juga diatasnamakan sebagai batu mulia dari alam gaib yang kemudian terpaksa dibayar mahal oleh para pejabat atau orang – orang tertentu yang memiliki hobi dekat dengan para pelaku spiritual.

Meskipun batu Agate (yang telah menjadi akik ini) telah berubah warna dan berubah nama serta diatasnamakan batuan dari daerah lain, akan tetapi tekstur batu luk Ula ini dengan mudah bisa diketahui dengan cara melihat atau menerawangnya di sinar matahari. Tingkat kejenihan batuan Agate Sungai Luk Ula tidak akan bisa sejernih kaca seperti batuan lain daerah, misal batuan Kalimantan. Batuan tansparan jenis apapun yang berasal dari Luk Ula Karangsambung Kebumen, selalu memiliki kepekatan yang tinggi dikarenakan faktor ketuaan usia pembentukannya, sehingga apabila diterawang batuan tersebut sepeti mengandung unsur minyak (dalam bahasa Kebumen disebut nglamuk). Karena batuan akik jenis ini memiliki warna yang berasal dari teknik pewarnaan buatan (bukan alami) maka warna batuan ini tidak terlihat memancarkan (memantulkan) sinar, melainkan menyerap sinar sehingga terlihat redup dan pucat. Batuan Luk Ula yang juga sering dipakai oleh pengrajin sebagai batuan akik celup adalah batu Es (batu yang tekstur dan warnanya mirip es).

Sungguh sangat memprihatinkan karena ketidaktahuan dan cerita yang sengaja dibuat oleh pihak – pihak yang berkepentingan, akhirnya banyak masyarakat maupun pecinta akik bahkan pecinta spiritual tertipu dengan batu ini.

Batu Semar-Batu Tuah-Batu Bentukan

18 Wednesday Apr 2012

Posted by batumulialukula in Batu Luk ULa, Foto Batu, Macam macam Batu Luk Ula

Tags

batu ajimat semar, batu bentukan semar, batu semar batu luk ula, batu tuah semar, batuan karangsambung kebumen, batuan sungai luk ula

Batu ini dinamakan Batu Semar karena memiliki bentuk seperti tokoh wayang Semar. Bentuk ini sering diyakini oleh masyarakat awam (yang termakan cerita pihak tertentu) sebagai bentuk asli dari proses alam, sehingga kemudian dimanfaatkan sebagai ajimat atau batu tuah. Terlebih jika dalam proses pengkomersilannya menggunakan kedok spiritual, menariknya dari alam gaib, menemukannya di tempat – tempat yang dianggap keramat, dan sebagainya. Batu ini pun kemudian dianggap sebagai batu tuah yang memiliki daya gaib atau spiritual yang tinggi dan terpaksa dihargai mahal oleh peminatnya. Sebenarnya, batu bentukan ini tidak selalu dibentuk Semar. Bentuk – bentuk lain juga sering dibuat oleh pengrajin batu tentunya sesuai dengan pesanan. Bentuk lain yang sering dijumpai adalah katak dan kepompong. Bahan batu bentukan bisa berasal dari semua batuan yang memiliki tingkat kekerasan dan molekul penyusun batu yang tinggi agar dalam proses pembentukan hingga finishing tidak mudah patah, serta memiliki tingkat kilap yang tinggi. Pengrajin batu kawakan memiliki daya seni yang tinggi. Mereka cenderung membuat batu ini seolah – olah terbentuk secara alami dengan melubangi batu atau membuat lekuk abstrak dan asimetris agar terlihat sebagai hasil pembentukan dan pelapukan alami pada tekstur batu. Para pengrajin batu Kebumen sering mendapatkan pesanan dari daerah (propinsi) lain dalam jumlah yang banyak. Bahan yang digunakan sangat bervariasi, tetapi tetap dipilih dari batuan yang mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi sehingga dicarikan bahan dari Luk Ula. Bahan yang sering dipakai adalah batuan jenis Agete dan Batuan fosil.

Batu Ginggang Sungai Luk Ula

19 Thursday Apr 2012

Posted by batumulialukula in Batu Luk ULa, Foto Batu, Macam macam Batu Luk Ula

Tags

batu ginggang sungai luk ula, batu sungai luk ula, batuan karangsambung, watu kali luk ula

Dalam bahasa Jawa, kata Ginggang berarti bergeser, bergerak, berubah. Batu ini kemudian dinamakan Ginggang karena sifat mineral penyusunnya yang mempunyai kemampuan menyerap cahaya dan energi secara halus dan kemudian memancarkannya kembali ke luar secara searah membentuk suatu pola gerak yang halus seperti aliran air yang tenang. Gerakan ini dihasilkan melalui mekanisme terarah dari tekstur garis – garis dalam batu yang terbentuk karena sedimentasi penyusun yang sangat lama. Jenis batuan ginggang bermacam – macam. Ada yang jernih dan ada yang pekat. Semakin tinggi tingkat kejernihan dan kelembutan garis batuan ini, semakin besar pula daya serap dan daya pancar yang dihasilkan. Geraknya pun terlihat semakin jelas. Teknik penggosokan (bentuk/ pola gosokan batu) juga sangat mempengaruhi maksimalnya daya pancar energi serap. Perbedaan tingkat serap, pancar, dan gerak pada masing – masing batu Ginggang melahirkan istilah Ginggang hidup dan Ginggang mati. Ginggang hidup memiliki nilai komersil yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Ginggang mati.

Karena sifat yang dimiliknya, batuan ini sangat bemanfaat kepada si pemakai sebagai media serap energi dan pemancar sehingga si pemakai akan menjadi pusat medan biomagnet dan biokelistrikan dari manusia di sekitarnya. Dengan kata lain, induksi makrokosmos batuan ini bisa memaksimalkan daya tarik pemakainya terhadap manusia di lingkungan sekitarnya.

Batu Badar Besi Luk Ula

16 Monday Apr 2012

Posted by batumulialukula in Batu Luk ULa, Foto Batu

Tags

batu badar besi, batu badar besi luk ula, batuan karangsambung, jenis batuan luk ula, sungai luk ula, watu luk ulo

Batuan Badar Besi adalah batuan yang mengandung mineral besi magnetis serta beberapa logam lain, sehingga batuan ini dapat menempel pada magnet. Daya besi alam yang pekat dan terseleksi dalam batuan ini menginduksi unsur zat besi tubuh si pemakai sehingga dapat terpancar dengan maksimal. Reaksi pancar zat besi berpengaruh baik secara fisik maupun psikis berupa semangat dan kemantapan (keyakinan hati) dalam segala gerak langkah dan pekerjaannya. Keberanian untuk melangkah pun semakin kuat. Daya magnet yang menginduksi tubuh juga berefek pada keluwesan serta besarnya daya tarik pengguna batu bada besi ini terhadap manusia disekitarnya disebabkan daya tubuhnya mengandung magnetis alam yang lebih kuat dibandingkan manusia lain di sekitarnya. Keistimewaan Badar Besi ini telah menarik minat para pengrajin dan menjual batu akik untuk memproduksi Badar Besi palsu dengan menggunakan bahan dasar magnet bekas speaker dan lain – lain. Kehati – hatian dan kecermatan sangat diperlukan dalam memastikan keaslian batu Badar Besi Luk Ula. Grade Magnetis Alam Makro dalam Badar Besi juga bertingkat – tingkat sesuai dengan jenis dan warna bahan dasar batuan. Perbedaan Grade ini berkaitan erat dengan besar kecilnya daya tarik magnetis si pemakai batuan terhadap manusia dan lingkungan di sekitarnya.

Batu Galih Asem Sungai Luk Ula

14 Saturday Apr 2012

Posted by batumulialukula in Batu Luk ULa, Foto Batu, Macam macam Batu Luk Ula

Tags

batu fosil galih asem, batu galih asem, batu hitam galih asem, batu luk ula, batu sungai luk ula, batuan karangsambung, jenis batu sungai luk ula, macam macam batu luk ula, watu galih asem, watu kali, watu karangsambung

Batu Fosil Galih Asem Sungai Luk Ula

Fosil Galih Asem adalah batuan keras yang terbentuk dari inti batang (kambium) pohon Asem Jawa selama jutaan tahun sehingga mengeras menjadi batuan. Masyarakat Jawa sejak dahulu memiliki fisolofi positif terhadap Galih Asem. Asem Jawa tekenal akan rasa masamnya. Reaksi dari unsur masamnya tidak bisa dihilangkan dengan pemanis atau bahan apapun. Daya masam dari Asem Jawa yang merupakan proses alam makrokosmos ini tersimpan abadi dalam batang inti (kambium) pohon asem yang kemudian bertahan selama berjuta tahun dalam alam dan ketika telah menjadi batuan fosil, meskipun rasa masam sebagai pencitraan luar inderawi (dalam hal ini perasa lidah) telah hilang dan kembali ke alam, akan tetapi daya alam penyusun kemasaman semakin membeku dan memadat dalam fosil tersebut. Daya kuat alam penyusun kemasaman yang tidak bisa ditawarkan inilah yang akan menginduksi enegi keaslian (dalam hal ini kepribadian) manusia pemakai batu akik Galih Asem luk Ula menjadi energi positif berupa kekuatan karakter pribadi si pemakai. Dengan kuatnya karakter pribadi yang termaksimalkan oleh daya induksi statis makrokosmos yang terdapat di dalam fosil batuan Galih Asem akan menambah pancaran kemuliaan pribadi dimata orang lain dan sekitarnya meskipun dari segi materi atau kekayaan sipemakai dalam kategori biasa atau bahkan kurang.

Mulai diketahuinya fosil Galih Asem Luk Ula ini menimbulkan minat para pengrajin akik atau penjual akik untuk memproduksi dan menjual akik biasa kemudian menamainya Galih Asem, tanpa diperlihatkan bahan baku dasarnya. Harga yang kadang tak terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah itu pun sangat disayangkan ketika dibandingkan dengan barangnya yang palsu. Kehati – hatian dan kecermatan sangat diperlukan dalam membeli akik atau batuan fosil Galih Asem Luk Ula. Grade Daya batuan fosil Galih Asem Luk Ula jauh lebih tinggi dibandingkan Galih Asem yang masih berupa kayu yang kebanyakan beredar di pasaran baik sebagai akik maupun kerajinan kayu.

Badar Tawon (Batuan Fosil Terumbu Karang, Rumput Laut, atau Ganggang Laut)

13 Friday Apr 2012

Posted by batumulialukula in Foto Batu

Tags

badar tawon, batu akik badar tawon, batu akik luk ula, batu akik luk ulo, batuan karangsambung, sungai luk ula, sungai luk ulo, watu kali, watu karangsambung, watu luk ulo

Foto Batu akik Badar Tawon

Masyarakat pada umumnya mengira bahwa batuan ini merupakan fosil sarang tawon (lebah) karena bentuknya yang menyerupai sarang lebah, sehingga kemudian disebut dengan Badar Tawon. Batuan ini sesungguhnya adalah fosil dari aneka terumbu karang, rumput laut atau ganggang laut yang karena tuanya akhirnya membatu dengan kekerasan yang luarbiasa, melebihi batuan pada umumnya. Batuan ini hanya terdapat di Luk Ula Karangsambung sebagai bukti geologis bahwa Luk Ula Karangsambung Kebumen memang dahulunya merupakan dasar samudra yang kemudian terangkat pada masa pratersier. Warna dari batuan ini bermacam – macam. Ada yang putih, merah, hijau, biru, kuning, orange dan lain – lain sesuai dengan warna terumbu atau ganggang laut yang menjadi fosil. Meskipun telah membatu dan transparan, akan tetapi bentuk corak tumbuhan asli tidak hilang. Saripati terumbu, rumput laut atau ganggang laut yang mengandung zat – zat yang diperlukan oleh tubuh manusia ini dapat menginduksi pemakainya menjadi enerjik dan fresh sebagai hasil masuknya saripati zat penyusun batuan ke dalam tubuh melalui induksi dan penyerapan. Karena langkanya fosil batuan ini, maka sebuah terobosan baru di bidang pengobatan yang kini telah dikembangkan adalah terapi herbal menggunakan media buatan berbentuk koyo tempel. Badar Tawon sangat baik digunakan sebagai akik atau mata cincin dan kalung bagi kaum wanita yang secara biologis lebih banyak membutuhkan zat – zat yang terkandung dalam terumbu, rumput laut, atau ganggang laut untuk menjaga kesehatan dan keremajaan kulit. Sifat terumbu, rumput laut dan ganggang laut yang cenderung lembut sangat sesuai dengan sifat dasar wanita yang feminim baik tubuh maupun jiwanya. Meski batuan jenis ini sulit dipalsu, ada baiknya untuk tetap melihat batuan bahannya sebelum dibuat akik, agar lebih meyakinkan. Semakin jernih dan transparan batuan ini, daya pancarnya semakin maksimal.

Batuan Luk Ula dan Daya Energinya

13 Friday Apr 2012

Posted by batumulialukula in Batu Luk ULa, Sejarah batu Luk Ula

Tags

batu luk ulo, batu lukulo, batuan karangsambung, daya batu akik, energi batu akik, karangsambung kebumen

Batuan Luk Ula yang memiliki bermacam – macam jenis dan kekhasan tersendiri, memiliki daya manfaat sebagai hasil induksi energi statis makrokosmos yang dikandungnya terhadap energi dinamis mikrokosmos yang terdapat dalam diri manusia (si pemakai atau pemilik batu). Proses ini merupakan proses reaksi alam baik kimia, fisika, kelistrikan, kemagnetan dan lain – lain. Daya yang ditimbulkan dari pemakaian dan kepemilikan batu Luk Ula berbeda dengan batuan – batuan dari daerah lain yang lebih bersifat klenik dan erat dengan pencitraan bahwa batu atau akik identik dengan dunia perdukunan.

