Apa yang paling berharga dari pernikahan kita?
Hmm.
Aku cukup hargai matamu.
Meski tak tahu berapa pasnya...
...pastinya itu barang mewah, tidak murahan.
Kelopakmu saja sudah anggun.
Buka-tutup...
...kelakuan polosku kibas rokmu yang beringas.
Apalagi retina itu, bak berlian
kelap-kelip...
...sinyal kancing bajumu merengek minta dilepas
Dari kedip matamu juga aku dengar
bunyi lensa yang kau pakai ngintip
dan memotret aku yang telanjang.
Dari saraf optikmu pula aku teringat
kartu SD yang belum kukembalikan
usai kau merekam persetebuhan kita
di studio merah bejibun lampu sorot
pancarkan vibrasi gairah keberkahan.Â
Dan dari bulat matamu, aku tertambat
pada lezat cita rasa dan aroma tubuhmu.
Alasan lidahku berkelana.
Tapi panas-pedas lehermu buat papila iritasi.
Lidahku yang kelu, pun tanpa sengaja menjerit sesuatu
"Pertahankan peluk ini, hingga matamu klimaks."
Ketika matamu yang jelalatan
tertidur lelah dalam keranjang mataku
maka selamat bernostalgia lagi, Sayang
peribadatan porno, sal muasal anak-anakmu;
yang paling berharga sejauh pernikahan kita.
Yogyakarta, 2023Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H