Para pemburu memasuki hutan lindung
yang ternyata, tidak semelindungi itu.
Kayu-kayu meraung. Perutnya kesakitan.
Floem payah. Ia rayu xilem agar tetap minum
"Tahan lapar kita dengan kapur," sarannya.
Daun-daun menangis tiap pagi dan petang
Lamina berupaya mengusap titik demi titik
tapi pucuk tak terbendung mencurahkan garis.
Akar-akar yang bermimpi tinggi, sudah tertindas sejak lahir.
Mau tidak mau harus padam, tetap mengakar.
Mengindahkan hajat-hajat langit dan
hasrat orang-orang penting
setinggi langit.
Para pemburu memasuki hutan lindung
yang ternyata, tidak senyaman itu.
Mereka berangkat dengan tangan kosong
Bahkan rumput dan semak tidak peduli.
Pepohonan juga enggan memberi upah
sekalipun dengan daun tua yang gugur
di depan mata mereka.
Mereka hanya membawa beban
di pundak
Semangkuk pemuas dan perbekalan
di perut
Senapan laras panjang yang diasah pikiran
di punggung
dan sehebat-hebat harapan;
Apakah ada seekor mangsa yang berhasil tertembak
pincang?
atau malah sukses mengajarkan rusa cara melarikan diri
kencang?
Yogyakarta, 2023
Gambar pinjam: 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H