Mencari Bahan Dasar di Aliran Sungai Luk Ula Karangsambung

Mencari bahan dasar berupa batuan untuk dijadikan akik di sungai luk Ula sangat sulit. Hal ini disebabkan oleh kegiatan eksplorasi pasir secara besar – besaran yang telah berlangsung lebih dari 25 tahun ini dengan menggunakan mesin sedot, sehingga batuan – batuan mulia ikut tesedot dan terbawa oleh truk pasir ke tempat – tempat konsumen pasir, tidak hanya di dalam kabupaten Kebumen saja, tetapi sampai ke luar kabupaten, dikarenakan kualitas pasir Luk Ula yang dikenal unggul sejak dahulu. Selain aktivitas penambangan pasir, hal lain yang menyebabkan langkanya batuan Luk Ula adalah banyaknya kolektor dari luar kota bahkan macanegara seperti Jepang, Korea, Cina, dan lain – lain yang membeli dan mengangkut bongkahan – bongkahan batuan berkualitas Luk Ula Karangsambung yang tidak jarang menggunakan kendaraan berat. Batuan berupa bongkahan besar tersebut dijadikan hiasan taman bernilai tinggi. Keadaan ini sangat sulit dicegah sebab batuan – batuan ini tidak hanya tersebar di tanah milik LIPI saja, akan tetapi lebih banyak dan beragam di tanah milik warga. Kondisi ekonomi warga yang pas – pasan dan medan pegunungan menjadikan batuan – batuan ini sebagai sumber mata pencaharian warga. Harga murah untuk batu berkualitas tinggi ini tidak menjadi masalah bagi warga yang sehari – harinya mayoritas bergantung pada alam Luk Ula dan Karangsambung. Efek kelangkaan seperti yang terjadi sekarang ini pun tidak dihiraukan warga.

Warga pencari batu dikenal dengan sebutan petani batu. Mencari batu Luk Ula tidak bisa dilakukan setiap saat. Hanya saat debit air surut sajalah batu mulia Luk Ula dengan mudah dicari. Waktu surut ini terjadi pada pagi hari hingga jam 1 siang, pun jika tidak hujan dan banjir. Pencarian yang tidak melawan gerak angin akan lebih memudahkan kita untuk melihat batuan mulia Luk Ula.

Foto Sungai Luk Ula Kebumen

18 Wednesday Apr 2012

Posted by batumulialukula in Foto Batu, Sejarah batu Luk Ula

Tags

Batu Mulia Sungai Luk Ula, batuan karangsambung, batuan sungai luk ula, foto sungai luk ula, foto sungai luk ulo, karangsambung kebumen, sungai luk ula, sungai luk ulo

Menelisik siapakah manusia bagaikan menyelam samudera yang luas untuk mencari dasar yang paling dalam. Alih-alih menemukan dasar samudera, kita terengah-engah untuk segera kembali ke permukaan karena saking pekatnya. Itulah manusia (human being). Tetapi Sokrates kembali berteriak. Gnothi Seauton!.

Salah satu upaya untuk mengenali siapa manusia adalah dengan merambah asal-usulnya.

Berikut penulis memperoleh data, seorang yang berupaya mengumpulkan data-data tentang asal-usul (silsilah) yang bergandeng mulai dari orang tersebut sampai ke beberapa jalur : jalur Timur Tengah (Nabi/ Rasul), jalur wali songo (di Jawa), jalur Raja-raja Islam sampai jalur sampai Raja-Raja Majapahit, Singosari, Tumapel, Mataram Kuno

Gambar 11

Silsilah Bapak Sugeng As-Samsi

Kauman Kutosari Kebumen

Dalam teori asal-usul manusia dikenal adanya evolusi. Evolusi dimaknai sebagai sifat-sifatterwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan inidisebabkan oleh kombinasi tiga proses utama : variasi, reproduksi seksual, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika ‘organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru.

Evolusi di dorong oleh empat mekanisme utama, yaitu mutasi, migrasi, seleksi alam dan hanyutan genetik. Mutasi merupakan perubahan genetik individu yang diwariskan kepada keturunannya yang bisa diakibatkan oleh kesalahan dalam mengkopi gen faktor-faktor luar, seperti zat radioaktif yang masuk kedalam tubuh. Migrasi atau gen flow adalah perpindahan populasi dari suatu tempat ke tempat lain yang berlangsungterus menerus dan lama yang berakibat pada berubahnya angka statistik populasi-populasi tersebut. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris – yang menguntungkan – tetap lestari dan berkembang untuk keberlangsungan hidup. Sementara, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi,adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak dengan seleksi alam. Hanyutan genetik (Genetik Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

(YUSEF RAFIQI, NABI ADAM & PERADABAN NUSANTARA, PT ZAYTUNA UFUK ABADI, JAKARTA, 2013 : 37-38).

