Aku penah bersorak
menegaskanmu pekik
kalau aku mencintaimu
hingga menusuk bola mata itu
berselancar di saraf dan pembuluh
mengambil peran degupanmu.
Bukan masalah bagiku sirna di debar kesekian, seperti
saat aku berkelana di ujung kaki, sedang lututmu diamputasi
ketika aku terletak di garis tangan, selagi lenganmu tergerus
atau saat berada di ubun-ubun, namun kepalamu pecah
karena aku.
Secacat apapun tubuhmu
dan biarpun Tuhan berfirman
"Paras luar biasa itu musnah."
aku berjanji secara utuh
tidak akan menjauh
menuju bimbang
lalu hilang.
Diri ini lenyap bukanlah persoalan
Cantikmu musnah pun tidak masalah.
Adapun yang kutakutkan: kehilangan
Kehilangan alasan mencintaimu.
Dan jangan pula sekali-kali
sampai kau berkata
"Mencintaiku tanpa alasan."
sebab itu bakalan
mendorong aku
angkat kaki
lalu mati.
Bila alasanku dan alasanmu
telah hilang
apa yang hendak disimpulkan?
Yogyakarta, 2023
Gambar dipinjam dari 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H