Dalam tiada, hatiku mendiktemu
Dalam lekang, tanganku mencacimu
Dalam lelap, mulutku menghardikmu
Dalam gelap, mataku.. mata ini menderu
Namun, kau tetap bersaksi
Selalu ada, untuk yang tiada
Selalu kinasih, bagi tiap jerih
Selalu tegar, dari ragam cecar
Selalu melihat, apa yang tak kasat
pikiran, perangai, dan urat nadi kami.
Tenggalam dirimu pada ba'
di mana baik dan buruk ialah
biji yang harus ditanam Â
sedalam tanggul ba'
Basirun
Badanmu berselancar di lengkungan shod
melambai riang gembira, memanggil
benih-benih, "Ayo, bertumbuhlah!"
lekas tebar manfaat bagi semesta
Basirun
Bibirmu sumringah bagai ro'
menyapa siapa saja yang lara
kecewa atas kehidupannya
yang belum berkembang
menjadi pohon-pohon
rindang.
Basirun
Dzatmu berkuasa dari titik
bertahta sepanjang garis
dan rahmat dari
nafasnya.Â