Proses Penciptaan dan Kelahiran Adam

Sekarang, pada babak saat mana kita mulai mengenali moyang kita yang sebenarnya, Adam. Agar memudahkan pemahaman, pembahasan inti dari buku ini saya kategorisasikan menjadi beberapa pembahasan yang di bagi pada beberapa bab. Kategorisasi ini didasarkan pada episode prosesi penciptaan dan kelahiran, episode sorga sebagai tempat tinggal Adam sebelum ‘terusir’. Kisah yang menarik dan tidak pernah habis-habisnya diperdebatkan adalah apakah Adam manusia pertama atau bukan? Seperti apakah surga-nya Adam itu? Mengapa setan mampumasuk kedalam surga Adam dan memperdaya Adam dan istrinya hingga terusir dari tempat itu?

Adam adalah bapak manusia. Pada kepercayaan monoteisme, berdasarkan agama Samawi (Yahudi, Nasrani, dan Islam) mempunyai kesimpulan yang sama akan hal tersebut. Dari populasi manusia yang tinggal di bumi ini baik yang terdahulu maupun yang hidup hingga hari ini, mempunyai satu bapak yang sama. Walaupun sampai detik ini belum ada bukti-bukti arkeologis yang menguatkan, Adam diyakini sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Kitab suci ketiga agama monoteisme ini menyebutkan kisah penciptaan Adam sebagai awal mula penciptaan manusia walaupun dalam redaksi dan pemahaman yang berbeda-beda.

Adam bukanlah sosok yang istimewa atau diistimewakan dalam sejarah agama-agama yang ada di bumi ini. Dia tidak disebut-sebut sebagai pencetus agama baru.Tidak pula dikenal sebagai pelopor pembebasanmanusia. Adam adalah sosok misterius yang paling tidak beraturan; antara manusia utuh atau pewaris gen manusia purba, di turunkan langsung dari langit atau dilahirkan. Tidak ada satupun ayat Al-Quran yang secaratersurat menahbiskan Adam sebagai Nabi dan utusan Allah. Tetapi mengapa dia diyakini sebagai nabi dan utusan Allah yang pertama? Ayat-ayat yang mengetengahkan Adam sebagai tema sentral, seperti yang akan kita bahas nanti, tidak mengungkapbapak manusia ini sebagai sosok yang aktif layaknya pribadi yang memiliki keistimewaan. Bahkan, Adam dimunculkan sebagai ‘korban’ dari konspirasi jahat bangsa jin yang bernama Iblis. Nyaris tanpa perlawanan. Dia sosok yang dipersalahkansebagai yang mewariskan dosa asal (original sin). Gara-gara tergoda memakan buah dari pohon terlarang itu, Adam dan seluruh manusia menjadi penghuni bumi ini yang sejatinya tetap kekal di surga itu. Adakah dia mewariskan ‘gen’ dosa hingga sekarang ini?

Di dalam Islam, Adam adalah bapak manusia pertama yang mengemban tugas-tugas kerasulan, walaupun tidak ada satu tekspun didalam Al-Quran yang menyatakan secara jelas tentang kerasulan bapak manusia ini. Apabila kita menelisik ayat-ayat Al-Qur’an, prosesi penciptaan Adam memang tidak diungkap secara utuh. Apabila kita meneliti proses penciptaan manusia dalam konstruksi genetis, maka akan ditemukan bagaimana Adam diciptakan. Bahkan, seperti ;yang akan Anda lihat nanti, Adam ternyata dilahirkan, yang tentu saja, berasal dari pembuahan yang dengan demikian Adam bukanlah manusia yang pertama. Berdasarkan pada penelitian teks-teks Al-Quran maka akan ditemukan suatu kesimpulan yang mengejutkan: Adam bukan siapa-siapa. Dia bukan sosok individu yang bernama ‘Adam’. Dia adalah manusia itu sendiri. Thus, mengapa Allah memunculkan nama ‘Adam’ hanya untuk menyatakan proses penciptaan manusia? Di sinilah keistimewaannya. Adam adalah spesies yang spesial. Dia adalah khalifah di dunia inidiantara banyak sekali manusia.

Kata ‘Adam’ sebagai seorang pribadi yang diyakini sebagai manusia pertama itu dituturkan oleh tiga agama besar; Yahudi, Nasrani dan Islam. Adam diklaim berasal dari tradisi Yahudi mengingat Kitab Kejadian mengungkapkan ‘Adam’ secara berulang-ulang. Mungkin saja kata ‘Adam’ merupakan serapan dari Bahasa Ibrani. Kata ‘Adam’ berakar kata dari ‘Adamah’ yang berarti kerak atau kulit bumi. Dalam Bahasa Arab ‘Adamah al-Ardh’ berarti muka bumi. Kata ini dinisbatkan pada Adamsebagai orang yang mula-mula menjejakkan kakinya di bumi ini. Yang menarik adalah kata ‘Adam’ bisa berarti ‘al-sumrah’ atau ‘warna kulit sawo matang’ sebagaimana Ibnu Abas dan Adh-Dhohak memaknainya demikian.

