Mohon tunggu...
Abby Crisma
Abby Crisma Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Allah Biasa | Anak'e Ibu | Citizens

Simply, writing for relaxing.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kereta Luncur

24 Mei 2023   19:46 Diperbarui: 25 Mei 2023   12:17 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Layaknya kereta luncur saat awalan,
menyala pada titik kelahiran
Denyut membara
terjang lintasan kehidupan.
Menanjak, berkelok
terhias tangis dan tawa
semua melepas sukacita.

Itu pasti berakhir,
layaknya kereta luncur di penghujung.
Berhenti pada titik semula
beranjak dari asalnya.
Sama saja.
Terbalut pula tangis dan tawa

Yang berbeda
Tangis adalah mereka terpaksa.
Tawa, oleh siapapun yang rela
dan legawa.

Baca juga: Restu

Mesin itu dikendalikan malaikat maut.
Tapi para penumpang, tetap berdaya terhadap pikiran dan tubuhnya
yang meskipun sepanjang itu juga

kereta luncur selalu menggantungnya

Yogyakarta, 2023

Pinjam gambar: 1

Baca juga: Cendrawasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Angkuh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun