Perlu diketahui juga. David Pannick adalah sosok dibalik lolosnya City dari hukuman UEFA 2020 lalu. Singkatnya, skuad Guardiola dilarang bermain di Liga Champions selama dua tahun. Atas kecerdasan Pannick, klub pun menang banding. Alhasil, Court of Arbitration for Sport (CAS) melepas sanksi tersebut. City cuma perlu membayar 30 juta euro guna membersihkan nama mereka.
Artinya, sang advokat sudah terlibat banyak dengan City. Dia berperan besar dalam dua kasus yang melanda klub, termasuk yang baru-baru ini. Jadi, sudah sepantasnya para penggemar menganggap Pannick sebagai bagian dari keluarga besar klub.Â
"Anggap saja rumah sendiri," barangkali ucap seorang penggemar.
Adegan Keempat
Tidak hanya spanduk buat Pannick saja. Para penggemar City juga menyanyikan beberapa chants. Kegeraman mereka terhadap tuduhan liga sudah membara, sampai bawa-bawa owner dan klub sendiri untuk dijadikan bahan satir serta olok-olokan.Â
Ini sungguhan. Keduanya sontak dijadikan inspirasi chants mereka: 'Kami Man City, Kami akan Curang Kapapun Kami Mau'Â dan 'Sheikh Mansour, My Lord'.Â
Khusus nyanyian yang disebutkan pertama, itu kabarnya baru diciptakan belakangan ini, pasca City tersandung kasus minggu lalu. Chants itu merupakan sindiran kepada beberapa pihak.Â
Terutama pengelola liga, klub-klub saingan City, dan media yang acap kali kontra dengan City. Mereka doyan menggiring opini buruk tentang klub. Itu akhirnya membuat khalayak memvonis City sebagai tersangka. Buktinya, belum ada pihak berwenang yang menyatakan klub bersalah. Apalagi sampai menentukan sanksi buat City.
Karena demikian, para penggemar menyanyikan suara hati mayoritas Citizens melalui chants tersebut. "Terima saja dipanggil sebagai klub curang. Dengan uang segunung, City bisa curang kapanpun mereka mau. Jadi silahkan diselidiki, Sialan," sekiranya begitu batin mereka kesal.   Â
Menariknya, orang-orang dibalik sound system stadion juga tidak mau kalah. Mereka turut serta memeriahkan. Lagu Glad All Over seketika diputar, untuk dinyanyikan bersama oleh seluruh fans City yang memenuhi tribun.Â
Rupanya, lagu tersebut adalah persembahan untuk sang entrenador, Pep Guardiola. Dia yang terus berdedikasi bagi klub hampir delapan tahun lamanya. Hingga kini di situasi terburuk pun, Guardiola tetap setia mendukung penuh orang-orang City: skuad asuhannya, rekan pelatih, manajemen klub, staf, dan tentu para penggemar.Â
Bagi fans City, mempunyai Guardiola di tim adalah sebuah keberuntungan yang takkan pernah terulang. Tentu saja, sekali dalam seumur hidup. Semua setuju, banyaknya trofi yang Guardiola berikan kepada City tentu memberikan kesan. Akan tetapi, ada sesuatu yang lebih dari itu.