Analisa Mahfud :

Menurut peneliti, arti kata ‘Adam’ bisa berarti ‘al-sumrah’ atau ‘warna kulit sawomatang’ sebagaimana yang di sampaikan Ulama yang notabene berasal dari Timur Tengah/ Tanah Arab yakni Ibnu Abas dan Adh-Dhohak ini sangat menarik. Sebagaimana kita ketahui semua bahwa ‘warna kulit sawomatang’ adalah warna kulit asli dari orang-orang Indonesia. Jika hal ini secara objektif di akui oleh semua orang, maka dapat di pastikan bahwa ‘Adam adalah asli orang Indonesia/ Nusantara’.

Dengan meneliti asal-usul kata ini, bisa jadi Adam adalah menusia pertama yang berkulit sawo matang yang menjejakkan kakinya di bumi ini. Penelitian struktural ini membawa kita pada suatu hipotesis bahwa Adam berasal dari ras yang berwarna kulit sawo matang. Mungkinkah ada korelasinya dengan penelitian Prof. Dr. Arysio Santos tentang Atlantis sebagai surga yang hilang di bumi Nusantara ini yang di perkuat dengan penelitian Prof. Stephen Oppenheimer dalam Eden in The East yang semakin menguatkan bahwa penyebaran populasi manusia yang ada di bumi ini sesungguhnya bermula dari Sundaland? Dan seperti kita ketahui bahwa penduduk Asia Tenggara rata-rata berwarna kulit ‘Addam atau Sumrah atau sawo matang itu. Dan, semakin membuat kita semakin terhenyak dengan kenyataan bahwa kepercayaan asli suku Baduy di Kanekes Propinsi Banten adalah sebagai ajaran Adam? Mungkinkah, Adam lahir dan menyebar dari sana?

Gambar 12

Suku Baduy Kanekes Banten

Gambar 13

Suku/Kampung Naga Jawa Barat

Ataukah, menurut peneliti, Adam merupakan nenek moyang dari Suku/ kampung Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ? Sebagaimana kita ketahui bahwa Kampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Seperti permukiman Badui, Kampung Naga menjadi objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda pada masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat.

Gambar 14

Suku/Kampung Naga Jawa Barat

Gambar 15

Suku/Kampung Naga Jawa Barat

Untuk menjawab kemungkinan-kemungkinan itu, memang di perlukanpenelitian yang lebih mendalam lagi dengan melibatkan banyak ahli.Analisis struktur bahawa Arab memang sangat terbuka untuk itu.

Mari kita perhatikan ayat-ayat yang berkenaan dengan penciptaan Adam sebagai peletak dasar peradaban manusia pada ayat berikut ini :

øÎ)urtA$s%/uÏps3Í´¯»n=yJù=Ï9ÎoTÎ)×@Ïã%y`ÎûÇÚöF{$#ZpxÿÎ=yz((#þqä9$s%ã@yèøgrBr&$pkÏù`tBßÅ¡øÿã$pkÏùà7Ïÿó¡ouruä!$tBÏe$!$#ß`øtwUurßxÎm7|¡çRx8ÏôJpt¿2â¨Ïds)çRury7s9(tA$s%þÎoTÎ)ãNn=ôãr&$tBwtbqßJn=÷ès?ÇÌÉÈ

30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Inilah dialog purba yang terjadi antara Allah dan malaikat saat mana Allah berfirman kepada malaikat tentang kehendak-Nya sebagai pencipta khalifah. Menarik untuk dikaji lebih jauh tentang struktur bahasa pada ayat ini: di dalam struktur bahasa Arab, “Î)”, adalah harf tawqit (kata penghubung yang menunjukkan waktu) yang berasosiasi pada waktu yang telah lalu. Arti dari kata tersebut bisa berarti ‘ketika’, atau ‘pada saat’. Hal ini menunjukkan bahwa di masa yang lalu Allah telah berfirman kepada malaikat. Kita tidak bisa menduga-duga kapankah waktu yang tepat firman tersebut di ungkapkan kepada malaikat. Namun, peristiwa itu ada dan terjadi di masa yang lalu saat mana Allah hendak menjadikan seorang khalifah di bumi ini. Selanjutnya firman yang di lontarkan kepada malaikat tersebut adalah ZpxÿÎ=yzÚöF{$#Îû×@Ïã%y`ÎoTÎ). Kalimat ×@Ïã%y`, adalah bentuk isim fa’il (subyek pelaku) yang di nisbatkan kepada Allah yang bersifat Pencipta. Allah adalah ‘penjadi atau pencipta’ khalifah di muka bumi ini,

Analisa Mahfud :

dan menurut peneliti, kalimat ×@Ïã%y`lebih tepat jika di artikan sebagai ‘penjadi’, yakni al-wuju>d min al-wuju>d“menjadikan sesuatu dari sesuatu yang sudah ada bahannya”, dan dalam konsep tasawwuf memang Nabi Adam di ciptakan oleh Allah dari Nur Muhammad. Sedang Nur Muhammad inilah yang ‘di ciptakan’ bukan di jadikan. Jika ×@Ïã%y`lebih tepat jika di artikan sebagai ‘penjadi’, maka ‘pencipta’ di sebut dengan kalimat خلقkholaqo’, yang berarti ‘pencipta’ yakni al-wuju>d min al-‘adam mutlaq yakni di ciptakan dari yang awalnya tidak ada bahan sama sekali. Terma @Ïã%y`danخلقtersebut dalam linguistik bahasa Arab di sebut sebagai ‘Anti sinonimitas’ atauفرق لغة’ / furuq lughoh, yakni bahwa Allah membuat struktur kalimat bahasa Arab, tidak tepat jika terdapat dua/ tiga kalimat dalam al-Quran kita maknai dengan makna yang sama.

Yusep :

Dengan demikian, terjemahan untuk frasa menjadi Sesungguhnya Akuadalah penjadi khalifah di muka bumi. Makna potongan ayat itu adalah pernyataan Allah kepada malaikat bahwa sesungguhnya Aku (Allah) adalah penjadi atau pencipta khalifah di muka bumi ini. Suatu sifat yang melekat pada Zat Allah sebagaimana sifat kha>liq’ yang senantiasa menciptakan makhluk-makhluk dari sejak awal hingga akhir nanti. Allah adalah pencipta khalifah di bumi ini dari sejak bumi ini tercipta hingga di lenyapkan. Hal ini berimplikasi pada: ada banyakkhalifah-khalifah di masa lalu-jauh sebelum dialog purba dalam ayat ini terjadi dan sebelum Adam dilahirkan-yang menjadi khalifah di bumi.dengan demikian Adama bukanlah khalifah pertama.

Selanjutnya, Kalimat ‘×@Ïã%y`berfungsi sebagai fi’il mudha>ri’ (Present Progresive Tense, kata kerja yang menunjukkan waktu sekarang dan yang akan datang). Terjemah untuk frasa tersebut menjadi ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di muka bumi ini’. Hal ini akan berimplikasi pada suatu asumsi : tidak ada khalifah- bukan tidak ada manusia- di bumi sebelum dialog purba ini karena Allah hendak menjadikan seseorang untuk menjadi khalifah. Atau mungkin saja ada khalifah di bumi, namun Adam akan di jadikan khalifah pengganti khalifah sebelumnya. Ada semacam suksesi kekhalifahan dari kekhalifahan sebelumnya. Perlu di catat bahwa Allah hendak menjadikan “khalifah”, bukan hendak menciptakan “manusia” sebagai individu.

Apabila kita menerjemahkan frasa tersebut mengikuti pola yang pertama (sebagai isim fa’il), maka arti yang di ambil benar-benar tekstual dan sesuai dengan kehendak teksnya. Sebaliknya, apabila pola yang kedua (fa’il bi ma’na fi’il mudhari’) yang kita gunakan, maka ranah tafsir/asumsiuntuk pengertian frasa tersebut sudah mulai masuk. Apapun pola atau struktur kalimat yang kita gunakan untuk kalimat @Ïã%y`, ayat tersebut tidak menunjukkan bahwa Adam adalah manusia pertama. Kemungkinan sebagai khalifah yang pertama lebih mendekati dari pada manusia yang pertama. Ada banyak manusia-manusia sebelum Adamdi dunia ini yang belum berkhalifah. Huruf w (konjungsi atau kata sambung) di awal ayat lebih mempertegas asumsi dan mempunyai korelasi yang kuat apabila di kaitkan dengan dua ayat sebelumnya yang mengutarakan bahwa segala kehidupan dan kematian adalah kenyataan yang tidak boleh diingkari, bahwa segala apa yang ada di bumi ini disediakan untuk manusia. Dengan demikian, diperlukan suatu kekhalifahan untuk mengarahkan apa saja yang ada di dunia ini. Allah menyatakan sifatnya itu sebagai penjadi/ pencipta khalifah di bumi demi kebaikan manusianya. Adam adalah manusia yang bertransformasi dari manusia biasa yang selanjutnya menjadi khlaifah.

Kalimat khalifah – baik dalam bentuk tunggal maupun jamak – di sebutkan sembilan kali di dalam Al-Quran, yakni :

Semuanya menunjuk pada khalifah di muka bumi ini. Kebanyakan terjemah Al-Quran dari beragam penerbitan di negeriini memakanai khalifah sebagai penguasa di muka bumi. Hanna E.Kassis dalam A Concordanceof the Qur’an sebagaimana yang di kutip oleh Prof. Dr. Dawam Raharjo, memberikan definisi khalifah sebagai wakil (a viceroy), pengganti/ suksesi (succesor). Hanna E. Kassis menurunkan kata ini berdasarkan akar kata kh-l-f yang berartimenggantikan (to succed), menjadi pengganti (to be successor), mengambil, menjemput (to come after), menggantikan tempat seseorang setelah seseorang meninggalkan suatu tempat, seseorang yang tertinggal, ketinggalan, di tinggalkan (one who stays behind). Namun, secara umum bahwa kalimat khalifah mempunyai makna sebagai kata benda “pengganti atau pewaris”. Pembahasan lebih lanjut tentang pengertian khalifah ini, akan saya ulas pada bab khusus tentangnya.

ZpxÿÎ=yzÚöF{$#Îû×@Ïã%y`ÎoTÎ)Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9/utA$s%øÎ)ur

BIODATA

Nama: Mokhamad Mahfud, S. Sos. I, M. Si binti Isti Chamidah bin KH.Muhammad ‘Ali,lahir pada tanggal 13 Juli 1977 di Kebumen, Jawa Tengah. Saat ini penulis tinggal di: Dusun Kaliputih, RT: 45, Desa Pendowoharjo; Kecamatan Sewon; Kabupaten Bantul; Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Indonesia. Nama ayah adalah Alm. K.H. R. Mokhamad Syamsi dan nama ibu adalahRr. Isti Chamidah.

Istri penulis adalah seorang putri cantik Bantul yakni Surtikanti, S.Sos.I. putra ganteng yang selalu mendampingi disaat berkarya, yaitu: Ahmad Balya Gibran Mahfud.

Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat dasar di SDN Kutosari IV, menengah di SMPN 2 Kebumen, dan tingkat atas MAN 1 Kebumen, sambil nyantri di Pondok Pesantren Al-Huda Jetis Kutosari Kebumen, di bawah asuhan K.H. Wahib Mahfud. Pada tahun 1996, hijrah ke Jogjakarta untuk melanjutkan studi S1 di Fakultas Dakwah jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Sunan Kalijaga, sambil nyantri juga di Pondok Pesantern Wahid Hasyim Jogjakarta, di bawah asuhan K.H. ‘Abdul Hadi. Pada tahun 2002, setelah menamatkan pendidikan sarjana, langsung bekerja di Perusahaan Farmasi Medifarma Laboratories, adalah Perusahaan Farmasi PMA (Penananm Modal Asing) dari Filipina sampai dengan tahun 2005, sebagai Medical Representative (MR), dan pernah berprestasi menjadi TERBAIK dalam lomba REVALIDA (Lomba presentasi produk) tingkat Nasional yang di adakan oleh perusahaan selama tiga kali berturut turut (2003-2005), dan memperoleh trip winner ke Singapura dua hari satu malam pada tahun 2005. Pada tahun 2005, juga melanjutkan ke pendidikan jenjangmagister di UNS Surakarta, jurusan Ilmu Komunikasi konsentrasi Manajemen Komunikasi. Saat ini sebagai DOSEN PRODI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL dan HUMANIORA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA danpengampu matakuliah Komunikasi Pemasaran,Manajemen Periklanan, Perilaku Konsumen, Perencanaan Media Periklanan dll. Salah satu riset yang telah dibukukan dan di tulis bersama Dr. Waryani Fajar Riyanto di antaranya adalah NAGA-RA ATLANTIS PURBA, WAYANG, KOMUNIKASI ISLAM(I) dll.Dan artikelpeneliti yang pernah di muat di surat kabar yakni :,kemudian artikel yang di muat di Jurnal Profetik Prodi Ilmu Komunikasi, di antaranya yakni :

Saat initer-bai‘at juga menjadi murid at-Tariqah ad-Dusuqiyyah al-Muhammadiyyah (simbolnya adalah bendera yang berwarna Kuning, Putih dan Hijau), di bawah asuhan wali mursyid agung, Syaikh Mukhtar ‘Ali Muhammad ad-Dusuqi ra. Syaikh Mukhtar ra sendiri adalah murid dari Syaikh Muhammad ‘Usman ‘Abduh al-Burhani ra (Mursyid at-Tariqah al-Burhamiyyah). Sejak ter-ba‘it tarekat ini, peneliti mulai banyak mempelajari buku-buku tentang Sejarah-Sejarah Peradaban Purba baik Peradaban Dunia khususnya Indonesia, peneliti jugamempelajari secara mendalam filsafat integralisme dan filsafat sufisme.

Selain beberapa hal di atas, sekarang di percaya memegang amanah sebagai Pimpinan Utama At-Toriqoh Ad Dusuqiyyah Al-Muhammadiyyah Propinsi DIY, Koordinator Divisi Sejarah Paguyuban Sanggrahing Lokika Yogyakarta.

Yogyakarta, 25 Desember 2012

Tertanda

“Khadimul ‘Kaun

(Natural Service)

Mokhamad Mahfud., S. Sos.I,M.Si.

[HP: 085 743 609 111]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun